KAJIAN KITAB

AZWAJA

ASBABUN NUZUL

Latest Updates

Showing posts with label Profil Pondok Pesantren. Show all posts
Showing posts with label Profil Pondok Pesantren. Show all posts

Profil dan sejarah Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati Jawa Tengah yang Berdiri sejak Tahun 1902

March 23, 2018


Profil dan sejarah Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati Jawa Tengah yang Berdiri sejak Tahun 1902
Profil dan sejarah Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati Jawa Tengah yang Berdiri sejak Tahun 1902


Benangmerahdasi 
-Kali ini masih Mengulas pondok Pesantren di daerah jawa tengah tepatnya di Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati Jawa Tengah yang di asuh oleh KH. Siraj Ishaq dan KH. Baidhowi Siraj. Berikut Profil, Kelengkapan fasilitas dan kegiatan dll.

PONDOK PESANTREN
SALAFIYAH KAJEN PATI

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati
Alamat : Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah
Telp : 0295-4150037, fax : 0294-4150409
Web site : http://www.salafiyahkajen.com/
Pendiri : KH. Siraj Ishaq dan KH Baidhowi Siraj
Tahun Berdiri : 1902
Pengasuh : KH. Asmui Hasan, KH. Ubaidillah Wahab

Pada sekitar tahun 1900 bentuk pesantren di Kajen mulai berbentuk klasikal atau dapat dikata mulai tertata rapi meski belum berwujud madrasah/sekolah. Adalah KH. Nawawi putra KH. Abdullah yang memprakarsai berdirinya Pondok Kulon Banon yang dikemudian hari bernama Taman Pendidikan Islam Indonesia (TPII). Selang dua tahun di susul oleh KH. Siroj, putra KH. Ishaq juga mendirikan Pondok Wetan Banon yang dikemudia hari bernama Salafiyah.

Pada masanya, karena beliau sebelumnya seorang saudagar kaya raya, maka tak mudah untuk mendirikan beberapa pondokan dan satu musholla. Musholla di depan rumahnya merupakan tempat pada mana orang menimba ilmu dari beliau. Tempatnya yang pinggir jalan persis membuat orangmudah mengenalnya.

Disertai dengan bangunan besar dari kayu di seberang jalan, KH. Siroj memulai pengajian-pengajian tentang keagamaan dan kemasyarakatan. Dengan kelebihannya yang mendapatkan ilmu ladunni, para santrinya pun semakin hari semakin bertambah. Inilah awal yang baik bagi Yayasan Salafiyah yang disertai dengan keikhlasan dan kebersahajaan pendirinya. Semoga benih yang telah ditanam KH. Siroj ini betul-betul dirawat oleh keturunannya secara benar dan amanah.

Kemajuan Pesantren Wetan Banon yang cukup pesat tidak dapat dipisahkan dari kepribadian KH. Siroj yang merupakan ulama dan ilmuwan ternama. Para murid senior yang juga keluarga dekatnya, mendapat kesempatan untuk membantu mengelola pesantren dan mempunyai andil dalam kemajuan pesantren.

Para santri tertarik dengan sistem pengajaran yang diberikan olehnya. Dapat dilihat muridnya seperti KH. Bisri Syamsuri yang menjadi ulama besar di Denanyar Jombang, atau KH. Hambali yang menjadi tokoh terkemuka di Waturoyo. Pondok Wetan Banon ini dipegang oleh KH. Siroj selama 26 tahun dalam kondisi ketegangan politik oleh kolonial Belanda.

Sepeninggalan KH. Siroj pada tahun 1928, Pondok Wetan Banon ini diasuh oleh putranya, KH. Baedlowie dan KH.Hambali. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 1935 barulah duet kepemimpinan ini membuka Madrasah yang dinamakan Madrasah Salafiyah. Madrasah ini dibangun tiga tahun setelah Madrasah Matholiul Falah yang dirikan oleh KH. Thohir, KH Durri, KH. Mahfudz dan KH. Abdullah Salam dari Kajen Kulon Banon dan Pol garut.

Madrasah Salafiyah dibangun di samping rumah dan pondok Wetan Banon bagian timur yang kebetulan KH. Siroj memberikan tanah itu untuk dikelola oleh KH Baedlowie. Saat Salafiyah dipegang oleh sosok kharismatik KH Hambali dan KH Baedlowi, Madrasah sebagai pelengkap dari pengajaran agama di pesantren tersebut tampak pola-pola pengelolaannya yang masih digarap secara individual.
Baca Juga: Profil dan sejarah pondok pesantren Raudlatul Ulum Pati Jawa Tengah
Penamaan Salafiyah ini akhirnya lebih kentara dan dikenal oleh khalayak ramai untuk pesantrennya juga. Makanya masyrakat kemudian menyebut Madrasah Salafiyah tidak lepas dari Pondoknya, yaitu Pondok Wetan Banon yang kemudian entah mulai kapan berganti dengan Pondok Salafiyah. Hanya sekitar enam tahun madrasah ini melakukan aktifitasnya, namun sejak masa pendudukan fasis militer Jepang (1942) madrasah ditutup sementara.

Kajen menjadi tempat yang diawasi secara ketat. Beberapa pengelola Madrasah Salafiyah ikut terjun ke kancah politik perjuangan, seperti ke Hisbullah atau menangani keagamaan di Pemerintah (sekarang KEMENAG).

B. ORGANISASI KEAGAMAAN

Pondok pesantren Salafiyah pada awalnya adalah milik perorangan dengan sistem manajemen “tradisional”, sehingga kyai merupakan figur sentral dalam pengambilan keputusan. Pada perkembangan selanjutnya, pengasuh bersama dengan pengurus sepakat membentuk yayasan dengan nama Yayasan as Salafiyah pada 2 Pebruari 1981. Yayasan tersebut disamping mengelola kegiatan pendidikan pondok, juga mengelola pendidikan formal.

C. KEGIATAN PENDIDIKAN

Pendidikan Formal : MTs, dan MA. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum Kementerian Agama

Pendidikan Kepesantrenan : Jenis kegiatan pendidikan pesantren yang diselenggarakan adalah kajian kitab salafi dengan materi fiqih, ushul fiqih, tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, akhlak/tasawuf. Tafsir al Qur’an, mustalah hadits, qowaidul fiqih, ilmu falak, tajwid, filsafat dan sejarah Islam.

Kitab yang digunakan adalah : Fathul Qorib, Tahrir, Fathul Muin, Kifayatul Akhyar, Lathoiful Isyarat, Ghoyatul Wusul, Jurumiyah, Imrithy, Alfiyah, Maqsud, Qowa’idul I’lal, Qowaidul Lughoh Arobiyah, Akhlauk Banin, Tafsir Jalalain, Bulughul Marom, al Baiquni, ad Durusul Falakiyah, Tuhfatul Athfal

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan meliputi pengembangan fisik da non fisik. Pengembangan fisik meliputi penambahan dan perbaikan sarana atau fasilitas pondok. Sementara pengembangan non fisik yang dilakukan yaitu mengembangkan partisipasi para alumni, masyarakat dan keluarga besar pondok, memperluas jaringan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai kalangan terutama Kemenag untuk meningkatkan kualitas MTs dan MA

Sareng yai Fa Qih kalian ning Isma Rodliyati

Source :
Direktori_pesantren
KemenagRI

DASI Dagelan Santri Indonesia 

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Pati Jawa Tengah

March 11, 2018


Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Pati Jawa Tengah
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Pati Jawa Tengah

Benangmerahdasi  - Profil dan sejarah pondok pesantren Raudlatul Ulum Pati Jawa Tengah

PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM PATI

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Raudlatul Ulum
Alamat : Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa Tengah
Telp : 0295-471701, 453235
Web site : https://ypruguyangan.com
Pendiri : KH. Suyuthi Abdul Qadir
Tahun Berdiri : 1950
Pengasuh : KH M. Najib Suyuthi

Pondok pesantren Raudlatul Ulum yang berarti Taman Ilmu, merupakan pesantren terkenal di kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pontren yang secara geografis terletak di desa Guyangan kecamatan Trangkil kabupaten Pati berada persis di pesisir utara laut Jawa. Untuk sampai ke pesantren ini harus menempuh jarak sekitar 14 km dari kabupaten Pati.

Pontren yang didirikan pada 1950 oleh al Maghfurullah KH Suyuthi Abdul Qadir, telah banyak mengukir prestasi baik di tingkat kabupaten, propinsi dan nasional. Para santri yang menuntut ilmu di Raudlatul Ulum banyak yang berasal dari berbagai daerah luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku dan propinsi lainnya.

Pondok Pesantren yang semula hanya memiliki belasan santri, kini memiliki ribuan santri dari berbagai jenjang pendidikan. Ketertarikan masyarakat untuk menuntut ilmu di pondok pesantren Raudlatul Ulum karena pesantren ini dalam pembelajarannya menerapkan pola Twinning Program yaitu pola pembelajaran ilmu-ilmu duniawiyah dan ilmu-ilmu ukhrowiyah.

Selain itu pesantren ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendidikan dan sarana penunjang kegiatan santri yang representatif seperti laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium IPA, Workshop , Kopontren, Perpustakaan, Marching Band, Warnet, dan lain-lain.

KH Suyuthi Abdul Qadir dikenal oleh masyarakat desa Guyangan da sekitarnya sebagai seorang pendidik yang mempunyai sifat wara’ dan ikhlas, beliau juga merupakan konsultan agama, tempat masyarakat bertanya dan meminta fatwa. Karena itulah beliau dipercaya sebagai Rois Syuriah Nahdlatul Ulama kabupaten Pati.

Beliau juga merupakan sosok ulama yang tak pernah lelah menimba ilmu. Perjalanan pengembaraannya diawali pada tahun 1921, nyantri di Pontren Jamsaren, Solo. Kemudian dilanjutkan ke Pontren Kasingan, Rembang pada tahun 1923. Sedangkan pada 1926 beliau nyantri di Tebu Ireng, Jombang dan hijrah ke Bangkalan Madura.

KH. Suyuthi merasakan ilmu yang didapatnya belum cukup, akhirnya memutuskan untuk menimba ilmu di Makkah selama 5 tahun. Sekembalinya dari Makkah, ia mengajar di pesantren Sedayu Gresik.

Pada tahun 1933 beliau kembali belajar pada KH Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebu Ireng Jombang.
Dari proses pengembaraan keilmuannya tersebut, KH Suyuthi bersama teman-temannya akhirnya mendirikan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat lingkungannya.

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum yang dibangun pada tahun 1950 di atas tanah seluas 3 Ha, dalam perkembangannya dibentuk Yayasan Perguruan Raudlatul Ulum (YPRU) pada 26 Januari 1972. Keberadaan yayasan tersebut membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas dan manajemen pengelolaan Raudlatul Ulum. Ruang kelas tempat para santri menimba ilmu yang semula dari bangunan permanen yang cukup megah dan representatif.

Di tengah kemajuan yang dialami Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, pada Septembe 1979, KH Suyuthi Abdul Qadir wafat, kemudian Pondok Pesantren Raudlatul Ulum diasuh oleh putranya KH Salim Suyuthi Abdul Qadir sampai beliau wafat (tahun 2000).

Kemudian dilanjutkan oleh putra beliau lainnya yaitu Drs. KH.M Humam Suyuthi, M.HI (wafat tahun 2010) dan KH. Faruq Suyuthi . Saat ini pengasuh ponpes Raudlatul Ulum adalah Drs KH. M. Najib Suyuthi. Selain itu juga dibantu oleh santri senior yang ada di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum.

Kepedulian masyarakat serta kepercayaan yang telah diberikan kepada pesantren ini sangat tak ternilai harganya. Jalinan kerjasama yang telah dibina itu benar-benar telah menempatkan pesantren pada posisi yang sebenarnya yaitu sebagai agent of change sehingga tidak mengherankan apabila grafik penerimaan santri dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Rumah sakit as Suyuthiyah menjadi bukti pesantren ini sangat peduli kesehatan santri dan warga sekitar.

Baca Juga: Profil dan sejarah pondok pesantren Maslakul Huda Pati Jawa Tengah 

B. CIRI KHAS PESANTREN

Yang menjadi ciri khusus atau keunggulan ponpes Raudlatul Ulum adalah dalam hal kajian kitab kuning dan penguasaan bahasa Arab. Para santri dituntut untuk mapu berbicara bahasa Arab baik secara pasif maupun secara aktif. Santri harus menguasai 4 kemampuan (maharoh) berbahasa Arab, yaitu : Maharotul qiroah (reading skill), maharotul kitabah (writing skill), maharotut takallum (speaking skill) dan maharotul istima’ (listening skill).

Untuk kepentingan tersebut, sejak tahun 1991 sampai sekarang pesantren Raudlatul Ulum menjalin kerjasama dengan al Azhar Kairo Mesir.
Visi pesantren Raudlatul Ulum yaitu “Selangkah Lebih Maju dalam Prestasi dengan Ilmu Amaliyah dan Amal Ilmiyah”

C. KEGIATAN PENDIDIKAN

Dalam hal kurikulum, pesantren Raudlatul Ulum menerapkan pola integrated system yaitu memadukan kurikulum Kementerian Agama denga kurikulum muatan lokal (ulumid diniyah). Melalui sistem tersebut, pesantren mengajarkan berbagai ilmu agama, seperti Fathul Wahhab, Tuhfatut Thullab, Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Ghayatul Wushul, Lathoiful Isyaarat, Ushul Fiqih, Tajridus Sharih, Minhatul Mughits, Bulughul Maram, Arba’in Nawawi, Alfiyah Ibnu Malik, Imrithy, Jurumiyah, Kailany, Nahwu Wadhih 1-3, Amtsilatut Tashrifiyyah, Tafsir Jalalain, Al Asybah wa Nadhoir, Tarikh Tasri’ al Islamy, dan sebagainya.

Pondok pesantren Raudlatul Ulum juga menyelenggarakan berbaai unit pendidikan dan lembaga penunjang antara lain : TK (YPRU), MI (ter akreditasi B), Madin, MTs (terakreditasi A Kemenag RI dan disamakan Al Azhar Kairo Mesir), MA (IPA, IPS, Bahasa), LPPBA (Lembaga Peningkatan dan Penguasaan Bahasa Arab), LP-YPRU (Lembaga Perekonomian YPRU), PIK2M (Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga Maslahah), ECC (English Conversation Club) YPRU putri, ESP (English Speaking Programme) YPRU putra, Pondok Pesantren (putra putri), Kopontren, workshop jahit dan bordir, dan majelis ta’lim

D. PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH

Dari tahun ke tahun pondok pesantren Raudlatul Ulum selalu meraih prestasi gemilang bak di bidang intelektual, olahraga dan seni mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Prestasi tingkat nasional antara lain masuk sepuluh besar debat bahasa Inggris, Musabaqah Fahmi Kutubit Turats (MFKT) di Jambi, Juara 1, Juara III, Juara Harapan II dan III pada Lomba Penulisan Proposal Wirasantri Mandiri Tingkat Nasional di Solo, menjuarai Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK) tingkat nasional di Bajarmasin (Tingkat Ula Bidang Akhlak, Lughoh dan Tafsir) serta Juara Lomba Mengarang Berbahasa Inggris Tingkat Nasional, Juara II bidang Nahwu dan Tarikh pada MFKT Tingkat Nasional di NTB.

Alumni pesantren Raudlatul Ulum tercatat melanjutkan pengembaraan intelektualnya di 31 kampus baik negeri maupun swasta di dalam negeri, selebihnya 11 kampus mancanegara, mayoritas di al Azhar Kairo Mesir.

Source :
Direktori pesantren
Kemenag RI
Oleh: Ning Shakira Nahal

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati Jawa Tengah

March 01, 2018


Kampung Polgarut Utara Kajen Margoyoso Pati Jateng
Benangmerahdasi  -Profil Pondok Pesantren Maslakul Huda Kampung Polgarut Utara Kajen Margoyoso Pati Jateng


PONDOK PESANTREN MASLAKUL HUDA PATI

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Maslakul Huda
Alamat : Kampung Polgarut Utara Kajen Margoyoso Pati Jateng
Telp : 0295-452383, 452333
Web site : www.maslakulhuda.net
Pendiri : KH. Mahfudh bin Abdus Salam
Tahun Berdiri : 1910
Pengasuh : KH Abdul Ghaffar Rozin

Pondok Pesantren Maslakul Huda didirikan oleh KH Mahfudh bin Abdus Salam pada 1910. Pondok Pesantren ini lahir di tengah-tengah pergolakan perjuangan kemerdekaan untuk mengusir penjajah dari muka bumi Nusantara. Lembaga ini berorientasi pada pengembangan Tafaqquh fid din, berusaha mempersiapkan manusia yang saleh melalui pendekatan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Di samping pesantren putra, Pondok Pesantren Maslakul Huda juga memiliki pesantren putri. Pemrakarsa berdirinya pesantren putri adalah Dra. Hj. Nafsiyah Sahal, istri KH. MA Sahal Mahfudh. Semula keinginan untuk mendirikan pesantren putri tidak mendapat izin dari suaminya, mengingat beratnya mengurus santri putri. Baru pada 1979 pesantren putri ini didirikan.

Pesantren putri diawali dengan musholla, kemudian ditambah dengan 4 lokal dan menyusul 3 lokal berikutnya. Pesantren ini dibawah naungan Yayasan Nur Salam. Pendirian ini dalam rangka ikut memberikan sumbangsih kepada nusa, bangsa, dan agam. Wujudnya dengan pemekaran ilmu, pembentukan watak, serta kepribadian yang islami. Semua itu demi hilangnya kebodohan dan keterbelakangan serta menjadika insan yang menguasai iptek sekaligus imtaq. Pesantren ini memiliki organisasi kelembagaan sebagai berikut :

1. Pesantren putra ( Maslakul Huda I, 1910)
2. Pesantren putri ( Al Bada’iyyah, 1979)
3. Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat ( BPPM, 1979)

Masing-masing organisasi kelembagaan tersebut memiliki orientasi spesifik. Namun tujuan umumnya adalah tafaqquh fid din dan mempersiapkan insan shalih akrom. Sampai saat ini Pondok Pesantren Maslakul Huda telah mengalami empat kali pergantian pengasuh yaitu : KH. Mahfudh bin Abdus Salam, KH. Ali Mukhtar, KH MA. Sahal Mahfudh (Mantan Ketua MUI) dan KH. Abdul Ghaffar Rozin.
Baca Juga: Profil Pondok Pesantren Ma'had Al Ulum As Syar'iyah Rembang Jawa Tengah


B. CIRI KHAS PESANTREN

Pondok Pesantren yang pengasuhnya adalah mantan ketua MUI ini memiliki sejumlah keunggulan, diataranya :

1. Berperan aktif dala pengembangan intelektual, serta melakukan komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat yang diiringi dengan pengejawantahan tata nilai ajaran Islam.
2. Pendidikan sosial kemasyarakatan dengan memberikan batuan sosial untuk masyarakat sekitar.
3. Memberikan pengajaran dasar-dasar Islam dan ilmu syariat.
4. Secara umum, santri mampu mendalami, menghayati dan mengamalkan islam secara utuh.

C. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal

Pendidikan dilasanakan secara klasikal dengan metode sorogan dan bandongan melalui ceramah dan diskusi. Penyampaian materi pelajaran dilakukan oleh siswa di depan guru. Pertemuan yang dilakukan adalah dengan O- Form atau U-Form dengan mengutamakan pendidikan intelektual. Adapun mata pelajarannya meliputi :

1. Pelajaran dasar-dasar islam (Aqidah, ilmu alat, ilmu adab)
2. Ilmu Syariat (Fiqih, Qoidah Fiqhiyyah, Tafsir al Qur’an)
3. Nilai-nilai keulamaan

Pengajian/ aktualisasi kitab kuning dengan dialog, diskusi, ceramah ilmiah, bedah kitab, training tabligh, tahfidh al kutub (Alfiyah, nadzam al maqsud, amtsilah at tashrifiyyah, amrithy, tauhid, jauhar maknun, mantiq, faroid)

2. Pendidikan Non Formal

Pondok Pesantren Maslakul Huda menyelenggarakan pengajian seperti :

a) Kailani setiap senin ba’da ‘asar.
b) Mutammimah setiap ahad, senin, rabu, kamis, dan sabtu ba’da subuh.
c) Taqrib setiap ahad, selasa, rabu ba’da ‘asar.
d) Jurumiyyah setiap selasa, rabu dan sabtu ba’da maghrib.
e) Al Qur’an setiap hari ba’da maghrib dan subuh.
f) Risalah al Muawanah setiap sabtu ba’da ’asar.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pondok Pesantren Maslakul Huda juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler kursus komputer, manajemen, administrasi dan keuangan, bahasa Arab, praktik pengurusan jenazah, Usaha Kesehatan Pesantren (UKP), pertolongan pertama pada kecelakaa, juga olahraga (bola voli dan tenis meja)

D. PROGRAM PEMBERDAYAAN

Pondok Pesantren Maslakul Huda menyelenggarakan beberapa kegiatan ekonomi dengan unit usaha produktif melalui Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM). Lembaga ini melakukan berbagai kegiatan antara lain membentuk Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) yang bergerak dibidang perdagangan, peternakan, perikanan, pengadaan sarana produksi dan pelayanan modal.

Source :
Direktori pesantren
Kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Ma'had Al -Ulum As Syar'iyah Rembang Jawa Tengah

February 19, 2018





Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Ma'had Al -Ulum As Syar'iyah Rembang Jawa Tengah
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Ma'had Al -Ulum As Syar'iyah Rembang Jawa Tengah

Benangmerahdasi  - Pondok Pesantren Ma'had Al -Ulum As Syar'iyah Rembang Jawa Tengah


A. PROFIL PESANTREN

Nama : Ma’had al Ulum as Syar’iyah
Alamat : Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah
Telp : 0356 – 411278
Email : m3s@ppmus.com
Website. : http://www.ppmus.com
Pendiri : KH. Ghozali bin Lanah
Tahun Berdiri : 1890
Pengasuh : KH. Moch. Sa’id Abdurrochim Ahmad dibantu oleh KH Adib Abdurrochim dan KH M. Ahdal Abdurrochim
Ciri Khas / Kajian : Ilmu Syara’

Pondok pesantren Ma’had al Ulum as Syar’iyah (MUS) yang berada di kecamatan Sarang Kabupaten Rembang, merupakan sosok pesantren yang telah mengalami sejarah panjang. Jika ditelusuri lebih jauh, asal mula berdirinya pesantren Ma’had al Ulum as Syar’iyah ini merupakan perkembangan dari sebuah kelompok pengajian yang dirintis oleh KH Ahmad Syu’aib dan KH Zubair Dahlan.

Kelompok pengajian tersebut pada awalnya dilaksanakan di musholla. Pada perkembangan berikutnya karena mushalla tidak cukup untuk menampung masyarakat yang belajar mengaji, maka didirikanlah 3 komplek bangunan yaitu komplek A, B dan C
Pendirian kelompok pengajian yang dirintis oleh KH Ahmad Syu’aib dan KH Zubair Dahlan dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan dan pengetahuan, khususnya agama bagi masyarakat sekitarnya.

Pendidikan pesantren juga dilatarbelakangi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah, termasuk tingkat pendidikan dan sikap keberagamaan. Kondisi tersebut menggugah KH Ahmad Syu’aib dan KH Dahlan Zubair untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sekitar, khususnya kehidupan agamanya. Dengan pengembangan dan pemberdayaan potensi masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki kehidupan masyarakat akan mengalami peningkatan.

Setelah kedua perintis tersebut meninggal dunia, kelompok pengajian yang menempati 3 komplek tersebut dikembangkan oleh keturunan kedua perintis tersebut, salah satunya adalah putra KH Ahmad Syu’aib yaitu KH Abdul Rochim Ahmad yang pada waktu itu berusia 40 tahun. Oleh KH Abdul Rochim Ahmad komplek B dikembangkan menjadi sebuah pesantren dengan nama Ma’had al Ulum as Syar’iyah (MUS).

Didirikannya pesantren tersebut disamping untuk melanjutkan kegiatan pengajian yang telah dirintis oleh orang tuanya, juga dilatarbelakangi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang belum mengalami banyak peningkatan. Pada awal pendirian, beliau mendirikan Madrasah Diniyah dengan nama “Salafiyah Ghozaliyah Syafi”iyah”
Baca Juga: Profil Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah
                              Profil Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah 


B. ORGANISASI KELEMBAGAAN

Pengelolaan pondok pesantren Raudlatut Tholibin pada awalnya menganut sistem manajemen “tradisional” dengan figur sentral seorang kyai, terutama dalam pengambilan keputusan.
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kepengurusan pesantren sehari-hari terutama dalam mengasuh santri putri, pengasuh dibantu oleh para istri pengasuh pondok. Sementara untuk kegiatan penunjang santri, pengelolaannya diserahkan kepada santri sendiri, mulai dari perencanaan sampai realisasi program. Namun sebelumnya harus meminta ijin dan petunjuk pada kyai.

C. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Kepesantrenan
Pendidikan yang diselenggarakan adalah khusus pendidikan pesantren, karena tujuan utama didirikannya pesantren adalah untuk mendalami ilmu agama demi teganya syi’ar Islam.
Sistem pendidikan yang diselenggarakan sebagaimana sistem pesantren salafi, yaitu kajian kitab kuning dengan metode sorogan dan bandongan. Di samping kegiatan kajian kitab, mereka juga berpartisipasi aktif membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Lembaga yang menangani kajian masalah-masalah di masyarakat tersebut adalah “Majelis Musyawarah Masail Syar’iyah (M3S)”.

Materi yang diberikan di pondok adalah :
a) Fiqih : Sulam Taufiq Fathul Qarib, Fathul Wahhab, Tahrir, Mahalli
b) Ushul Fiqih : Lathoiful Isyarat, Waroqot
c) Tauhid : Aqidatul Awam, Khoridatul Awam, Bad’ul Amali, Kifayatul Awam, Ummul Barohin
d) Nahwu : Jurumiyyah, Imrithy, Millahul I’rob, Alfiyah, Sudarud Dzahab
e) Sharaf : Amtsilatut Tashrifiyyah, Maqsud, Qowaidus Sharaf
f) Balaghah : Husnus Shiyaghoh, Jauhar Maknun
g) Akhlak Tasawuf : Akhlaqul Banin, Washoya, Ta’lim Muta’alim, Minhajul Abidin
h) Tafsir al Qur’an : Tafsir Jalalain, Tafsir Munir
i) Hadits : Arbain Nawawi, Jawahirul Bukhori, Bulughul Maram, Sohih Muslim
j) Mustalah Hadits : Manhalul Lathif

2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren Ma’had al Ulum as Syar’iyah (MUS) adalah khitobah yang diselenggarakan setiap hari kamis malam jum’at. Selain itu juga diadakan kesenian hadrah, diskusi ilmiah, majalah dinding ar Rihlah

D. SARANA PRASARANA

Asrama : Pondok MUS pusat, Ma’had Tarbiyatul Athfal (khusus anak-anak tingkat 1 sampai 5 ibtidaiyah), pondok putri MUS.
Fasilitas santri putra : 50 kamar tidur, 2 ruang tamu, 2 aula, mushalla, 2 perpustakaan, 3 kantor, 25 MCK, 4 kantin, 2 dapur umum.

Fasilitas santri putri : 30 kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 aula, mushalla, 1 perpustakaan, 3 kantor, 25 MCK, 2 kantin, 1 dapur umum

E. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan pesantren Ma’had al Ulum as Syar’iyah (MUS) meliputi pengembangan fisik dan non fisik serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Pengembangan fisik disesuaikan dengan dana yang ada diantaranya untuk perbaikan dan penambahan gedung dan berbagai infrastruktur lainnya.

Sedangkan untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, yaitu menyelenggarakan pelatihan guru TPA/TPQ yang dilasanakan setiap tahun tanpa dipungut biaya. Kegiatan ini mendapat respon yang cukup positif dari masyarakat. Disamping itu setiap tahun menjelang acara haul dan rojabiyah diadakan bahsul masail kubro dengan mengundang perwakilan-perwakilan dari pesantren yang berada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura.

Source :
Direktori pesantren
Kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah

February 11, 2018


Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah

Benangmerahdasi  - Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang Jawa Tengah


A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin
Alamat : Jl. KH. Bisyri Mustofa, Leteh, Rembang, Jawa Tengah
Telp : 0295 - 691548
Pendiri : KH. Bisri Mustofa
Tahun Berdiri : 1942
Pengasuh : KH. Mustofa Bisri, Gus Yahya
Ciri Khas : Nahwu dan Sharaf

Rembang adalah sebuah kota di pantai utara Jawa. Kota ini menjadi populer karena di sinilah emansipasi perempuan dimulai oleh RA Kartini. Namun, di samping terkenal sebagai cikal bakal gerakan emansipasi wanita, sebenarnya kota ini sarat dengan nilai-nilai religius.

Meski bukan menjadi satu-satunya barometer religiusitas, beberapa pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di sana menjadi isyarat bahwa kota ini menjadi pusat pengembangan Islam. Pondok pesantren berada di Desa Leteh, kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi pesantren berada di antara rumah-rumah penduduk dan dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Rembang.

Pesantren Raudlatut Tholibin adalah satu di antara beberapa pesantren yang ada di Rembang. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Bisri Mustofa, ketika beliau menginjak usia relatif muda (sekitar 30 tahun). Sebelum mendirikan pesantren, KH Bisri muda telah melanglang Indonesia, mondok dari satu pesantren ke pesantren yang lain.

Obsesinya untuk mendirikan pondok pesantren setelah memiliki bekal ilmu agama yang cukup, dimotivasi oleh sebuah keinginan luhur yakni memberdayakan masyarakat setempat melalui pendidikan agama. Semboyan hidup yang selalu tertanam di sanubarinya ialah li i’la-i kalimatillah.

KH. Bisri Mustofa menikah dengan salah seorang putri pengasuh pondok pesantren Lasem Rembang. Dalam usia 63 tahun, KH Bisri Mustofa wafat sehingga tongkat estafet pengasuh pondok diturunkan kepada putra tertua, yakni KH. Cholil Bisri dibantu KH. Mustofa Bisri, seorang ulama sekaligus budayawan terkenal.


B. ORGANISASI KELEMBAGAAN

Pengelolaan pondok pesantren Raudlatut Tholibin pada awalnya menganut sistem manajemen “tradisional” dengan figur sentral seorang kyai. Pada masa pengasuh KH Cholil Bisri dan KH Mustofa Bisri, manajemen pesantren mengalami perkembangan, yaitu dengan didirikannya yayasan “Al Ibriz” yang artinya penjelas.

Meskipun penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ditangani oleh yayasan, namun keberadaan yayasan tersebut hanyalah sebuah organisasi pelaksana dari kepemimpinan kolektif (dalam arti kyai tetap merupakan figur sentral dalam pengambilan keputusan.

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kepengurusan pesantren sehari-hari terutama dalam mengasuh santri putri, pengasuh dibantu oleh para istri pengasuh pondok. Sementara untuk kegiatan penunjang santri, pengelolaannya diserahkan kepada santri sendiri, mulai dari perencanaan sampai realisasi program. Pengasuh hanya memberikan saran dan petunjuk setelah menerima laporan dari santri.
Baca Juga: Profil dan sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah
                             Profil dan Sejarah Pondon Pesantren Al-Anwar Rembang Jawa Tengah
                         
                             Profil dan Sejarah Pondon Pesantren At-Tahudiyyah Giren Talang Tegal 
                             
C. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah yang diselenggarakan di pondok pesantren Raudlatut Tholibin adalah Raudhatul Athfal (RA), dan kurikulum yang dipergunakan mengacu pada kurikulum Departemen Agama. Sedangkan MTs menggunakan kurikulum yayasan dengan mengacu pada kurikulum sebuah lembaga pendidikan di Makkah ( walaupun saat ini lembaga pendidikan tersebut sudah digusur oleh Raja Fahd).

2. Pendidikan Kepesantrenan
Kegiatan pendidikan kepesantrenan di pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi : Madrasah Diniyah, TPQ, kajian kitab salaf dengan metode sorogan dan bandongan. TPQ menggunakan metode qiro’ati, dibuka untuk kalangan santri sendiri maupun masyarakat sekitar.

Materi kajian kitab yang diwajibkan meliputi fiqih, ushul fiqih, tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, ahlak/tasawuf, tafsir al Qur’an, hadits, musthalah hadits, bahasa Arab. Tajwid, qowaidul fiqhiyyah, ilmu tafsir, tarikh Islam, tarikh tasyri’, mantiq dan Imla’.

Kegiatan tasawuf diselenggarakan di pesantren. Tujuannya tidak untuk menjadi seorang sufi, karena sifatnya hanya pengenalan. Dengan metode tadabbur alam. Diharapkan santri dapat menghayati, meresapi dan memahami hikmah di balik peristiwa-peristiwa alam. Dalam kegiatan ini diselingi dengan pembacaan syair munfarija (kumpulan syair dan hadits berbahasa Arab). Sedangkan kitab yang digunakan untuk masing-masing materi adalah :

Fiqih : Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Mabadi.
Ushul Fiqih : Lathoiful Isyarat, Alluma’.
Tauhid : Kifayatul Awam, Husnul Hamidiyyah.
Nahwu : Jurumiyyah, Imrithy, Alfiyah
Sharaf : Amtsilatut Tashrifiyyah
Balaghah : Jawahirul Balaghah
Akhlak Tasawuf : Bidayatul Hidayah
Tafsir al Qur’an : Tafsir Jalalain
Hadits : Bulughul Maram
Bahasa Arab : Lughotul Arobiyah
Tajwid : Tuhfatul Athfal, Mustholah Tajwid.
Qowaidul Fiqhiyyah : Faro’idul Bahiyyah.
Tarikh : Khulasoh Nur Yaqin

3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi : komputer, menjahit, pertukangan, olahraga dan pengelasan. Kegiatan penunjang utama santri putra adalah sepak bola dengan peserta siapa saja yang berminat.

Pondok pesantren Raudlatut Tholibin memiliki tim kesebelasan yang permanen dan sering bermain bersama dengan tim kesebelasan lain di kabupaten Rembang. Tim kesebelasan pesantren bekerjasama dengan persatuan sepak bola Krida milik pemerintah daerah kabupaten Rembang. Selain itu juga tersedia fasilitas olahraga lainnya seperti bulu tangkis dan tenis meja.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan pesantren pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi pengembangan fisik dan non fisik. Untuk pengembangan fisik, pihak pondok menyelenggarakan pelatihan pertukangan yang hasilnya dapat langsung diaplikasikan dalam pembangunan fisik pondok.

Pengembangan non fisik ( pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia) meliputi :
mengembangkan partisipasi para alumni, masyarakat dan keluarga besar pesantren, memperluas jaringan komunikasi dan bekerja sama dengan Kementeria Agama Kabupaten Rembang dala program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS), sedangkan untuk kaderisasi, pengasuh pondok telah mengirimkan salah seorang putra pengasuh untuk menimba ilmu di Makkah.

Santri dan alumni :
Abdullah Ibnu Jamil
Nahwiyyin Tina Renmbanj

Source :
direktori pesantren
kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah

February 09, 2018


Profil dan sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah
Profil dan sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah 

Benangmerahdasi  - Profil dan sejarah pondok pesantren

Pondok Pensantren Futuhiyyah Grobogan

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Salafiyyah Futuhiyyah
Alamat : Karanganyar, Godong Grobogan, Jawa Tengah
Telp : 0292-659227
Pendiri : Kiai Ridhwan bin Kyai Imron
Tahun Berdiri : 1943
Pengasuh : KH. Musta’in Dhofir

Ciri Khas : Pendalaman kitab-kitab salaf, hafalan Al Qur’an dan Mujahadah Kubro
Musholla itu ukurannya 5 x 6 meter. Namun, pada 1943 peranannya luar biasa dalam mengembangkan syiar Islam. Musholla itu terletak di dukuh Karanganyar desa Godong Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Desa itu letaknya 45 km di sebelah timur kota Semarang. Di musholla yang terbuat dari bambu, masyarakat sekitar melasanakan sholat berjama’ah, mengaji al Qur’an, dan membaca al Barzanji di bawah asuhan Kiai Ridhwan bin Kiai Imron bin Kiai Tafsir Anom bin Kiai Nur Hasan. Santri ditampung dalam sebuah bangunan sederhana dengan beberapa buah kamar kecil. Bangunan tersebut akhirnya tak dapat menampung para santri yang semakin hari semakin bertambah banyak. Santri datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga:


KH. Dhofir, putra Kiai Ridhwan giat memajukan pondok pesantren rintisan ayahnya. Pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab-kitab salaf akhirnya diberi nama pondok pesantren salafiyah Futuhiyyah. Pesantren itu cepat berkembang, karena dalam beberapa bulan saja sudah memiliki 45 santri. Namun pada 1968, KH Dhofir meninggal dunia, sehingga pesantren menjadi vakum.

Pada 1974, KH Mustain bin Kiai Dhofir, putra tertua Kiai Dhofir membuka kembali pesantren tersebut. Pondok pesantren Futuhiyyah tetap menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab salaf.

Pondok Pesantren Futuhiyyah juga menyelenggarakan sistem pendidikan madrasah. Pada tahun 1979, pesantren Futuhiyyah menerima sumbangan bangunan bekas pondok pesantren di desa Klambu, kabupaten Grobogan yang ditinggal wafat sang kiai.

B. CIRI KHAS PESANTREN

Ciri khas pesantren Futuhiyyah antara lain :
1. Pondok Pesantren Futuhiyyah selain mengutamakan kitab-kitab salaf, juga memakai pendidikan sistem madrasi. Para santri diberikan pengajaran kitab-kitab salaf (kuning) dan pengajaran umum dengan sistem madrasi (klasikal).

2. Mendidik para santri hafal Al Qur’an. Pada tahun 1989 pesantren ini membuka pengajian hafalan al Qur’an (tahfidzul Qur’an) dibimbing langsung oleh ustadz A. Mughni adik kadung KH. A. Mustain Dhofir

3. Mengadakan Jamiiyah Thoriqoh pada setiap Jum’at Kliwon yang dilasanakan sebagai mujahadah kubro. Kegiatan mujahadah kubro ini dimaksudkan untuk mengetahui pendalaman bagi aggotanya melalui diskusi yang diikuti seluruh atau sebagian besar anggota jamiyyah thoriqoh.

4. Mendidik para santri pintar berwiraswasta melalui kegiatan koperasi.

5. Para santri diharuskan salat fardhu berjama’ah untuk menerapkan jiwa kepemimpinan dan kebersamaan.

6. Pada jam 24.00 para santri diharuskan melaksanakan sholat tahajud dan diharuskan melaksanakan sholat Dhuha di pagi hari sebelum pe pengajian dimulai.

C. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal
Sejak 1997 Pondok Pesantren Futuhiyyah mendirikan SLTP terbuka bagi siswa yang tidak mampu melanjutkan ke pendidikan fomal. Kelebihannya mereka dapat mengaji dan melanjutkan pendidikan setingkat pendidikan umum, tanpa keluar dari pondok pesantren. Mereka juga tidak dipungut biaya apapun, sebab seluruh biaya ditanggung pemerintah

2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal di Pondok Pesantren Futuhiyyah dibagi menjadi dua kelompok :

a) Kelompok pendidikan yang jenjangnya berdasarkan umur, yaitu madrasah diniyah mulai dari kelas I sampai kelas VI. Awal masuk diniyah umur 5 tahun.

b) Kelompok pendidikan yang jenjangnya berdasarkan kemampuan para santri dalam mengkaji kitab kuning, seperti : kelas jurumiyyah, kelas imrithy dan kelas fathul wahhab.
Dalam mengkaji kitab kuning ini, para santri ini ditekankan pada ilmu alat dan ilmu fiqih. Kelompok pendidikan ini menggunakan sistem musyawarah dengan dipandu oleh beberapa orang ustadz.

c) Ekstrakurikuler
Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Futuhiyyah antara lain khitobah, menjahit dan kesenian rebana. Kelompok kesenian rebana ini sering diundang masyarakat sekitar maupun diluar kabupaten Grobogan untuk mengisi hiburan pada acara khitanan, pernikahan, dan lain-lain.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Pondok Pesantren Futuhiyyah dalam menghadapi perubahan zaman dan kemajuan teknologi, selalu berusaha memajukan pesantren. Di bidang fisik misalnya, pesantren dan masyarakat sekitar melakukan kerjasama untuk tetap menjaga pesantren dalam kondisi bersih. Selain itu pesantren juga menambah ruang belajar santri serta membuka pesantren anak-anak.

Sedangkan secara non fisik, pesantren mempersiapkan kader-kader tenaga pengajar yang berkualitas, karena sampai saat ini para guru yang mengajar rata-rata alumni pondok pesantren. Di samping itu, untuk menambah wawasan di kalangan para santri, pesantren juga mengirim mereka ke berbagai lembaga pendidikan di luar pondok untuk menambah ilmu pengetahuan. Seperti mengirim santri mengikuti pelatihan pertanian dan kehutanan di Balai Kehutanan Alas Kelu Wonogiri.

Source :
direktori pesantren
kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Al -Anwar Rembang Jawa Tengah

February 02, 2018

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Al -Anwar Rembang Jawa Tengah
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Al -Anwar Rembang Jawa Tengah 


Benangmerahdasi  -Pondok Pesantren Al- Anwar Rembang


A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Al - Anwar
Alamat : Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah
Telp : 0356-411321
Pendiri : KH. Maimun Zubair
Tahun Berdiri : 1967
Pengasuh : KH. Maimun Zubair
Ciri Khas : Tsurusi ( pengetahuan agama Islam )

Pondok pesantren al Anwar yang berada di Karangmangu, Sarang, Rembang merupakan pesantren yang cukup terkenal dan disegani oleh masyarakat Rembang, baik kalangan pemerintah maupun masyarakat.

Mulanya pesantren al Anwar adalah sebuah kelompok pengajian yang dirintis oleh KH. Ahmad Syuaib dan Kyai Zubair Dahlan. Kelompok pengajian tersebut pada awalnya dilasanakan di mushala. Pada perkembangan selanjutnya kedua perintis tersebut mendirika tiga komplek bangunan, yaitu komplek A, B, dan C.

Komplek B dikembangkan oleh KH Abdul Rochim Ahmad menjadi Pondok Pesantren Ma’hadul Ulumis Syari’ah. Sedangkan komplek A dikembangkan menjadi Pondok Pesantren al Anwar oleh KH Mamun Zubair putra KH Zubair Dahlan.

Latar belakang pendirian pesantren disamping untuk melanjutkan kegiatan pengajian, juga dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Keadaan ekonomi masyarakat umumnya rendah dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan.

Sebagian besar tingkat pendidikannya hanya sampai SD. Sikap keberagamaannya juga masih rendah. Kondisi masyarakat di atas menimbulkan keprihatinan yang mendalam bagi KH Maimun Zubair. Keprihatinan itu dirasakan setelah beliau mendalami ilmu agama di berbagai tempat di Timur Tenga, yaitu di Mekah, Mesir dan Syiria.

Pada waktu berdirinya pesatren ini, jumlah penduduk desa disekitarnya berjumlah 1800 jiwa yang menyebar di lima desa, yaitu Karang Anyar, Sarang, Serdang Mulyo, Beji Jiwo dan Beji Meduro. Masyarakat mayoritas beragama Islam, namun dalam kehidupan sehari-hari kurang mencerminkan nilai-nilai Islam.

Pada awal pendirian, semua keperlun pesantren berasal dari kekayaan KH Maimun Zubair. Kepiawaiannya sebagai pedagang mengantarkannya menjadi ketua koperasi di Rembang. Semua itu dilakukan oleh KH Maimun Zubair semata-mata karena mengharap ridho dari Allah SWT. Beliau juga pernah menjadi anggota MPR sebagai Utusan Golongan dan merupakan sosok kyai yang sangat disegani, baik oleh masyarakat di daerah maupun tingkat nasional.



B. ORGANISASI KELEMBAGAAN

Seja awal hingga kini organisasi kelembagaan pesantren tetap menganut manajemen “tradisional” dengan figur sentral kyai. Sampai saat ini pondok masih diasuh oleh pendirinya yaitu KH Maimun Zubair. Kyai tetap merupakan figur sentral dalam pengambilan keputusan.

Untuk menunjang lancarnya pelaksanaan kegiatan sehari-hari, KH Maimun Zubair dibantu oleh KH Abdullah Ubaid, sementara untuk kegiatan penunjang santri pengelolaannya diserahkan kepada santri sendiri

C. KEGIATAN PENDIDIKAN

Pendidikan Pesantren

Pesantren al Anwar bercorak salafi murni, sehingga kegiatan utamanya adalah kajian kitab kuning. Jenis kegiatan pendidikan yang diselenggarakan adalah Madrasah Diniyah, Madrasah Takhassus, Taman Pendidikan Al Qur’an, Madrasah Ghozaliyah, dan Madrasah Muhadhoroh. Madrasah Diniyah dan TPQ dibuka untuk masyarakat sekitar dan juga santri mukim. Sedangkan pendidikan khusus santri adalah madrasah Ghozaliyah dan Madrasah Muhadhoroh. Kajian kitab dilakukan setiap habis sholat fardhu. Materi kajiannya adalah :

1. Fiqih : Sullamul Munajat, Safinatun Naja, Sittin Masalah, Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Tuhfatut Thullab, al Mahalli, Mabadi’ul Fiqih, Kasyifatus Syaja.

2. Ushul Fiqih : Lathoiful Isyarat, Ghoyatul Wusul, Syarh Waraqat.

3. Tauhid : Aqidatul Awwam, Khoridatul Bahiyyah, Bad’ul Amaly, Jauharotut Tauhid, Kifayatul Awam, Ummil Barohin, Husnul Hamidiyyah.

4. Nahwu Sharaf : Jurumiyyah, Syarh Imrithy, Tuhfatul Ahbab, Ibnu Aqil, Syudurud Dzahab, Mughni Labib, Amtsilatut Tashrifiyyah, at Tashrif, Qowa’idus Shorof, Syarah Maqshud, Unwanud Dharaf.

5. Balaghah : Durusul Balaghah, Jauharul Maknun, Talhishul Miftah, Uqudul Juman.

6. Akhlak Tasawuf : Ta’limul Muta’alim, Minhajul Abidin, Akhlaqul Banin.

7. Tafsir al Qur’an : Tafsir Jalalain, Tafsir Munir.

8. Hadits : Abi Jamrah, Bulughul Maram, at Tajridus Shorih, Jawahirul Bukhori, Arba’in Nawawi, Shohih Muslim.

9. Musthalah Hadits : Qawa’idul Asasiyah, Manhalul Lathif, Minhatul Mughits.

10. Tajwid : Syifaul Jinan, Hidayatul Mustafid, Tuhfatul Athfal, Jazariyyah.

11. Mantiq : Idhohul Mubham, Sullamul Mulawy.
Qowaidul Fiqhiyyah : Asybah wan Nadho’ir, Faro’idul Bahiyyah.

12. Faroid : Rohbiyyah, Rahmilah lil Faro’idh, Iddatul Faro’idh.

13. Falak : Durusul Falakiyah, Fathur Roufal Mannan, Sullamun Nayyiroin, Faidhul Khobir.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren al Anwar sifatnya temporer, artinya dilaukan pada saat-saat tertentu saja, disesuaikan dengan kegiatan santri. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilasanakan adalah olahraga seperti sepa bola, bulu tangkis da tenis meja.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan pesantren al Anwar meliputi pengembangan fisik da non fisik. Pengembangan fisik meliputi penambahan fasilitas seperti ruang belajar, ruang asrama santri, ruang perpustakaan, ruang koperasi, kamar mandi dan sebagainya.

Pengembangan non fisik meliputi pengembangan partispasi para alumni, masyarakat dan keluarga besar pesantren, kaderisasi pimpinan pesantren, saat ini KH Maimun Zubair mengirimkan putranya untuk mendalami ilmu agama di Mesir (S2) dan di Makkah (S1). Dua putranya yang lain melanjutkan pendalaman ilmu agama di Syiria dan Armenia, memperluas jaringan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai kalangan, dan pengembangan keagamaan masyarakat melalui dakwah.

Source :
direktori pesantren
kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren At Tauhidiyyah Giren Talang Tegal

January 19, 2018
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren At Tauhidiyyah Giren Talang Tegal
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren At Tauhidiyyah Giren Talang Tegal

Benangmerahdasi  -Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah Giren Talang Tegal/ Cukura Bojong Tegal


Profil Pondok Pesantren Nusantara
Oleh: Shakira Nahal

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Ponpes Attauhidiyyah Giren Talang Tegal / Cikura Bojong Tegal
Alamat : Desa Kaligayam (Giren) Kec Talang / Desa Cikura Kec Bojong , Tegal , Jawa Tengah .
Telepon : (0283)446167
Pendiri : Pesantren Giren Kh. Said Bin Armia / Pendiri Pesantren Cikura Kh. Armia Bin Kurdi
Tahun Berdiri : 1880
Pengasuh : KH Ahmad Saidi Bin Said Dan Kh Chasani Bin Said
Ciri Khas : Tauhid , Fiqih , Ilmu Alat

Pondok pesanten At-Tauhidiyyah Giren Talang Tegal / Cikura Bojong Tegal adalah pondok pesantren salaf yang terkenal dan tertua di kabupaten Tegal dan nusantara yang terletak di dukuh Giren desa Kaligayam kecamatan Talang Tegal / Cikura kecamatan Bojong Kabupaten Tegal .

Bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya nama pondok pesantren ini tidak asing lagi yang dari masa ke masa di asuh  KH. Abu Ubaidah bin Kyai Syaikhon pengasuh Giren (1936). Kemudian KH. Abu Ubaidah mempunyai putri dan di ningkahkan dengan KH. Said bin Armiya.

KH. Said bin Armiya adalah putra dari Kyai Arimya Sama-sama ulama' juga wali min Auliyaillah. Perningkahan KH Said bin Armiya dengan Putri dari KH Abu Ubaidah di karuniai seorang Putra yaitu Kyai Mustofa.

Setelah istrinya Wafat (Putri Kyai Ubaidah) KH Said bin Armiya meningkah lagi dengan  Nyai Jamilah, sama-sama putri dari ulama' Tegal dan di karuniai dua putra yaitu KH . Ahmad Saidi bin Said dan KH. Chasani bin Said

KH. Said bin KH. Armiya adalah seorang ulama dan waliyullah yang wafat pada tanggal 20 Rajab tahun1395 H atau sekitar tahun 1974 M dan dimakamkan tak jauh dari Pondok Pesantren Attauhidiyyah, Giren, Talang, Tegal.

Masa ketiga setelah wafat kyai Said: kyai Mustofa Putra dari Istri pertama (Putri Kyai Ubaidah) namun sebentar, beliau tak lama wafat (1979)

Masa keempat: disini dibilang vacum dikarenakan nyai jamilah sendirian mnengurusi pondok. kyai  Ahmad masih kecil apalagi kyai Khasani... Cukup lama vacum.

Saat kyai Ahmad mulai beranjak remaja-dewasa... Berjuang lagi mengajak orang-orang ngaji lagi ngaji aqidah... Makanya kyai Ahmad mendapat julukan mujaddid... Pencetus baru setelah sekian lama pondok vacum... Sampai sekarang sampai ribuan santri membludag... Itu mulai masanya kyai Ahmad..

Kyai Ahmad suka bercerita zaman duku gak ada yg namanya santri ratusan ribuan... Mau jadi santri di test dulu di test dulu hatinya, paling akeh 50 kata beliau... Tapi jaman sekarang kalo caranya seperti itu gak ada yg mau ngaji , yg tanpa persyaratan saja kadang orang susah di ajak ngaji...

Hingga sekarang KH . Ahmad Saidi bin Said dan KH. Chasani bin Said yang mengasuh kedua pondok pesantren at-Tauhidiyah Giren / Cikura.

Baca Juga: 
  1. Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang Jawa Tengah
  2. Profil Pondok Pesantren Al Iman Magelang Jawa Tengah 
  3. Profil Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah

B. KEGIATAN PENDIDIKAN


Selain ilmu tauhid (Teologi) santri-santri di pesantren Attauhidiyyah juga mempelajari banyak disiplin ilmu dari mulai ilmu Tasawuf (Etika hati), Fiqih, Nahwu dan Shorof (Gramatika Arab), Tajwid, Tafsir, Hadits, Mantiq (Filsafat), juga ilmu Falak (Perbintangan).

Kegiatan pendidikan di ponpes at Tauhidiyah dibagi ke dalam beberapa kategori, sebagai berikut :
Santri mukim : Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, Kejar Paket (Setara SMP dan SMA), STKIP
Santri non mukim : Play Group , Awaliyah, Wustha, Ulya
Ekstrakurikuler

C. PENGAJIAN UMUM ( PEMBINAAN AKHLAK UNTUK MASYARAKAT )

1. Malam ahad dan malam kamis ( tempat pon pes at-Tauhidiyyah Syeh Said Giren Talang )
2. Malam selasa dan malam jumat (pon pes at-Tauhidiyyah Syeh Armia Cikura - Bojong )
3. Selasa pagi mulai 08.00 untuk ibu-ibu (pon pes at-Tauhidiyyah Syeh Said Giren Talang )
4. Jumat pagi mulai 08.00 untuk ibu-ibu (pon pes at-Tauhidiyyah Syeh Armia Cikura Bojong Tegal ).

Setiap ba'da ashar untuk remaja putri (pon pes at-Tauhidiyyah Giren Talang -Cikura Bojong Tegal )
5. Pengajian lokalan (MTDA) untuk santri non mukim/alumni santri attauhidiyyah di tiap kecamatan bahkan daerah kabupaten atau kota meliputi rayon Jabodetabek, Batang, Pekalongan, Barjarnegara, Purbalingga, Pemalang, Brebes dan Tegal

D. PENGAJIAN RUTIN TAHUNAN

1. 27 Muharom peringatan haul Almarkhum Almaghfurlah KH Armia bin KH Kurdi di Cikura Bojong Tegal
2. 20 Rajab peringatan haul Almarkhum Almaghfurlah KH Sa'id bin KH Armia di Giren Talang Tegal
3. Pengajian Bulan Romadhon Di Ponpes Attauhidiyyah Giren Talang Tegal

E. FASILITAS
Gedung luas, aula besar, kantin, dan koperasi

F. ULAMA YANG PERNAH MENIMBA ILMU DI PONDOK PESANTREN ATTAUHIDIYYAH MASA PENGASUH KH. SAID BIN ARMIA

Diantara para Habaib dan Kyai yang pernah menimba pada beliau adalah Syaikh Ali Basalamah (Jatibarang), Habib Lutfi bin Yahya (Pekalongan), KH. Barmawi (Tegalwangi), Kyai Mansyur (Kalimati), KH. Dimyati (Comal), KH. Abdul Malik (Babakan), Habib Abdulloh (Pasuruan), Habib Salim bin Jindan (Jakarta), Habib Ali bin Husen Al-Atos (Jakarta), Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi (Kwitang-Jakarta), Al-Ustadzul Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Quttub Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Al-'alawi R.A (Malang ) dan masih banyak lagi santri-santri beliau.

Source : sahabat DASI Hidayatullah Hidayatullah

DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya

January 12, 2018

Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya
Add captionProfil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya 


Benangmerahdasi -Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam  (API) Magelang

A. PROFIL PESANTREN

1. Nama : Asrama Perguruan Islam (API)
2. Alamat : Desa Krajan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
3. Telp : (0293)3149003
4. Pendiri : KH. Chudlori bin Ichsan
5. Tahun Berdiri : 1944
6. Pengasuh : KH. Abdurrahman , H. Ahmad Muhammad
7. Ciri Khas : Fiqih dan ilmu alat

Pondok pesantren salaf dengan nama Asrama Pendidikan Islam (API) didirikan oleh KH. Chudlori bin H. Ichsan di Desa Krajan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang pada 1 Oktober 1944. Bagi masyarakat, nama Desa Tegalrejo lebih populer disebut sebagai nama PP tersebut daripada nama resminya : Asrama Pendidikan Islam.

Kekejaman Belanda semasa perang kemerdekaan II tahun 1948-1949 sangat dirasakan oleh segenap santri dan pengasuh Ponpes ini. Bangunan-bangunan pesantren yang ada beserta kitab-kitab milik para pengasuh pada 1948 dirusak dan dibakar oleh Belanda. Akibatnya, selama satu tahun penuh setelah peristiwa itu, kegiatan PP Tegalrejo mengalami fathrah (vakum), tanpa kegiatan.

Baru pada 1950, oleh KH Chudlori menantu KH Dalhar (pengasuh PP Watucongol), PP Tegalrejo dibangun lagi. PP ini telah banyak melahirkan alumni yang menjadi tokoh masyarakat. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mantan ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama sekaligus mantan Presiden RI tercatat sebagai salah seorang alumni pesantren ini.

Di lingkungan Pesantren Tegalrejo terdapat beberapa buah Ponpes. Diantaranya Ponpes Muttalibin (Pengasuh : Kyai Muthalib, saudara KH. Abdurrahman), Ponpes Tarbiyatun Nisa’ (Pengasuh : KH. Mudrik Chudlori), Ponpes API Putri (Pengasuh : Kyai Damanhuri, menantu Kyai Chudlori Ihsan).

Baca Juga:


B. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan sekolah
Program pendidikan yang diselenggarakan sejak dahulu menggunakan sistem klasikal. Bentuk pendidikan yang ada berupa madrasah yang terdiri dari 7 kelas. Kurikulum yang dipakai dari kelas 1 sampai kelas terakhir secara berjenjang mempelajari khusus ilmu agama, baik itu fiqih, aqidah, akhlak, tasawuf dan ilmu alat yang semuanya dengan kitab berbahasa Arab.

Kelas satu sampai dengan terakhir di PP Tegalrejo oleh masyarakat lebih dikenal dengan nama kitab yang dipelajari. Tingkat I dikenal dengan Jurumiyah Jawan, tingkat II dikenal dengan Jurumiyah, tingkat III dikenal dengan Fathul Qorib, tingkat IV dikenal dengan Alfiyah, tingkat V dikenal dengan Fathul Wahhab, tingkat VI dikenal dengan al Mahalli, tingkat VII dikenal dengan Fathul Mu’in dan tingkat VIII dikenal dengan Ihya’ Ulumiddin.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Sejak tahun 1993, Ponpes Tegalrejo setiap bulan Ramadhan mengirimkan santri seniornya ke daerah yang membutuhkan mubaligh. Daerah yang sering mengajukan permintaan antara lain daerah Gunung Kidul, Bojonegoro, Sragen dan Banyumas. Selain itu juga terdapat kegiatan bahtsul masail, jam’iyatul quro, dan khotbah komplek.

Kemudian terdapat pertemuan setiap hari senin yang dihadiri oleh alumni. Pertemuan ini dikenal sebagai acara Seninan. Pertemuan mutakhorijin (alumni) diselenggarakan setiap 35 hari sekali yaitu pada hari ahad kliwon. Acara ini lebih dikenal sebagai acara Selapanan.

3. Ciri khas : Ponpes Tegalrejo dikenal dengan sistem salafnya yang mempelajari ilmu fiqih beserta ilmu-ilmu alatnya.

C. PENGADAAN MAKAN SANTRI

Untuk pengadaan makan sehari-hari, para santri secara jam’iyyah membayar iuran perbulan sebesar harga beras/jagung ± 10 kg atau kesepakatan pengurus kamar. Pembayaran syahriyyah ini diberikan kepada seksi jam’iyyah kamar, selanjutnya seksi jam’iyyah membelanjakan serta memasak nasi (atau orang yang ditunjuk).

Adapun untuk sayur dan lauknya, para santri membeli sendiri di kantin-kantin yang tersedia di dalam Pondok. Sedang untuk makan para ustadz dan pegawai, disediakan kantin oleh PP dengan cara membelinya.

Source :
direktori pesantren
kementerian agama RI

Masjid Fajar Falah Pondok Pesantren API ASRI Tegalrejo

 Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya

Santri Putri

Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya

Santri Putra
Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang dan Sejarahnya


DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil Pondok Pesantren Al Iman Magelang Jawa Tengah

January 05, 2018
Profil Pondok Pesantren Al Iman Magelang Jawa Tengah
Profil Pondok Pesantren Al Iman Magelang Jawa Tengah

Benangmerahdasi -Pondok Pesantren Al Iman Magelang
A. PROFIL PESANTREN
Nama : Pondok Pesantren Al Iman
Alamat : Jl. Talun Km 1 PO BOX 117 Sedayu Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
Telp : (0293) 587367/585279, Fax : (0293) 587467
Pendiri : KH. Muhammad Yunus Alwan
Tahun Berdiri : 1942
Pengasuh : KH. Juhdan Fathoni, Drs. H. Muhammad Zuhain, S.Ag
Perguruan al Iman didirikan oleh Ustadz Yunus Muhammad Alwan pada bulan November 1942 di Dusun Beteng Kelurahan Muntilan, Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Lokasi ini berada di sekitar 30 km disebelah utara kota Yogyakarta, 12 km sebelah selatan kota Magelang.

Ustadz Yunus adalah alumni Madrasah Alawiyah Arabiyah di Singapura. Setelah belajar di Singapura, Ustadz Yunus melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Termas, Jawa Timur. Sebagai pendiri, beliau telah meletakkan dasar pendidikan dengan sistem salafiyah/tradisional. Dua tahun kemudian, Ponpes ini dilengkapi dengan sistem klasikal, yang telah berjalan selama 21 tahun.

Baca Juga: 

Tepat pada 1963, kurikulum Ponpes Al Iman disempurnakan, dengan menganut kurikulum terpadu sebagai penjabaran dari ketentuan Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri). Dengan mengikuti kurikulum tersebut, tamatan dari madrasah di lingkungan Ponpes ini dapat meneruskan ke jenjang sekolah umum yang lebih tinggi.
Pada 26 November 1986, Ustadz Yunus wafat, kemudian Ponpes Al Iman diasuh oleh puteranya yaitu KH. Muhammad Hadi Y,M.A. Untuk menampung santri yang terus membludak, dan karena alasan menghindari “keresahan” antar sesama organisasi keagamaa, lokasi Ponpes ini dipindah dari dusun Beteng, kelurahan Muntilan ke Dusun Patosan, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan yang berjarak kurang lebih 500 m dari lokasi yang lama. 

Ketika Ponpes ini diasuh oleh KH. Muhammad Hadi, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di Ponpes ini dibentuk Yayasan Pesantren al Iman, di depan Notaris No:027/27 April 1988 dan pengesahan sebagai organisasi kemasyarakatan di bidang sosial dengan No : 429/ORSOS/VL99.

KH. Muhammad Hadi Y, MA wafat tanggal 25 April 2001 dan kini pengasuh Yayasan dipegang oleh Kyai Juhdan Fatoni, sedangkan pengasuh pesantren dipegang oleh KH. Muhammad Zuhairi S.Ag, putra alm. KH. Muhammad Hadi.
B. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal : MTs, MA dan Tarbiyatul Muballighin wal Mu’allimin (setara Diploma 1)
2. Pendidikan Kepesantrenan

Kegiatan santri di lingkungan Ponpes al Iman diatur dengan jadwal yang ketat. Setiap hari, para santri harus bangun pukul 04.00 untuk persiapan sholat Shubuh, mandi, berpakaian dan makan pagi. 
Pada pukul 06.45 para siswa melakukan apel. Pukul 07.00 – 09.40 para santri belajar di kelas tahap pertama. Pada pukul 10.00 – 13.40 para siswa belajar di kelas tahap kedua.
Setelah itu, mereka melakukan sholat Dhuhur. Pada pukul 14.00 – 15.20 para siswa belajar di kelas tahap ketiga. Setelah itu, para siswa bersiap melakukan salat Ashar, istirahat, belajar mandiri dan melakukan salat Maghrib. Setelah salat Maghrib, para santri istirahat, belajar mandiri, shalat Isya’ dan seterusnya.
Ciri khas yang dimiliki adalah pengembangan keterampilan berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia

C. SARANA PRASARANA
Ponpes Al Iman Magelang memiliki tanah sekitar dua Ha tanah, yang terdiri atas tanah wakaf, tanah dengan hak milik, tanah dengan hak guna bangunan dan ada pula tanah sewa. Di atas tanah tersebut kini berdiri bangunan-bangunan asrama putra, asrama putri, sebuah masjid, lapangan olahraga, perpustakaan, dan lain-lain.
D. PROGRAM PENGEMBANGAN
Kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan PonPes al Iman bertujuan untuk dapat mendukung program pendidikan sekaligus tempat latihan kerja santri. Usaha ekonomi yang ada ialah koperasi pesantren.
Source : direktori pesantren
kemenag_RI

DASI Dagelan Santri Indonesia
Profil Pondok Pesantren Al Iman Magelang Jawa Tengah


Profil Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah

December 29, 2017
Profil Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah
Profil Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah


Benangmerahdasi - Pondok Pesantren Pabelan Magelang

Profil Pondok Pesantren Nusantara
Oleh: Shakira Nahal

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Pabelan
Alamat : Tromol Pos No. 800 Muntilan Jawa Tengah, 56408
Telp : (0293) 782110, 782040, 782091
Pendiri : KH. Raden Muhammad Ali
Tahun Berdiri : 1800

Pengasuh : KH. Drs. Ahmad Mustofa, KH. Ahmad Najib Amin dan Kyai Muhammad Balya
Ciri Khas : Penguasaan Bahasa Arab dan Inggris

Pondok pesantren Pabelan yang berada di kota Mungkid Magelang merupakan sosok pesantren yang telah mengalami sejarah panjang. Keberadaan pondok seperti sekarang ini merupakan kebangkitan yang ketiga. Jika ditelusuri lebih jauh, fase pertama merupakan fase perintisan. Pondok ini dirintis oleh Kiai Raden Muhammad Ali pada tahun 1800 an. Pada fase ini banyak romantika sejarah yang dialami oleh pondok pesantren Pabelan. Ketika terjadi perang Diponegoro (1825-1830), kegiatan belajar/pengajian di pondok ini terhenti total dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Fase kedua, kembali menyelenggarakan kegiatan pengajiannya sekitar tahun 1900-an yang diasuh oleh Kiai Anwar dan dilanjutkan oleh Kiai Asror. Pada fase ini, secara fisik pondok pesantren berada pada tiga lokasi yang berbeda, dengan pengasuh dan ciri khas pengajian yang berbeda pula, sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh pengasuhnya.

Pondok pesantren Pabelan Timur diasuh oleh Kiai Asror yang mengajarkan ilmu alat atau bahasa Arab. PP Pabelan Tengah diasuh oleh Kiai Anwar dan dilanjutkan oleh Kiai Cholil. PP ini dikenal dengan pengajian Tafsir. PP Pabelan Barat diasuh oleh Kyai Adam yang memiliki keahlian dalam ilmu fiqih.

Ketiga pondok tersebut kembali terhenti setelah Kyai Asror wafat pada 1953. Kevakuman itu terjadi selama 12 tahun yang menyebabkan terjadinya dis-oriented. Masyarakat kehilangan pegangan dan panutan yang dapat dipercaya. Kondisi semacam itu menimbulkan keprihatinan pada diri salah seorang keturunan pendiri Pondok Pesantren Pabelan, Kyai Hamam Dja’far.

Pada pertengahan 1965 terbentuk sebuah wadah persatuan masyarakat Pabelan yang dikenal dengan Panitia Pemeliharaan Tradisi Islam Pabelan (PTIP) dan Persatuan Pemuda Pabelan (PPP). Semua itu dilakukan kyai sendirian untuk memberikan contoh konkrit kepada masyarakat. Apa yang dilakukan kyai mendapat simpati dari masyarakat setelah masyarakat merasakan manfaatnya.

Melalui kesepakatan antara kyai dengan berbagai kalangan masyarakat Pabelan, maka pada tanggal 28 Agustus 1965 dibuka kembali kegiatan pendidikan di pondok pesantren. Kini, pondok pesantren Pabelan menjadi lembaga Tafaquh fi Din, tempat mendalami agama, sekaligus menjadi lembaga pendidikan kemasyarakatan dan workshop bagi masyarakat Pabelan. Setelah mengasuh pesantren selama 28 tahun, KH. Hamam Dja’far berpulang ke rahmatullah pada tanggal 28 Maret 1993.

B. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah dikelola oleh Kulliyatul Mu’allimin al Islamiyah yang terdiri dari MTs, MA dan kelas takhassus (persiapan bagi siswa MTs / SLTP di luar pondok untuk masuk kelas I MA.

2. Pendidikan Kepesantrenan
Pendidikan kepesantrenan yang diselenggarakan antara lain TPQ, kuliah subuh setiap hari jum’at, pengajian kitab Ihya’ dan hadits setiap ahad malam, pengajian Ramadhan dan pesantren kilat setiap libur panjang.

Beberapa kitab yang digunakan antara lain : Tauhid (Aqidatul Awam, Syu’abul Iman, Ihya’ Ulumuddin), Fiqih (Safinatunnajah, Fiqhul Wadlih dan Bidayatul Mujtahid), Tafsir (Tafsir Jalalain), Hadits (Bulughul Marom, Subulus Salam), Akhlaq (Akhlaqul Banin wal banat), Nahwu (Jurumiyah dan Imrithy), Sharaf (Amtsilatut Tasrifiyah), Balaghah (Ma’any)

Ekstrakurikuler wajib : pramuka, pidato (3 bahasa), kursus bahasa Arab dan Inggris, Micro Teaching. Ekstrakurikuler pilihan : pengajian kitab kuning, laboratorium IPA, kesenian, olahraga, drum band, bela diri, jurnalistik, dan perpustakaan.

Sistem pendidikan di Ponpes Pabelan menganut sistem pendidikan Pondok Modern Gontor (penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris)

Baca juga

C. Pengelolaan Pondok Pesantren

Pengelolaan Ponpes Pabelan pada awalnya menganut manajemen tradisional dengan figur sentral KH. Hamam Dja’far. Meskipun penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ditangani yayasan, namun kiai tetap merupakan figur sentral dalam pengambilan putusan. Mulai 1993, sistem kepengasuhan pondok bersifat kolektif yang terdiri dari tiga kyai yaitu KH. Drs Ahmad Musthafa, KH. Ahmad Najib Hamam dan Kyai Muhammad Balya.

Untuk menunjang lancarnya pelaksanaan sehari-hari, pengasuh pondok membentuk lembaga pengasuhan diantaranya : Balai Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat (BPPM), Sekretariat Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Pabelan (SPP-WPP) dan Ikatan Keluarga Pondok Pabelan (IKPP).

D. Sarana Prasarana

Ponpes Pabelan memiliki 18 ruang belajar, 1 ruang pimpinan, 2 ruang guru/ustadz, 2 ruang TU, 3 perpustakaan, 2 laboratorium, 2 ruang pertemuan, 4 lapangan olahraga, 2 ruang keterampilan,1 koperasi, 1 UKS, 15 asrama putra dan 10 ruang asrama putri.

E. Pengembangan Ponpes

1. Fisik : bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah/ swasta untuk menyelenggarakan pelatihan yang hasilnya dapat langsung diaplikasikan dalam pengembangan pesantren , misalnya pertukangan.

2. Non fisik : mengirimkan santri atau ustadz untuk mengikuti pelatihan, seminar, dan sebagainya, memberikan beasiswa untuk santri/ustadz, melasanakan studi banding untuk pengembangan pesantren, dan menghadirkan pakar untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan.

Source :
direktori_pesantren
kemenag_RI







DASI Dagelan Santri Indonesia

Profil Pondok Pesantren- Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah Wonosobo Jawa Tengah

December 22, 2017

Profil Pondok Pesantren- Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah Wonosobo Jawa Tengah
Profil Pondok Pesantren- Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah Wonosobo Jawa Tengah

Benangmerahdasi  Pondok Pesantren Al Asy’ariyyah Wonosobo Jawa Tengah

A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Al Asy’ariyah
Alamat : Jl. KH. Asy’ariyyah No. 09 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo
Telp : (0286) 322048
Pendiri : KH. Muntaha bin Nida Muhammad
Tahun Berdiri : 1832
Pengasuh : KH. Ahmad Faqih Muntaha
Ciri Khas : Tahfidzul Qur’an, Bahasa, dan Kajian Kitab Kuning

B. SEJARAH BERDIRINYA

Melalui tipu dayanya, penjajah Belanda pada 1830 menangkap Pangeran Diponegoro, dan melucuti senjata para pengawalnya. Diantara prajurit pengawalnya yang sempat meloloskan diri adalah R. Hadiwijaya dengan nama samaran KH. Muntaha bin Nida Muhammad. Pada tahun 1832, beliau - yang juga dikenal dengan KH Muntaha tiba di Kalibeber, Kecamatan Kalibeber, Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

Waktu itu Kalibeber merupakan ibu kota Kawedanan Garung- diterima oleh Mbah Glondong Jogomenggolo. Atas petunjuk Mbah Glondong, KH. Muntaha mendirikan sebuah masjid dan padepokan santri di dusun Karangan Ngebrak, Kecamatan Kalibeber, di pinggir sungai Prupuk, yang sekarang dijadikan makam keluarga Kyai. Padepokan ini kemudian berkembang menjadi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) al Asy’ariyah.

Lokasi PonPes tidak jauh dari gunung Dieng (10 km sebelah utara kota Wonosobo). Di kota ini, KH. Muntaha mula-mula mengajarkan Islam kepada anak-anak dan masyarakat sekitar. Pengajaran ini pada awalnya cukup di selenggarakan dirumah atau masjid. Seiring berjalannya waktu, santri pun mulai bertambah sehingga wadah pengajaran ini berkembang menjadi PPTQ al Asy’ariyah seperti sekarang.

Berada di desa Kalibeber Kecamatan  Mojotengah  Kabupaten Wonosobo. Desa Kalibeber yang hampir 100 % penduduknya beragama Islam secara geografis berada di atas ketinggian  + 860 m dari permukaan laut (DPL) dan terletak pada Bujur Timur dan Lintang Selatan 12.15.07.02 dimana suhu rata-rata berkisar antara 200 C sampai 250 C, pada bulan Juli dan Agustus biasanya suhu tidak menetap bahkan bisa di bawah 200 C.

Jarak desa Kalibeber dengan ibu kota kabupaten berjarak + 3 km dan tranportasi bisa dijangkau dengan mudah serta dilalui oleh angkutan kota. Luas tanah desa Kalibeber seluas 140.320 Ha dengan batas desa sebelah Utara desa Wonokromo, Selatan desa Kejiwan, Barat desa Sukorejo dan sebelah Timur desa Bumirejo dan Krasak.

Pondok Pesantren ini letaknya juga berdekatan dengan Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) yang memungkinkan dicetaknya kader-kader handal muslim. Selain itu PPTQ ini terkenal dengan Mushaf Al Qur’annya yang terbesar di Indonesia yang sekarang tersimpan di Bayt Al Qur’an.

Baca juga:


C. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal :

  1. PAUD Takhassus Al-Qur’an
      lembaga pendidikan usia dini yang berbasis Al-Qur’an

  2. SD Takhassus Al-Qur’an
      lembaga pendidikan sekolah dasar yang berbasis Al-Qur’an

  3. SMP Takhassus Al-Qur’an
     lembaga pendidikan sekolah menengah pertama yang berbasis Al-Qur’an

  4. SMA Takhassus Al-Qur’an
     lembaga pendidikan sekolah menengah atas yang berbasis Al-Qur’an dengan menggunakan             sistem SKS

  5. SMK Takhassus Al-Qur’an
     lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan yang berbasis Al-Qur’an

  6. MA Takhassus Al-Qur’an
    lembaga pendidikan Madrasah Aliyah yang berbasis Al-Qur’an


2. Sekolah non formal : Diniyah Wustha, Diniyah Ulya dan Tahfidzul Qur’an.

3. Ekstrakurikuler : Komputer, Kursus sablon, tata boga, pertanian, menjahit dan bela diri

C. SARANA PRASARANA

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, Ponpes Tahfidz al Qur'an al Asy'ariyah menyediakan:

29 ruang belajar, 2 kantor, 1 ruang lab, 18 asrama putra, 18 asrama putri, 1 koperasi, 1 ruang penginapan tamu, 2 buah aula dan fasilitas pendukung lainnya seperti toilet dan kantin. Selain itu juga terdapat lapangan olahraga, lapangan sepak bola, voli, basket, badminton, tenis meja, dan lain lain.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Dalam rangka menatap masa depan, Ponpes ini merencanakan membuka swalayan, klinik persalinan dan mngembangkan unit usaha uang sudah ada.

Beberapa unit usaha tersebut kemudian dikoordinasikan dibawah pengelolaan KOPONTREN yang sejak 1996 telah mendapatkan izin usaha dengan nomor 12810/BH/KWK.II/1996 tertanggal 9 April 1996 dengan nama KOPONTREN NUSA USAHA. Dan kini telah dibuka foto studio al Fitroh, Computer al Asy'ariyaj, photo copy El Nusa, poliklinik Hj. Maryam dan Wisnu Press.
________________________________
Source :
Direktori Pesantren
Kementerian Agama RI
Dll.

DASI Dagelan Santri Indonesia
 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes