Penggalan Bait dari Alfiyyah Karya Ibn Malik


Benangmerahdasi.com -Qifa nabki min dzikra habibin wa-manzili.

oleh: ulil abshor abdala

Mu’rab dan Mabni
Wal-ismu minhu mu’rabun wa mabni*
Engkau tak akan bisa
Memindahkan cakrawala begitu saja
Ke kanvasmu. Lanskap pagi
Haruslah selesai dahulu di pikiranmu
Sebelum ia tumpah dalam rupa
Di atas keluasan bidang hampa.
Gelap malam haruslah menghitam di benakmu
Sebelum engkau melukisnya pada sebuah waktu.
Engkau butuh kata benda
Yang kerap berubah bentuk dari balik tabir
Engkau butuh kata kerja
Yang lihai memainkan tipuan tukang sihir
Engkau butuh partikel
Yang bisa menghantarmu ke pantai Khidir**
Pada merah dammah
Engkau lukis ciuman pada bibir yang rekah
Pada biru fathah
Engkau kirimkan kedip mata
Kepada Adam yang berahi oleh tenung cinta
Pada redup kasrah
Engkau tersesat dalam hening lembah
Pada hitam jazam
Engkau remuk-redam oleh rindu-dendam.
Qama Zaidun!
Kata kerjamu selalu berpantun
Dalam iringan rebana dan kain tenun
Tetapi kata bendamu lebih memilih dendang
Menyanyikan lagu Gibran yang riang.
Ra’aitu Zaidan!
Engkau melihat cintamu datang
Dalam iringan suara tembang
Menyanyikan madah Barzanji
Meneguk secawan anggur kirmizi
Marartu bizaidin!
Biarlah Qais-mu berlalu
Meratapi puing-puing Haumal***
Mengenangkan mimpi dan khayal
Menangisi Laila yang lenyap oleh ajal
Fa’ala-fa’alaa-fa’aluu
Cat dan warna bisa melukis rindu
Fa’alat-fa’alataa-fa’alna
Tetapi rupa yang abadi akan susah engkau cerna
Lisyabahin minal hurufi mudni…
Jakarta, 30/8/2016
------------------------
Penggalan bait dari Alfiyyah karya Ibn Malik. Penggalan sisanya terdapat pada ujung puisi ini.
Khidir: Nama seorang nabi yang dikenal sebagai sumber kebijaksanaan (hikmah/gnosis).
Haumal: Nama tempat yang disebut dalam syair jahiliyyah (pra-Islam) terkenal yang digubah oleh Imru’ul Qais. Syair ini dibuka dengan bait yang masyhur: Qifa nabki min dzikra habibin wa-manzili.

Keterangan gambar: seorang bapak

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes