Kajian Ta'liimul Muta'allim Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Tentang Ketabahan

Benangmerahdasi -Kajian Ta'liimul Muta'allim

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Nomer: 011
Setiap : Selasa
Oleh : Umy Nana Syrif

بسم الله الرحمن الرحيم.
فصل فى اختيار العلم والأستاذ والشريك والثبات

Fasal 3
Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Tentang Ketabahan

Memilih Ilmu

وينبغي لطالب العلم أن يختار من كل علم أحسنه وما يحتاج إليه في أمر دينه فى الحال، ثم ما يحتاج إليه في المال.

Penuntut ilmu hendaklah memilih yang bagus dari setiap bidang ilmu, Ilmu yang terbagus adalah ilmu pengetahuan yang substansi maupun illaborasinya jelas, tidak debatable dan tidak kontrovesial, hal ini penting dinyatakan, karena disini kita sedang mengenai proses belajar atau Thoriqot Ta'allum.
Memilih ilmu apa yang diperlukan dalam urusan agama di saat ini, kemudian apa yang diperlakukan diwaktu nanti.

ويقدم علم التوحيد، ويعرف الله تعالى بالدليل، فإن إيمان المقلد، - وإن كان صحيحا عندنا -لكن يكون اثما بترك الاستدلال.

Hendaklah memprioritaskan ilmu tauhid dan mengenal Allah SWT berdasarkan dalil, karena secara taqlid, meskipun sah menurut mazhab kami. Namun tetap berdosa karena meninggalkan pemakaian dalil

ويختار العتيق دون المحدثات، قالوا :"عليكم بالعتيق وإياكم بالمحدثات؛

Dan hendaklah memilih ilmu kuno, bukan ilmu yang baru, para ulama' berkata ''Tekunilah ilmu yang kuno dan jauhilah ilmu yang baru'' Ilmu kuno adalah ilmu yang di ajarkan oleh Nabi SAW, para shahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in. Sedang ilmu baru adalah ilmu-ilmu yang lahir setelah priode tersebut, semacam ilmu perdebatan dan peramalan nasib, demikian kata Syaikh Ismail bin Ibrahim dalam syarah Ta'liimul Muta'alim hal 3. Batasan seperti ini tentu dimaksudkan dalam konteks mempelajari agama, karena dalam belajar ilmu agama memang diperlukan kemurnian / akurasi ilmu dan faliditas informasinya, sedang akurasi dan faliditas ini bisa diperbolehkan dari sumber asalnya (Nabi) dan generasi terdekat sesudahnya (Shahabat dan Tabi'in). Belajar ilmu agama tidak boleh gegabah, sebab akan berakibat nilai-nilainya agama terdistorasi dengan pemaksaan logika, sehingga ajaranya tidak murni lagi. Ilmu juga dapat diklasifikasikan menjadi ilmu yang bersumber dari syati'at dan ilmu yang bersumber dari filsafat. Termasuk ilmu yang pertama adalah ilmu Qori'ah, tafsir dan rangkaiannya, hadits, ushul hadits dan rangkaiannya, ilmu kalam, Fiqih dan Ushusul Fiqih, ditambah ilmu akhlak sampai ilmu tashawwuf. Diluar ini masuk kelompok yang kedua (Kasyfud Dhunun l/ll).

Baca juga: Kajian Ta'liimul Muta'allim (Pantangan Orang Berilmu

وإياك أن تشتغل بهذا الجدال الذي ظهر بعد انقراض الاكابر من العلماء، فإنه يبعد عن الفقه ويضيع العمر ويورث الوحشة والعداوة،

Waspadalah, jangan terperangkap dalam ilmu perdebatan yang tumbuh subur setelah habisnya para ulama' besar, karena ilmu tersebut akan menjauhkan pelajar dari fiqih, membuang-buang umur dia melahirkan sifat buar serta permusuhan:

وهو من أشراط الساعة وارتفاع العلم والفقه، كذا وردفي الحديث.

Fenomena demikian termasuk tanda-tanda kiamat, hilangnya ilmu dan fiqih, demikian menurut hadits Nabi, Antara lain Sabda Nabi dalam hadits-hadits berikut:

تعلموا العلم قبل أن يرفع وعليكم بالعلم وإياكم عن السبدع والتعمق وعليكم بالعتيق

Pelajarilah ilmu sebelum diambil kembali, Tekunilah ilmu, jauhilah ilmu baru dan pendalaman yang berlebihan, ambillah yang kuno). Riwayat Ad- Dailami dari Ibnu Mas'ud ra.

إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزع من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya dari diri manusia tetapi mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para Ulama') Riwayat Imam Bukhori muslim dan Tirmidzi.

ماضل قوم بعد هدى كانوا عليه إلا اوتوا الجدال (رواه الترمذي وابن ماجه عن أبي أمامه)

Tidak tersesat suatu kaum setelah memperoleh hidayah kecuali mereka dilanda perdebatan kontrivesial) Riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Umamah.

Bersambung..
Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin
Semoga bermanfaat untuk kita semua, Aamiin Yaa Mujiibas Saailiin