Hukum Fiqih Najis Tanah di Jalan yang Dilewati Anjing


BenangmerahDasi - Fiqih bab najis [tentang tanah yang sering terlewati anjing]

Fiqih bab Najis
No: 001
Hallo Benangmerah
WA:081384451265

PERTANYAAN
BAGAIMANA HUKUMNYA NAJIS TANAH DI JALANAN YANG DILEWATI ANJING..?

JAWABAN
Najis di jalan, termasuk kemungkinan najis anjing, dimaafkan.
Dalam kitab Al-Mausuah Al-Fiqhiyah, hlm. 30/171, dijelaskan pandangan madzhab Syafi'i dan tiga madzhab yang lain sbb:

: " يرى الشافعية والحنابلة : العفو عن يسير طين الشارع النجس لعسر تجنبه , قال الزركشي تعليقا على مذهب الشافعية في الموضوع : وقضية إطلاقهم العفو عنه ، ولو اختلط بنجاسة كلب أو نحوه ، وهو المتجه لا سيما في موضع يكثر فيه الكلاب ; لأن الشوارع معدن النجاسات . ومذهب الحنفية قريب من مذهب الشافعية والحنابلة إذ قالوا : إن طين الشوارع الذي فيه نجاسة عفو ، إلا إذا علم عين النجاسة , والاحتياط في الصلاة غسله . ويقول المالكية : الأحوال أربعة : الأولى والثانية : كون الطين أكثر من النجاسة أو مساويا لها تحقيقا أو ظنا : ولا إشكال في العفو فيهما , والثالثة : غلبة النجاسة على الطين تحقيقا أو ظنا , وهو معفو عنه على ظاهر المدونة , ويجب غسله على ما مشى عليه الدردير تبعا لابن أبي زيد ، والرابعة : أن تكون عينها قائمة ، وهي لا عفو فيها اتفاقا " انتهى .

Artinya:
>Madzhab Syafi'i dan Hanbali berpendapat hukumnya dimaafkan (makfu) najis tanah di jalan yang sedikit karena sulitnya dihindari. Al-Zarkasyi menjelaskan pandangan madzhab Syafi'i menyatakan dalam Al-Maudhu: "Hukumnya dimaafkan.
Walaupun bercampur dengan najis anjing dan lainnya. Ini pendapat yang diunggulkan terutama di tempat yang banyak anjingnya; karena jalanan itu tempat najis.
Baca juga: Hukum daging kambing yang menyusu anjing
>Madzhab Hanafi mendekati madzhab Syafi'i dan Hanbali mereka berpendapat:
Tanah di jalanan yang terdapat najisnya itu dimaafkan kecuali kalau diketahui ada benda najisnya. Namun, sebaiknya membasuhnya apabila hendak shalat.

>Madzhab Maliki berpendapat ada 4 keadaan dalam soal ini. Pertama dan kedua, tanah lebih banyak dari najis atau sama baik nyata atau kira-kira, maka dalam kasus ini najisnya dimaafkan. Ketiga, najis lebih dominan dari tanah baik nyata atau praduga, maka najisnya dimaafkan menurut Al-Mudawwanah, namun wajib dibasuh menurutu pendapat yang terdapat dalam kitab Dardir Abu Zaid. Keempat, benda najis kelihatan, maka najisnya tidak dimaafkan.


Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes