Filosofi Kopi


BenangmerahDasi -Filosifi Kopi

oleh: mbah yai ubaidilah ..semarang
Kata Mahmod Darwisy (1941-2008) penyair Palestina

( القهوةُ لا تُشربُ على عجل .. القهوةٌ أختُ الوقت تُحْتَسى على مهل ..
القهوةُ صوتُ المذاقِ صـوتُ الرائحة .. القهوة تأمّلٌ وتغلغلٌ في النفسِ وفي الذكريات”)

Kopi tidak dapat dirasakan dengan terburu-buru, kopi adalah saudara waktu diminum sedikit demi sedikit dengan pelan. Kopi adalah bahasa rasa dan aroma. Kopi itu sebuah angan-angan dan gejolak dalam hati dan kenangan.

Ha hah benarkah kata Darwisy itu ? Tentu tuan-tuan tidak boleh percaya demikian saja. Harus di-tajribah-i. Kalau saya boleh menyarankan caranya adalah ;

1. Tuangkan kopi di cangkir tanpa gula, bukan di gelas. Sebab tidak ada sastrawan yang membuat kalimat "segelas kopi" tapi yg ada "secangkir kopi". Lalu seduh dg air mendidih.

2. Srutup atau pakai sendok kecil, rasakan sepet nya,,, pejamkan mata sejenak. Lalu sruput lagi rasakan pahitnya.

3. Demikian selanjutnya,,, tambahkan pemanis (gula) yang telah dicairkan. Satu sendok kecil, aduk dan rasakan. Tambah pemanis lagi, aduk rasakan.

4. Tentu setiap sruputan jangan lupa membaca basmalah dan sholawat, setelah nyruput ambil napas, baca hamdalah sambil melepas napas dari dalam.

Boleh sama kopi itu dalam warna, tapi bisa beda rasa. Ingat ayat "wa utu bihi mutasyabiha". Ha ha demikian pula yang dapat engkau tasybihkan ketika minum kopi ini.

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes