Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah



Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah
Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Rembang Jawa Tengah

Benangmerahdasi  - Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang Jawa Tengah


A. PROFIL PESANTREN

Nama : Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin
Alamat : Jl. KH. Bisyri Mustofa, Leteh, Rembang, Jawa Tengah
Telp : 0295 - 691548
Pendiri : KH. Bisri Mustofa
Tahun Berdiri : 1942
Pengasuh : KH. Mustofa Bisri, Gus Yahya
Ciri Khas : Nahwu dan Sharaf

Rembang adalah sebuah kota di pantai utara Jawa. Kota ini menjadi populer karena di sinilah emansipasi perempuan dimulai oleh RA Kartini. Namun, di samping terkenal sebagai cikal bakal gerakan emansipasi wanita, sebenarnya kota ini sarat dengan nilai-nilai religius.

Meski bukan menjadi satu-satunya barometer religiusitas, beberapa pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di sana menjadi isyarat bahwa kota ini menjadi pusat pengembangan Islam. Pondok pesantren berada di Desa Leteh, kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi pesantren berada di antara rumah-rumah penduduk dan dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Rembang.

Pesantren Raudlatut Tholibin adalah satu di antara beberapa pesantren yang ada di Rembang. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Bisri Mustofa, ketika beliau menginjak usia relatif muda (sekitar 30 tahun). Sebelum mendirikan pesantren, KH Bisri muda telah melanglang Indonesia, mondok dari satu pesantren ke pesantren yang lain.

Obsesinya untuk mendirikan pondok pesantren setelah memiliki bekal ilmu agama yang cukup, dimotivasi oleh sebuah keinginan luhur yakni memberdayakan masyarakat setempat melalui pendidikan agama. Semboyan hidup yang selalu tertanam di sanubarinya ialah li i’la-i kalimatillah.

KH. Bisri Mustofa menikah dengan salah seorang putri pengasuh pondok pesantren Lasem Rembang. Dalam usia 63 tahun, KH Bisri Mustofa wafat sehingga tongkat estafet pengasuh pondok diturunkan kepada putra tertua, yakni KH. Cholil Bisri dibantu KH. Mustofa Bisri, seorang ulama sekaligus budayawan terkenal.


B. ORGANISASI KELEMBAGAAN

Pengelolaan pondok pesantren Raudlatut Tholibin pada awalnya menganut sistem manajemen “tradisional” dengan figur sentral seorang kyai. Pada masa pengasuh KH Cholil Bisri dan KH Mustofa Bisri, manajemen pesantren mengalami perkembangan, yaitu dengan didirikannya yayasan “Al Ibriz” yang artinya penjelas.

Meskipun penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ditangani oleh yayasan, namun keberadaan yayasan tersebut hanyalah sebuah organisasi pelaksana dari kepemimpinan kolektif (dalam arti kyai tetap merupakan figur sentral dalam pengambilan keputusan.

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kepengurusan pesantren sehari-hari terutama dalam mengasuh santri putri, pengasuh dibantu oleh para istri pengasuh pondok. Sementara untuk kegiatan penunjang santri, pengelolaannya diserahkan kepada santri sendiri, mulai dari perencanaan sampai realisasi program. Pengasuh hanya memberikan saran dan petunjuk setelah menerima laporan dari santri.
Baca Juga: Profil dan sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Grobogan Jawa Tengah
                             Profil dan Sejarah Pondon Pesantren Al-Anwar Rembang Jawa Tengah
                         
                             Profil dan Sejarah Pondon Pesantren At-Tahudiyyah Giren Talang Tegal 
                             
C. KEGIATAN PENDIDIKAN

1. Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah yang diselenggarakan di pondok pesantren Raudlatut Tholibin adalah Raudhatul Athfal (RA), dan kurikulum yang dipergunakan mengacu pada kurikulum Departemen Agama. Sedangkan MTs menggunakan kurikulum yayasan dengan mengacu pada kurikulum sebuah lembaga pendidikan di Makkah ( walaupun saat ini lembaga pendidikan tersebut sudah digusur oleh Raja Fahd).

2. Pendidikan Kepesantrenan
Kegiatan pendidikan kepesantrenan di pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi : Madrasah Diniyah, TPQ, kajian kitab salaf dengan metode sorogan dan bandongan. TPQ menggunakan metode qiro’ati, dibuka untuk kalangan santri sendiri maupun masyarakat sekitar.

Materi kajian kitab yang diwajibkan meliputi fiqih, ushul fiqih, tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, ahlak/tasawuf, tafsir al Qur’an, hadits, musthalah hadits, bahasa Arab. Tajwid, qowaidul fiqhiyyah, ilmu tafsir, tarikh Islam, tarikh tasyri’, mantiq dan Imla’.

Kegiatan tasawuf diselenggarakan di pesantren. Tujuannya tidak untuk menjadi seorang sufi, karena sifatnya hanya pengenalan. Dengan metode tadabbur alam. Diharapkan santri dapat menghayati, meresapi dan memahami hikmah di balik peristiwa-peristiwa alam. Dalam kegiatan ini diselingi dengan pembacaan syair munfarija (kumpulan syair dan hadits berbahasa Arab). Sedangkan kitab yang digunakan untuk masing-masing materi adalah :

Fiqih : Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Mabadi.
Ushul Fiqih : Lathoiful Isyarat, Alluma’.
Tauhid : Kifayatul Awam, Husnul Hamidiyyah.
Nahwu : Jurumiyyah, Imrithy, Alfiyah
Sharaf : Amtsilatut Tashrifiyyah
Balaghah : Jawahirul Balaghah
Akhlak Tasawuf : Bidayatul Hidayah
Tafsir al Qur’an : Tafsir Jalalain
Hadits : Bulughul Maram
Bahasa Arab : Lughotul Arobiyah
Tajwid : Tuhfatul Athfal, Mustholah Tajwid.
Qowaidul Fiqhiyyah : Faro’idul Bahiyyah.
Tarikh : Khulasoh Nur Yaqin

3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di pesantren pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi : komputer, menjahit, pertukangan, olahraga dan pengelasan. Kegiatan penunjang utama santri putra adalah sepak bola dengan peserta siapa saja yang berminat.

Pondok pesantren Raudlatut Tholibin memiliki tim kesebelasan yang permanen dan sering bermain bersama dengan tim kesebelasan lain di kabupaten Rembang. Tim kesebelasan pesantren bekerjasama dengan persatuan sepak bola Krida milik pemerintah daerah kabupaten Rembang. Selain itu juga tersedia fasilitas olahraga lainnya seperti bulu tangkis dan tenis meja.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan pesantren pondok pesantren Raudlatut Tholibin meliputi pengembangan fisik dan non fisik. Untuk pengembangan fisik, pihak pondok menyelenggarakan pelatihan pertukangan yang hasilnya dapat langsung diaplikasikan dalam pembangunan fisik pondok.

Pengembangan non fisik ( pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia) meliputi :
mengembangkan partisipasi para alumni, masyarakat dan keluarga besar pesantren, memperluas jaringan komunikasi dan bekerja sama dengan Kementeria Agama Kabupaten Rembang dala program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS), sedangkan untuk kaderisasi, pengasuh pondok telah mengirimkan salah seorang putra pengasuh untuk menimba ilmu di Makkah.

Santri dan alumni :
Abdullah Ibnu Jamil
Nahwiyyin Tina Renmbanj

Source :
direktori pesantren
kemenag RI

DASI Dagelan Santri Indonesia

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes