KAJIAN KITAB

AZWAJA

ASBABUN NUZUL

Latest Updates

Showing posts with label SHALAT. Show all posts
Showing posts with label SHALAT. Show all posts

Fiqih Bab Shalat Jama'ah (Hal-hal yang Dilakukan Seorang Makmum Saat Tertinggal Oleh Imam)

April 06, 2018




Fiqih Bab Shalat Jama'ah (Hal-hal yang Dilakukan Seorang Makmum Saat Tertinggal Oleh Imam)
Fiqih Bab Shalat Jama'ah (Hal-hal yang Dilakukan Seorang Makmum Saat Tertinggal Oleh Imam) 

Benangmerahdasi  -Fiqih bab sholat (Tentang sholat jama'ah) Makmum mendapati imam sedang membaca surat pendek pada sholat jahr. Apakah makmum tersebut harus membaca Al fatihah.?.
di bab ini kita akan membahas hal tersebut


BENANG MERAH
NO : 00375
FIQIH BAB SHOLAT
[ Tentang Sholat Jama'ah ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

Sail : Nana Aurora

Pertanyaan :
Simaklah dua macam keadaan makmum berikut ini !

1. Makmum mendapati imam sedang membaca surat pendek pada sholat jahr. Apakah makmum tersebut harus membaca Al fatihah?

2. Makmum mendapati imam sedang berdiri. Ketika makmum tersebut membaca al fatihah (2 ayat), imam takbir untuk rukuk. Apa yang harus dilakukan makmum? Meneruskan fatihah atau ikut rukuk bersama imam ?
______________________

Mujawib : Ibnu Naum, Diq Diq, Sholeh ID

Jawaban :

1. Jawaban untuk pertanyaan nomor 1.

Perinciannya adalah sebagai berikut :
a) Apabila berada dalam sholat sirri, maka makmum wajib membaca fatihah dan sunnah membaca surat.

b) Apabila berada dalam sholat jahri, maka ada 2 perincian :

* jika makmum mendengar bacaan fatihah imam, maka makruh bagi makmum membaca fatihah dan surat

* jika makmum tidak mendengar bacaan fatihah imam, maka makmum wajib membaca fatihah dan sunah membaca surat.

Nb : wajib membaca surat fatihah secara sempurna jika memiliki waktu yang cukup
Baca Juga: Fiqih bab shalat (penjelasan tentang hukum fatihah yang terlewat
2. Jawaban untuk pertanyaan nomor 2.

Wajib membaca secukupnya. Saat imam rukuk, makmum harus rukuk mengikuti imam. Jika tidak segera rukuk dan imam sudah terlanjur bangun dari rukuk, maka rokaatnya tidak dianggap

Nb : Bagi makmum masbuk, rokaat dihitung jika bisa rukuk bersama imam secara tumakninah
________________
Referensi

1. At Tibyan ala Ibni Qosim halaman 125

فأما المأموم فإن كانت الصلاة سرية وجب عليه الفاتحة واستحب له السورة. وإن كانت جهرية، فإن كان يسمع قراءة الإمام كره له قراءة / السورة.

وفي وجوب الفاتحة قولان : اصحهما تجب. والثاني لا تجب.

وإن كان لا يسمع القراءة فالصحيح وجوب الفاتحة واستحباب السورة. وقيل : لا تجب الفاتحة ، وقيل : تجب ولا تستحب السورة ، والله اعلم.

2. Nihayatuz Zain halaman 122

ﻭﺇﻥ ﻭﺟﺪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻛﻊ ﻭﻗﻒ ﻣﻌﻪ، ﻓﺈﻥ ﺃﺩﺭﻙ ﻣﻌﻪ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺯﻣﻨﺎ ﻳﺴﻊ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﻠﻮﺳﻂ ﺍﻟﻤﻌﺘﺪﻝ ﻓﻬﻮ ﻣﻮﺍﻓﻖ، ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻭﻳﻐﺘﻔﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﺘﺨﻠﻒ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻃﻮﻳﻠﺔ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪﻡ .

ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﻣﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺯﻣﻨﺎ ﻳﺴﻊ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻓﻬﻮ ﻣﺴﺒﻮﻕ ﻳﻘﺮﺃ ﻣﺎ ﺃﻣﻜﻨﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ، ﻭﻣﺘﻰ ﺭﻛﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻣﻌﻪ

3. Syarah Muhadzab juz 3 halaman 322 - 327

( أما حكم المسألة ) فقراءة الفاتحة واجبة على الإمام والمنفرد في كل ركعة وعلى المسبوق فيما يدركه مع الإمام بلا خلاف . وأما المأموم فالمذهب الصحيح وجوبها عليه في كل ركعة في الصلاة السرية والجهرية.

DASI Dagelan Santri Indonesia
Santri DASI
Santri

Fiqih Bab Shalat (Penjelasan Tentang Hukum Fatihah yang Terlewat)

April 05, 2018


Fiqih Bab Shalat Penjelasan Tentang Hukum Fatihah yang Terlewat)
Fiqih Bab Shalat Penjelasan Tentang Hukum Fatihah yang Terlewat)

Benangmerahdasi  -Fiqih bab Sholat (Tentang fatihah yang terlewat) Penjelasan tentang Ketika seorang sudah ruku' namun ia ragu sudah membaca Al Fatihah atau belum.

BENANG MERAH
Santri DASI

NO : 00371
FIQIH BAB SHOLAT
[ Tentang Fatihah yang Terlewat ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

Sail : Fauji Ibnu Munir

Pertanyaan :
Ketika seseorang sudah ruku' namun ia ragu sudah membaca Al Fatihah atau belum, apakah ia wajib mengulangi fatihah ?

Mujawib : Daviq Muntaqy, Sholeh ID, Ibnu Naum

Jawaban :

Dalam masalah ini, dapat dirinci sebagai berikut :

1. Jika sholat sendiri atau sebagai imam, maka ia wajib kembali berdiri untuk membaca fatihah jika ia sudah rukuk.

2. Bila ia sebagai makmum , maka ia tidak boleh kembali berdiri untuk membaca fatihah, melainkan ia wajib mengikuti imam. setelah imam salam ia wajib menambah rokaat.

Referensi :

1. Fathul Mu'in halaman 124

أو شك هو أي غير المأموم في ركن هل فعل أم لا كأن شك راكعا هل قرأ الفاتحة أو ساجدا هل ركع أو اعتدل أتى به فورا وجوبا إن كان الشك قبل فعله مثله أي مثل المشكوك فيه من ركعة أخرى وإلا أي وإن لم يتذكر حتى فعل مثله في ركعة أخرى أجزأه عن متروكة ولغا ما بينهما.

Selain makmum ragu ragu dalam hal rukun, apakah sudah melakukannya apa belum ? Contohnya : Ragu ragu pada saat ruku' apakah sudah membaca fatehah apa belum , atau saat sujud apakah sudah rukuk atau belum, atau saat i'tidal, maka dia saat itu juga wajib mendatangi rukun yang diragukan jika keraguan tersebut sebelum dia melakukan rukun yang semisalnya, maksudnya rukun semisal yang diragukannya dalam rokaat yang lain. Jika tidak, maksudnya jika tidak ingat hingga dia melakukan rukun yang semisal di ragukan dalam rokaat yang lain maka itu sudah mencukupi dan rukun yang ditinggalkan dan yang diantara keduanya tidak dianggap.
Baca Juga: Penjelasan tentang Hukum memejamkan mata ketika shalat
2) Nihayatuz Zain halaman 74

(أَو شكّ) غير مَأْمُوم فِي ركن هَل فعله أم لَا كَأَن شكّ فِي رُكُوعه هَل قَرَأَ الْفَاتِحَة أَو فِي سُجُوده هَل ركع أم لَا (أَتَى بِهِ) أَي بذلك الرُّكْن حَالا فَإِن مكث قَلِيلا ليتذكر بطلت صلَاته

Selain makmum ragu dalam hal rukun apakah telah melakukannya apa belum ? Contoh : misalnya ragu pada saat rukuk apakah telah membaca fatekhah. Atau dalam sujud apakah telah ruku' atau belum, maka rukun yang diragukan tersebut di datangi saat itu juga, jika diam sebentar untuk mengingat ingat maka batallah sholatnya.

3) I’anah al-Thalibin juz 1 halaman 178 - 180 :

(وَلَوْ سَهَا غَيْرُ الْمَأْمُوْمِ)فِي التَّرْتِيْبِ (بِتَرْكِ رُكْنٍ)إلى أن قال (أَوْ شَكَّ)هُوَ أَيْ غَيْرُ الْمَأْمُوْمِ فِيْ رُكْنٍ هَلْ فَعَلَ أَمْ لاَ، كَأَنْ شَكَّ رَاكِعًا هَلْ قَرَأَ الْفَاتِحَةَ أَوْ سَاجِدًا هَلْ رَكَعَ أَوِ اعْتَدَلَ (اَتَى بِهِ فَوْرًا) وُجُوْبًا (إِنْ كَانَ الشَّكُّ قَبْلَ فِعْلِ مِثْلِهِ) أَيْ فِعْلِ الْمَشْكُوْكَ فِيْهِ مِنْ رَكْعَةٍ أُخْرَى[هامش إعانة الطالبين

“Apabila selain ma’mum (munfarid atau imam) lupa tertib dengan meninggalkan rukun… atau ia ragu mengenai rukun apa sudah dikerjakan atau belum – misalnya ketika ruku’ ia ragu apa sudah membaca Fatihah, atau ketika sujud apa sudah ruku’ atau i’tidal – maka ia wajib segera mengerja-kan rukun yang diragukan tadi, apabila keraguan timbul sebelum ia mengerjakan rukun yang sama, yakni sama dengan yang diragukan dari raka’at berikutnya”.

أَمَّا مَأْمُوْمٌ عَلِمَ أَوْ شَكَّ قَبْلَ رُكُوْعِهِ وَبَعْدَ رُكُوْعِ إِمَامِهِ أَنَّهُ تَرَكَ الْفَاتِحَةَ فَيَقْرَأُهَا وَيَسْعَى خَلْفَهُ، وَبَعْدَ رُكُوْعِهِمَا لَمْ يَعُدْ إِلَى الْقِيَامِ لِقِرَاءتِهِ الْفَاتِحَةَ بَلْ يَتْبَعُ إِمَامَهُ وَيُصَلِّيْ رَكْعَةً بَعْدَ سَلاَمِ اْلإِمَامِ [هامش إعانة الطالبين

“Adapun ma’mum yang sudah mengetahui atau ragu sebelum ia ruku’ namun imam sudah ruku’, bahwa ia belum membaca Fatihah, maka ia harus membaca Fatihahnya lalu menyusul imam. Dan apabila tahunya/ragunya sesudah mereka (imam dan ma’mum) ruku’, maka tidak perlu berdiri lagi untuk membaca Fatihah, tetapi mengikuti imam dan menambah satu raka’at setelah salamnya imam”.

4) Tausyeh 'ala Ibn Qosim halaman 68

..... في قوله فالفرض اذا تركه سهوا لا ينوب عنه سجود السهو بل ان ذكره اي الفرض وهو في الصلاة أتى به ان لم يكن مأموما ولم يفعل مثل الركن المتروك فإن فعل مثله قام مقامه وتدارك الباقي وتمت صلاته وما بعد المتروك الى المثل المفعول لغو أما المأموم فيدارك بعد سلام امامه بركعة. او ذكره اي الركن المتروك بعد السلام والزمان الذي بين سلامه وعلمه بالمتروك قريب عرفا أتى به اي المتروك وجوبا فورا بمجرد التذكر وإلا استأنف الصلاة

5) Fathul Qorib halaman 89

{فصل} (والمتروك من الصلاة ثلاثة أشياء: فرض) ويسمى بالركن أيضا، (وسنة وهيئة)؛ وهما ما عدا الفرض.وبين المصنف الثلاثة في قوله: (فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو، بل إن ذكره) أي الفرض وهو في الصلاة أتى بهوتمت صلاته، أو ذكره بعد السلام (والزمان قريب أتى به، وبنى عليه) ما بقي من الصلاة، (وسجد للسهو). وهو سنة -كما سيأتي- لكن عند ترك مأمور به في الصلاة أو فعل منهي عنه فيها.


DASI Dagelan Santri Indonesia
Santri
DASISantri

Fiqih bab Sholat (hukum memejamkan mata ketika shalat)

April 01, 2018

Santridasi menjawab -Fiqih bab Sholat (hukum memejamkan mata ketika shalat)

Fiqih bab Sholat (hukum memejamkan mata ketika shalat)
Fiqih bab Sholat (hukum memejamkan mata ketika shalat)

Banangmerahdasi  -Fiqih bab Sholat (hukum memejamkan mata ketika shalat)

BENANG MERAH
Santridasi
NO : 00365
FIQIH BAB SHOLAT
[ Memejamkan Mata ketika Sholat ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

Sail : Nashihul Umam

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya memejamkan mata ketika sholat?

Mujawib :
Sholeh ID

Jawaban :

Sunnah di dalam sholat, untuk membuka mata dan terus menerus melihat tempat sujud agar memudahkan hati untuk khusyu. Kesunahan ini juga berlaku bagi orang yang buta, ia tetap dianjurkan melihat ke tempat sujudnya.

Sekalipun ia menutup mata dalam sholat, hukumnya tidak makruh akan tetapi adalah khilaful aula (lebih baik untuk ditinggalkan).
Baca Juga: Penjelasan tentang bacaan I'tidal "sami'Allohu liman hamidah" bukan "Allohu Akbar" seperti pada gerakan yang lain "
Memejamkan mata dalam shalat bisa menjadi wajib hukumnya jika misalnya di hadapannya ada seseorang yang membuka aurat. Bisa juga dihukumi sunnah apabila di hadapan kita ada sesuatu yang dapat mengganggu kekhusyuan shalat seperti gambar-gambar atau lainnya.

Referensi :

I'anatut Tholibin juz 1 halaman 214

‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺳﻦ ﺇﺩﺍﻣﺔ ﻧﻈﺮ ﻣﺤﻞ ﺳﺠﻮﺩﻩ ‏) ﺃﻱ ﺑﺄﻥ ﻳﺒﺘﺪﺉ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﻮﺿﻊ ﺳﺠﻮﺩﻩ ﻣﻦ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﺍﻟﺘﺤﺮﻡ، ﻭﻳﺪﻳﻤﻪ ﺇﻟﻰ ﺁﺧﺮ ﺻﻼﺗﻪ، ﺇﻻ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺴﺘﺜﻨﻰ . ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻘﺪﻡ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﺍﻟﺘﺤﺮﻡ ﻟﻴﺘﺄﺗﻰ ﻟﻪ ﺗﺤﻘﻖ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻣﻦ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﺍﻟﺘﺤﺮﻡ . ﻭﺧﺺ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﻻﻧﻪ ﺃﺷﺮﻑ ﻭﺃﺳﻬﻞ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻻﻥ ﺫﻟﻚ ‏) ﺃﻱ ﺇﺩﺍﻣﺔ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻞ ﺳﺠﻮﺩﻩ . ﻭﻗﻮﻟﻪ : ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺨﺸﻮﻉ ﺃﻱ ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺼﻴﻠﻪ، ﻛﻤﺎ ﻣﺮ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﻟﻮ ﺃﻋﻤﻰ ‏) ﺃﻱ ﻭﺳﻦ ﺇﺩﺍﻣﺔ ﻧﻈﺮﻩ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺃﻋﻤﻰ . ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻨﻈﺮﻩ ﻣﻮﺿﻌﻪ، ﺇﺫ ﻻ ﻧﻈﺮ ﻟﻼﻋﻤﻰ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﺇﻟﺦ ‏) ﺍﻟﻐﺎﻳﺔ ﻟﻠﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺜﻨﻰ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﻧﻪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻬﺎ . ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ، ﻭﻋﻦ ﺟﻤﺎﻋﺔ : ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺼﻠﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻟﻜﻦ ﺻﻮﺏ ﺍﻟﺒﻠﻘﻴﻨﻲ ﺃﻧﻪ ﻛﻐﻴﺮﻩ . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻻﺳﻨﻮﻱ : ﺇﻥ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﻧﻈﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺟﻪ ﺿﻌﻴﻒ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻠﻤﺔ ‏) ﺃﻱ ﻭﺳﻦ ﺇﺩﺍﻣﺔ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺼﻠﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻠﻤﺔ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﺃﻭ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ‏) ﺃﻱ ﻭﺳﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ . ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﻐﺎﻳﺔ ﻟﻠﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺜﻨﻰ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﻓﻘﺎﻝ : ﺃﻧﻪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ ﺍﻟﺮﻣﻠﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ : ﻭﺍﺳﺘﺜﻨﻰ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻳﻀﺎ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺻﻠﻰ ﺧﻠﻒ ﻇﻬﺮ ﻧﺒﻲ ﻓﻨﻈﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﻇﻬﺮﻩ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻦ ﻧﻈﺮﻩ ﻟﻤﻮﺿﻊ ﺳﺠﻮﺩﻩ، ﻭﻣﺎ ﻟﻮ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺟﻨﺎﺯﺓ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ . ﻭﻟﻌﻠﻪ ﻣﺄﺧﻮﺫ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ ﺍﻟﻘﺎﺋﻞ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻮ ﺻﻠﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻧﻈﺮ ﺇﻟﻴﻬﺎ . ﺍﻩ . ﻭﻛﺘﺐ ﻉ ﺵ : ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﻟﻌﻠﻪ، ﺃﻱ ﺍﻻﺳﺘﺜﻨﺎﺀ . ﻭﻗﻮﻟﻪ : ﻣﺄﺧﻮﺫ ﺃﻱ ﻭﻫﻮ ﻣﺮﺟﻮﺡ . ﺍﻩ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻧﻌﻢ، ﺇﻟﺦ ‏) ﺍﺳﺘﺪﺭﺍﻙ ﻋﻠﻰ ﺳﻨﻴﺔ ﺇﺩﺍﻣﺔ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻣﺤﻞ ﺳﺠﻮﺩﻩ، ﻭﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻣﺮ ﺫﻛﺮﻩ ﻗﺮﻳﺒﺎ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﻭﻻﻳﻜﺮﻩ ﺗﻐﻤﻴﺾ ﻋﻴﻨﻴﻪ ‏) ﺃﻱ ﻻﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻓﻴﻪ ﻧﻬﻲ : ﻗﺎﻝ ﻉ ﺵ : ﻟﻜﻨﻪ ﺧﻼﻑ ﺍﻻﻭﻟﻰ، ﻭﻗﺪ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﺘﻐﻤﻴﺾ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻌﺮﺍﻳﺎ ﺻﻔﻮﻓﺎ، ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻦ ﻛﺄﻥ ﺻﻠﻰ ﻟﺤﺎﺋﻂ ﻣﺰﻭﻕ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻣﻤﺎ ﻳﺸﻮﺵ ﻓﻜﺮﻩ . ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﻌﺰ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ . ﺍﻩ ﻡ ﺭ . ‏( ﻗﻮﻟﻪ : ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ‏) ﺃﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻐﻤﻴﺾ ﺿﺮﺭﺍ، ﻓﺈﻥ ﺧﺎﻓﻪ ﻛﺮﻩ

DASI Dagelan Santri Indonesia
SantriDASI
Santri

Fiqih Bab Shalat (Tentang Bacaan I'tidal) "sami'Allohu liman hamidah" bukan "Allohu Akbar"

March 31, 2018


Fiqih Bab Shalat (Tentang Bacaan I'tidal)  "sami'Allohu liman hamidah" bukan "Allohu Akbar"
Fiqih Bab Shalat (Tentang Bacaan I'tidal)  "sami'Allohu liman hamidah" bukan "Allohu Akbar" 

Benangmerahdasi  -Fiqih bab sholat (ketika i'tidal mengucapkan "Sami'Allahu liman Hamidah" bukan Allahu Akbar" seperti pada gerakan yang lain.

BENANG MERAH
Santridasi
NO : 00368
FIQIH BAB SHOLAT
[ Tentang Bacaan I'tidal ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999
Santri dasi

Sail : Muhammad Lutfie D'nan

Pertanyaan :
Mengapa ketika i'tidal, kita mengucapkan "sami'Allohu liman hamidah" bukan "Allohu Akbar" seperti pada gerakan yang lain ?

Mujawib :
Daviq Muntaqy

Jawaban :

Referensi :
I'anatut Tholibin juz 1 halaman 181

(قوله: قائلا سمع الله لمن حمده)
أي حال كونه قائلا ذلك، ويكون عند ابتداء الرفع من الركوع.
وأما عند انتصابه فيسن ربنا لك الحمد.

والسبب في سن سمع الله لمن حمده: أن الصديق رضي الله عنه ما فاتته صلاة خلف رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قط، فجاء يوما وقت صلاة العصر فظن أنه فاتته مع رسول الله - صلى الله عليه وسلم -، فاغتم بذلك وهرول ودخل المسجد فوجده - صلى الله عليه وسلم - مكبرا في الركوع، فقال: الحمد لله.
وكبر خلفه - صلى الله عليه وسلم -.
فنزل جبريل والنبي - صلى الله عليه وسلم - في الركوع، فقال يا محمد، سمع الله لمن حمده.

وفي رواية: اجعلوها في صلاتكم.
فقال : عند الرفع من الركوع، - وكان قبل ذلك يركع بالتكبير ويرفع به - فصارت سنة من ذلك الوقت ببركة الصديق رضي الله عنه.
اه بجيرمي.

Artinya :

“Dan sebab sunahnya perkataan “Sami’a Allah liman hamidah” adalah sesungguhnya Abubakar As-Siddiq RA tidak pernah ketinggalan salat di belakang Rasulullah SAW.
Pada suatu hari ketika hendak shalat ‘Ashar beliau terlambat dan menyangka tidak sempat salat di belakang Rasulullah SAW, beliau sangat menginginkan agar bisa salat bersama Rasulullah SAW, beliau berlari dan memasuki masjid rupanya beliau mendapatkan Rasulullah SAW sedang membaca takbir dalam ruku’ maka beliau memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah dan langsung bertakbir mengikuti Rasulullah SAW, datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW yang sedang ruku’ dan mengatakan :
" wahai Muhammad Allah telah mendengar orang yang memuji-Nya maka bacakan “ Sami’a Allahu Liman Hamidah”.
Baca Juga: Fiqih bab shalat (penjelasan tentang pengertian shalat sunnah Awwabin)
Dalam riwayat lain disebutkan “Jadikanlah kalimat itu sebagai bacaan salat kalian ”.
maka Rasulullah SAW membacanya ketika bangkit dari ruku’ padahal sebelum itu beliau turun ke dan bangkit dari ruku’ dengan mengucapkan “Allahu Akbar”
maka menjadi sunnah dari semenjak kejadian itu berkah dari Abubakar as-Siddiq RA.

DASI Dagelan Santri Indonesia
Santri DASI

Santri

Fiqih bab Shalat penjelasan Tentang pengertian Shalat Sunnah Awwabin

March 30, 2018


Fiqih bab Shalat penjelasan Tentang pengertian Shalat Sunnah Awwabin
Fiqih bab Shalat penjelasan Tentang pengertian Shalat Sunnah Awwabin 


Benangmerahdasi  -Fiqih bab Shalat penjelasan Tentang pengertian Shalat Sunnah Awwabin dengan referensi Al-Mausu’atul Fiqhiyyah juz 27 halaman134-135


BENANG MERAH
Santri dasi
NO : 00366
FIQIH BAB SHOLAT
[ Sholat Sunnah Awwabin ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

Sail : Edy Gb-friends

Pertanyaan : apakah yang dimaksud dengan sholat sunnah awwabin?

Mujawib :
Sholeh ID

Jawaban :

Di antara shalat yang disunahkan adalah shalat Awwabin. Istilah shalat Awwabin itu sendiri memilik dua konotasi, bisa diartikan shalat Dhuha, bisa juga diartikan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya sebagaimana yang dikemukakan para ulama dari kalangan Madzhab Syafi’i.

Kendati demikian, Madzhab Syafi’i cenderung menggunakan istilah shalat Awwabin dengan pengertian yang kedua,yaitu shalat sunah yang dilakukan di antara Maghrib dan Isya.
Baca Juga: Fiqih bab Shalat (Tentang shalat dhuhur di hari Juam'at)
Referensi :

Al-Mausu’atul Fiqhiyyah juz 27 halaman134-135

وَيُؤْخَذُمِمَّا جَاءَ عَنْ صَلاَة
الضُّحَى وَالصَّلاَةِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ أَنَّ صَلاَةَ الْأَوَّابِينَ تُطْلَقُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى ، وَالصَّلاَةِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ . فَهِيَ مُشْتَرَكَةٌ بَيْنَهُمَا كَمَا يَقُول الشَّافِعِيَّةُ.وَانْفَرَدَ الشَّافِعِيَّةُبِتَسْمِيَةِ التَّطَوُّعِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِصَلاَةِ الْأَوَّابِين

َArtinya, “Dari apa yang telah dijelaskan mengenai shalat Dhuha dan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya dapat diambil kesimpulan bahwa ‘shalat Awwabin’ dikatakan untuk menyebut shalat sunah Dhuha dan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya. Karenanya shalat Awwabin dikonotasikan di antara keduanya sebagaimana dikemukakan oleh Madzhab Syafi’i. Hanya Madzhab Syafi’i yang menamakan shalat di antara Maghrib dan Isya dengan shalat Awwabin,”

DASI Dagelan Santri Indonesia
Santri DASI
Santri


Fiqih Bab Sholat (Tentang Sholat Dhuhur di Hari Jum'at)

March 20, 2018


Fiqih Bab Sholat (Tentang Sholat Dhuhur di Hari Jum'at)
Fiqih Bab Sholat (Tentang Sholat Dhuhur di Hari Jum'at)

Benangmerahdasi  - Fiqih bab Sholat (Tentang sholat dhuhur di hari Jum'at)

NO:00359
FIQIH BAB SHOLAT
[ Tentang Sholat Dhuhur di Hari Jum'at ]

Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

Sail : Inayah Azza

Pertanyaan :
Ketika hari jum'at, bolehkah kita sholat dhuhur terlebih dahulu tanpa menunggu jama'ah sholat jum'at selesai?

Mujawib : Daviq Muntaqy

Jawaban :
Boleh dan sah.

Yang tidak sah sholat dhuhur sebelum imam salam adalah orang yang kewajiban sholat jumat serta tidak ada udzur.

Untuk orang yang kewajiban tapi ada udzur dan orang yang tidak kewajiban jumat seperti wanita maka boleh dan sah sholat dhuhur sejak masuknya waktu.

Referensi :

(فرع) لا يصح ظهر من لا عذر له قبل سلام الامام، فإن صلاها جاهلا انعقدت نفلا، ولو تركها أهل بلد فصلوا الظهر لم يصح، ما لم يضق الوقت عن أقل واجب الخطبتين والصلاة، وإن علم من عادتهم أنهم لا يقيمون الجمعة.

Baca Juga: Qadha Sholat bagi seseorang yang sudah meninggal
____________________
I'anatut Tholibin juz 2 halaman 75

لا يصح ظهر من لا عذر قبل
سلام الإمام) أي من الجمعة.
ولو بعد رفعه من ركوع الثانية لتوجه فرضها عليه بناء على الأصح أنها الفرض الأصلي، وليست بدلا عن الظهر.
وبعد سلام الإمام يلزمه فعل الظهر على الفور، وإن كانت أداء لعصيانه بتفويت الجمعة، فأشبه عصيانه بخروج الوقت.
وخرج بقوله من لا عذر له، من له عذر، فيصح له ذلك قبل سلام الإمام.

(اعانة الطالبين ٢ ص ٧٥)

DASI Dagelan Santri Indonesia

Qadha Sholat Bagi Seseorang yang Sudah Meninggal

February 16, 2018



Qadha Sholat Bagi Seseorang yang Sudah Meninggal
Qadha Sholat Bagi Seseorang yang Sudah Meninggal

Benangmerahdasi  - Fiqih Bab Sholat (Tentang Qadha Sholat bagi orang yang sudah meninggal)

FIQIH BAB SHOLAT
No: 00346
Hallo Benang merah
WA : 0813 8445 1265
WA : 0899 8605 999

QADHA SHOLAT BAGI SESEORANG YANG SUDAH MENINGGAL
Sail : مسعواد

Pertanyaan :
Apabila ada seseorang yang meninggal dan masih memiliki tanggungan shalat . ( qodho')
Apakah salat nya bisa di wakilkan (di qodho' kan) ?

Mujawib :
Gus Fathur El-Rozy

Jawaban :
Terdapat perbedaan pendapat diantara ulama ( Khilaf ).
Sebagian ulama' menyatakan:
Baca Juga: Hukum melintas seseorang yang sedang sholat

Tanggungan shalat ( qodho') nya orang yg meninggal TIDAK BISA di qodho' kan.
Sedangkan menurut salah satu qoul yang berdasar pada hadist Imam Bukhori sebagai pedoman, menyatakan bahwa DIPERBOLEHKAN mengqodho' kan salat mayit.
Pendapat ini di dukung oleh beberapa mujtahid dan Imam Subki.
Menurut sebagian ulama' di wajibkan membayar satu mud untuk tiap shalatanya.
Referensi :

‏( ﻓﺎﺋﺪﺓ ‏) ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺻﻼﺓ ﻓﻼ ﻗﻀﺎﺀ ﻭﻻ ﻓﺪﻳﺔ ﻭﻓﻲ ﻗﻮﻝ ﻛﺠﻤﻊ ﻣﺠﺘﻬﺪﻳﻦ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻘﻀﻰ ﻋﻨﻪ ﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﺟﻤﻊ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺘﻨﺎ ﻭﻓﻌﻞ ﺑﻪ ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﻭﻧﻘﻞ ﺍﺑﻦ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﺇﻥ ﺧﻠﻒ ﺗﺮﻛﺔ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻰ ﻋﻨﻪ ﻛﺎﻟﺼﻮﻡ ﻭﻓﻲ ﻭﺟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﻄﻌﻢ ﻋﻦ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻣﺪﺍ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺤﺐ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﻳﺼﻞ ﻟﻠﻤﻴﺖ ﻛﻞ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺗﻔﻌﻞ ﻭﺍﺟﺒﺔ ﺃﻭ ﻣﻨﺪﻭﺑﺔ
اعانة الطالبين ج1 ص24

DASI Dagelan Santri Indonesia
 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes