KAJIAN KITAB

AZWAJA

ASBABUN NUZUL

Latest Updates

Showing posts with label HIKMAH. Show all posts
Showing posts with label HIKMAH. Show all posts

Wasiat Syaikh Ibnu Atha'illah Tentang Umur dan Zikir

March 19, 2018
Wasiat Syaikh Ibnu Atha'illah Tentang Umur dan Zikir
Wasiat Syaikh Ibnu Atha'illah Tentang Umur dan Zikir

Benangmerahdasi -Berikut ini adalah wasiat Syeikh Ibnu Atha'illah tentang Umur dan Zikir


"Jika engkau telah berusia empat puluh tahun atau lebih, maka segeralah untuk memperbanyak amal soleh siang mahupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah 'Azza wa Jalla semakin dekat.

Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.

Maka, beramallah sesuai dengan kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari zikir.
Zikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring mahupun sakit. Zikir adalah ibadah yang paling mudah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda :

وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه

Dan hendaklah lisanmu basah dengan berzikir kepada Allah SWT.

Bacalah secara berkesinambungan doa' dan zikir apa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berzikir kepada Allah SWT adalah kerana kebaikanNya. Ia akan mengaruniakanmu…

"Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, sebaiknya sisanya dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan di antaranya meninggal dunia. Tentu dia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu.
Baca Juga: Kisah pelajar syari'ah dan penjaga toko 

Engkau telah mensia-siakan sebahagian besar umurmu, oleh kerana itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu.
Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah SWT.

"Seseorang yang telah mendekati ajalnya (berusia lanjut) dan ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca zikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Zikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti zikir yang berbunyi :

سبحان اللّه العظيم وبحمده عدد خلقه ورضا نفسه وزنة عرشه ومداد كلماته

Maha Suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagiNya, ( kalimat ini kuucapkan ) sebanyak jumlah ciptaanNya, sesuai dengan yang Dia sukai, seberat timbangan ArsyNya dan setara dengan jumlah kata-kataNya.

Jika sebelumnya kau sedikit melakukan solat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak berselawat ke atas Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah SWT berselawat kepadamu sekali saja, maka satu selawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu.

Sebab, engkau berselawat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah SWT berselawat kepadamu sesuai dengan kebesaranNya. Ini jika Allah SWT berselawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah SWT membalas setiap selawatmu dengan sepuluh selawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits sohih

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahawa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang mengucapkan selawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan selawat kepadanya 10 kali.” -HR. Muslim

"Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah SWT, dengan berzikir kepadaNya dan berselawat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam."

Semoga bermanfaat!
Selamat berzikir dan berselawat.

DASIKU, DASIMU,DASIKITA,dasiNU

Oleh: Al Majnuni Murokab

DASI Dagelan Santri Indonesia

Kisah Pelajar Syari'ah dan Penjaga Toko

February 17, 2018


Kisah Hikmah pelajar syari'ah dan penjaga toko (Walaupun orang berprofesi tukang becak sekalipun, namun jika dia takut kepada Allah itulah ulama' yg sesungguhnya, sebab ulama' yg hakiki itu standarnya adalah sejauh mana ia takut kepada Allah swt(Innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama').


Kisah Pelajar Syari'ah dan Penjaga Toko
Kisah Pelajar Syari'ah dan Penjaga Toko

Benangmerahdasi  -Kisah pelajar syari'ah dan penjaga toko

Oleh: Aba Abror al-Muqoddam

Habis subuh tadi pergi ketoko untuk beli kacang, kebetulan uang yg al faqir bawa 10 pound dan ada tambalan lakbannya. maka sebelum melakukan transaksi al faqir tanyakan dulu kepada pemilik toko sebut saja nama beliau Ammu Mahmoud, apakah uang ini masih bisa untuk dijadikan sebagai alat transaksi atau tidak, jika masih laku maka 10 pound itu al faqir gunakan beli kacang semua, dan jika tidak, maka akan beli 5 pound saja dg menggunakan uang yg lain.

Setelah dilihat dan diperiksa akhirnya beliau mengatakan:"Thoyyeb mafisy musykilah ashan enta habibi, law enta awiz bikhomsah genih ha addi lak, ashan haram 'aleyya bi'a'khudz fulus min gher thibinnafs wa ha ta'khudzil ba'i khomsah genih(Ya gak apa2 sebab anda adalah kekasih saya, dan jika tetap ingin 5 poud tidak masalah, dan bisa diambil kembaliannya 5 pound, karena haram bagi saya mau ambil uang tanpa seridho pemiliknya).

Mendengar jawaban yg polos itu hati al faqir nderedek, bagaimana tidak, beliau nampaknya hanyalah seorang penjaga toko biasa, namun penghayatan terhadap makna khosyah(takut kepada Allah swt) sangat mendalam.

Maka al faqir tertarik untuk kembali bertanya:"Hadretak kan bitedrus bi ayyah kulliyah/ma'had ya kapten?(anda dulu belajar di fakultas apa/ma'had apa duhai kapten(panggilan akrab Mesir)?",
Baca Juga: Kisah hikmah jangan memberi makan syaitan
Beliau kembali menjawab:"Wallahi ma biyadrus fi ayyah kulliyah wala fi ayyi ma'had, illa anna walidi biyahummuni kitsir lamma kuntu shogiron fil tizamil muhadhoroh 'ammah bil masagid(Saya tidak belajar difakultas apapun atau ma'had manapun, hanya saja orang tua saya sangat memperhatikan agar saya senantiasa mendengarkan pengajian umum di masjid)"

Mendengar jawaban beliau yg begitu tulus dan bersahaja itu al faqir jadi merinding, bagaimana tidak, sebab ini menjadi tamparan keras bagi al faqir pribadi, khususnya sebagai pelajar Syariah(yg sehari-hari bergelut dg hukum-ahkam)bahwa starata intelektual maupun akademis sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai standar baku orang itu alim hakiki atau tidak,

Teringat pesan Ayahanda yang sering beliau sampaikan:
"Duhai puteraku...Walaupun orang berprofesi tukang becak sekalipun, namun jika dia takut kepada Allah itulah ulama' yg sesungguhnya, sebab ulama' yg hakiki itu standarnya adalah sejauh mana ia takut kepada Allah swt(Innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama').

DASI Dagelan Santri Indonesia

Jangan Memberi Makan Syaitan

February 05, 2018
Jangan Memberi Makanan Syaitan -Hadits dari Aisyah ra. dimana beliau bersabda, "Jika salah satu kalian hendak makan, maka hendaklah menyebut nama Allah. Jika dia lupa menyebut nama Allah di awal makan, hendaklah mengucapkan  bismillahi awalahu wa akhirahu." ( HR. Abu H no. 3767 )

Jangan Memberi Makan Syaitan
Jangan Memberi Makan Syaitan
Benangmerahdasi  -Jangan Memberi Makan Syaitan

Suatu ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang berkumpul dengan beberapa orang sahabat, salah seorang diantara mereka makan, dan dia tidak memulainya dengan membaca Bismillah. Adapun Rasulullah hanya memperhatikan saja, tanpa menegurnya. Sahabat lelaki itu terus melanjutkan makannya, sampai pada suapan terakhir, tiba-tiba ia berhenti seperti teringat sesuatu, dan berkata, "Bismillaahi awwalahu wa akhirahu…" Kemudian ia memasukkan suapan terakhir ke mulutnya.

Rasulullah yang sebelumnya hanya diam memperhatikan, tiba-tiba tertawa.. Seorang sahabat lainnya keheranan dengan sikap beliau dan menanyakan sebabnya, lalu beliau bersabda, "Syetan selalu menyertai lelaki tersebut ketika dia makan (karena ia tidak mengawalinya dengan membaca Bismillah). Dan ketika (suapan terakhir) dia ingat lalu mengucapkan asma Allah, maka syetan itu memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya…!!"

Dalam riwayat yang lain juga dikisahkan oleh sahabat Hudzaifah radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Apabila kami makan bersama Nabi, maka kami tidak memulainya sehingga beliau mulai makan lebih dahulu. Suatu hari kami makan bersama, tiba-tiba datanglah seorang anak gadis kecil yang tangannya seakan-akan terdorong ingin diletakkan ke makanan yang sudah tersedia. Lalu Nabi dengan segera memegang tangan anak itu.

Tidak lama kemudian datanglah seorang arab badui. Dia ingin pula ikut makan, Nabi lantas memegang tangan orang itu juga. Sesudah itu beliau bersabda, "Sesungguhnya syetan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syetan datang bersama anak gadis kecil itu dengan maksud bisa turut makan, karena anak itu belum menyebut asma Allah sebelum makan, sehingga aku memegang tangannya. Demikian pula, syetan pun datang bersama arab badui itu supaya bisa turut menikmati makanannya. Maka aku pegang tangannya. Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, sesungguhnya tangan syetan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis tersebut." (HR. Muslim no.2017).
Baca Juga: 11 Golongan  terbaik sesuai Sabda Rosululllah Sallallahu 'Alayhi Wasallam
Islam adalah agama yg membawa rahmat bagi semesta alam. Agama Allah yang menjelaskan segala bentuk kebaikan bagi umat manusia.
Berbagai macam permasalahan hidup manusia telah diatur didalamnya, termasuk adab ketika makan dan minum. Rasulullah bersabda,
" Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada didekatmu." (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022 )
Bahkan Imam Ahmad menyebutkan ada 4 hal dalam aspek makanan yang disebut sebagai hidangan/makanan yang sempurna, yaitu : menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan, dan makanan tersebut berasal dari sumber yang halal.

Bahkan saat ini unsur thoyib (sehat bergizi) juga termasuk hal yang diperhatikan. Menyebut nama Allah dengan  bismillah  sebelum kita makan mungkin hal yg sepele, namun itulah awal "pintu gerbang" yang berfungsi ''mencegah'' syetan ikut berpartisipasi menikmati makanan yang masuk ke mulut dan mengikuti aliran pembuluh darah yang ada dalam tubuh kita.

Jika sebelum makan kita lupa baca bismillah, maka hendaknya kita ucapkan  bismillahi awalaahu wa akhirahu lalu lanjutkan makan, sebagaimana diajarkan Rasulullah.

Hadits dari Aisyah ra. dimana beliau bersabda, "Jika salah satu kalian hendak makan, maka hendaklah menyebut nama Allah. Jika dia lupa menyebut nama Allah di awal makan, hendaklah mengucapkan  bismillahi awalahu wa akhirahu." ( HR. Abu H no. 3767 )

Demikian kesempurnaan islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang. Agar kita bisa saling mengingatkan sesama muslim dalam perilaku hidup sehari-hari. Tidak akan ada pertanyaan yang bernada minor "pakai jilbab kok makan/minum dengan tangan kiri.. atau sudah naik haji berkali-kali, tapi makan/minum tidak baca basmallah"

Apa yang salah ? Mari kita saling mengingatkan, inilah inti kebersamaannya.
Semua itu termasuk keindahan dan kesempurnaan Islam, agar kita selalu mendapat keberkahan serta ridho-Nya dengan tidak lupa membaca nama Allah dalam setiap memulai langkah dan aktifitas kita.

DASIKU,DASIMU,DASIKITA,dasiNU

By: AL MAJNUNI MUROKAB

DASI Dagelan Santri Indonesia

11Golongan Manusia Terbaik

February 04, 2018

11Golongan Manusia Terbaik
11Golongan Manusia Terbaik 

Benangmerahdasi  -11 Golongan manusia terbaik sesuai sabda  Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam.

من هم خيرُ الناس ؟
Siapakah sebaik-baik manusia?

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
Sabda Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam.

( خيركم من تعلم القرآن وعلمه) صحيح البخاري 5027
1. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain.

( خياركم أحاسنكم أخلاقا )
صحيح البخاري6035
2. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang terbaik akhlaknya.

( خيركم أحسنكم قضاء )
أي عند رد القرض .
صحيح البخاري رقم 2305
3. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang terbaik pembayaran hutangnya.

( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
صحيح الترمذي / 2263
4. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang diharapkan kebaikannya dan selamat daripada kejahatannya.
Baca Juga: Binatang Buas tak doyan daging Ahlul Bayt/ Dzurriyah Rosulullah
( خيركم خيركم لأهله )
صحيح ابن حبان / 4177
5. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang terbaik terhadap isterinya.

( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
صحيح الجامع / 3318
6. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang suka memberi makan dan menjawab salam.

( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .
7. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang lemah lembut bahunya dalam sholat (dlm saf sholat dengan memberi ruang kepada saudaranya).

( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
صحيح الجامع 3297
8. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang panjang umurnya dan baik amalannya.

( خير الناس أنفعهم للناس )
صحيح الجامع 3289
9. Sebaik-baik manusia diantaramu ialah yang paling memberi kemanfaatan kepada orang lain.

( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
صحيح الأدب المفرد/84
10. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah yang terbaik terhadap sahabatnya, sebaik-baik bertetangga ialah yang terbaik terhadap tetangganya.

( خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد ) .
صحيح الجامع /3291
11 Sebaik-baik manusia ialah yang memiliki hati yang sejahtera (suci, taqwa, jauh dari dosa, jauh dari dendam, jauh dari dengki) dan lidah yang benar.

جعلني الله واياكم من خير الناس

Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi sebaik-baik manusia.

By: AL MAJNUNI MUROKAB

DASI Dagelan Santri Indonesia

Binatang Buas tak Doyan Daging Ahlul Bayt/Dzurriyah Rosulullah

February 04, 2018



Binatang Buas tak Doyan Daging Ahlul Bayt/Dzurriyah Rosulullah
Binatang Buas tak Doyan Daging Ahlul Bayt/Dzurriyah Rosulullah

Benangmerahdasi  -Alkisah, di masa Daulah Abbasiyah, tepatnya ketika Kholifah Al Mutawakkil menjabat sebagai kepala negara, seorang wanita bernama Zainab, mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah cucu Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Ia menyebut dirinya adalah putri dari pasangan; Ali bin Abi Tholib dan Fathimah Rodhiyallohu ‘anhuma.

Bagaimana mungkin ia masih hidup ketika itu? Berarti ia hidup selama dua ratus tahun lebih, karena rentang masa antara zaman nubuwah dan Daulah Abbasiyah, berkisar dua abad lamanya.
Meskipun pengakuannya ini tidak masuk akal, tetapi di tengah masyarakat, Zainab merupakan orang yang cukup berpengaruh. Ia memiliki banyak pengikut. Bahkan ia mampu mengeksploitasi harta pengikutnya. Maka Kholifah Al Mutawakkil pun mengeluarkan perintah untuk mengundangnya ke istana.

“Kamu ini seorang gadis dan Rosululloh telah wafat ratusan tahun yang lalu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? ” kholifah mencecar Zainab.
Kemudian Zainab berkata, “Sesungguhnya Rosululloh megusap kepalaku dan berdoa kepada Alloh untuk mengembalikan masa mudaku setiap empat puluh tahun sekali.”

Masih belum yakin dengan jawaban yang tidak masuk akal ini, Kholifah Al Mutawakkil mengumpulkam Masyayikh (para tetua) keturunan Ali bin Abi Tholib, putra-putra Al-‘Abbas, segenap warga Quraisy, dan memberitahu mereka perkara Zainab yang sangat kontroversial. Dan kemudian mereka pun menyebutkan sebuah riwayat bahwa Zainab telah wafat.

“Apa yang kamu katakan untuk menjawab pernyataan mereka?” kholifah kembali bertanya penuh selidik kepada Zainab.
“Itu riwayat palsu dan keji. Karena sesungguhnya, privasiku terjaga dari pengetahuan orang-orang. Bahkan mereka tidak tahu tentang kehidupan dan kematianku.” Zainab mematahkan tuduhan itu dengan penuh percaya diri.
Baca Juga: Kitab Bidayatul Hidayah (Imam Ghozali) Kerugian-kerugian ketika kita berdebat

Kemudian Kholifah bertanya kepada jama’ah yang dia kumpulkan, “Adakah kalian memiliki bukti yang dapat mengungkap tipu daya wanita ini selain riwayat yang kalian sampaikan?” Sayangnya mereka menjawab, “Tidak.”

Namun beberapa saat kemudian, sebagian mereka menawarkan satu solusi untuk memecahkan masalah ini dengan mendatangkan Ali bin Muhammad bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib, yang mempunyai laqob (nama panggilan) “Al-Haadi.”

Setelah disampaikan kepadanya apa yang sedang terjadi, Al Hadi pun menegaskan bahwa Zainab putri Ali sudah lama meninggal dengan menyebutkan tahun, bulan, dan hari kematiannya. Tetapi bukan jawaban seperti ini yang diinginkan Sang kholifah. Beliau bahkan berjanji tidak akan melepaskan Zainab sebelum membungkamnya dengan hujjah yang kuat.

“Jika benar dia adalah anak Fathimah”, akhirnya Ali Al Hadi kembali bersuara, berusaha mengungkap tipu daya Zainab dengan mengajukan sebuah tantangan, “Sesungguhnya jasad keturunan Fathimah tidak akan dimangsa oleh hewan-hewan buas.

Maka datangkanlah hewan buas kepadanya. Dan lemparkan ia di tengah kerumunan hewan buas itu.”
“Tidak!” teriak Zainab yang raut wajahnya tetiba berubah ketakutan. “Ini hanyalah cara agar dia bisa membunuhku! Kenapa tidak kamu saja yang melakukannya.” katanya berusaha membela diri.

Dengan tenang, Ali Al Hadi berkata, “Ya. Aku berani membuktikannya.” Dan beberapa saat kemudian, ia dimasukkan ke dalam sebuah kandang. Perlahan-lahan, enam ekor singa yang ada di dalam kandang itu, mendekati Ali satu per satu. Dengan lembut, tangan Ali membelai kepala singa-singa yang mendekatinya. Binatang-binatang buas itu, di hadapan Ali Al Hadi, menjadi jinak dan penurut.

Begitu melihat Ali keluar dari kandang dengan selamat, dan dilihatnya dengan mata kepala sendiri sebuah pemandangan yang langka, Zainab pun hanya terdiam seribu bahasa. Dan, akhirnya, ia akui kebohongan yang selama ini ia desuskan, tipu daya yang selama ini dia mainkan.

Masyarakat yang mengetahui kejadian ini, menjulukinya dengan sebutan, “Zainab Al Kadzaabah.”

Referensi: Al Mafakhir karya An Naisaburi. Lisan Al Mizan karya Ibnu Hajar Al ‘Asqollani. Dan Muruj Adz Dzahab karya Al Mas’udi.

By: AL MAJNUNI MUROKAB

DASI Dagelan Santri Indonesia

Kitab Bidayatul Hidayah (Imam Al Ghazali) Kerugian Berdebat

January 31, 2018



Kitab Bidayatul Hidayah (Imam Al Ghazali) Kerugian Berdebat
Kitab Bidayatul Hidayah (Imam Al Ghazali) Kerugian Berdebat
Benangmerahdasi  -Imam Al Ghazali Tentang mendebat orang.

Dengan mendebat, kita telah menyakiti, menganggap bodoh, dan mencela orang yang kita debat. Selain itu, kita menjadi berbangga diri serta merasa lebih pandai dan berilmu.
Ia juga menghancurkan kehidupan. Manakala engkau mendebat orang bodoh, ia akan menyakitimu. Sedangkan manakala engkau mendebat orang pandai, ia akan membenci dan dengki padamu.

Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia dalam keadaan salah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di tepi surga. Dan siapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam posisi yang benar Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling tinggi.”

Jangan sampai engkau tertipu oleh setan yang berkata padamu, “Tampakkan yang benar, jangan bersikap lemah!” Sebab, setan selalu akan menjerumuskan orang dungu kepada keburukan dalam bentuk kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan tertawaan setan sehingga dia mengejekmu.
Baca Juga: Penyebab hati tetap gelisah meskipun rajin beribadah 
Menampakkan kebenaran kepada mereka yang mau menerimanya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan dengan cara memberikan nasihat secara rahasia bukan dengan cara mendebat.
Sebuah nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang. Sehingga keburukkannya lebih banyak daripada kebaikan yang ditimbulkannya.

Orang yang sering bergaul dengan para fakih zaman ini memiliki karakter suka berdebat sehingga ia sulit diam. Sebab, para ulama su’ tersebut mengatakan padanya bahwa berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi merupakan satu kebanggaan.

Oleh karena itu, hindarilah mereka sebagaimana engkau menghindar dari singa. Ketahuilah, perdebatan merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻋَﺒْﺪِﻙَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻚَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِِّ ﺍﻷُﻣِّﻲِّ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳﻠِّﻢ

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH
(IMAM AL GHAZALI)

By: AL MAJNUNI MUROKAB


DASI Dagelan Santri Indonesia

Penyebab Hati Tetap Gelisah Meskipun Rajin Beribadah

January 30, 2018

Penyebab Hati Tetap Gelisah Meskipun Rajin Beribadah
Penyebab Hati Tetap Gelisah Meskipun Rajin Beribadah

Benangmerahdasi  -Penyebab hati tetap gelisah meskipun rajin beribadah Berikut ini sebuah cerita dari Abu Yazid Al-Busthami, yang insya Allah, dapat kita ambil pelajaran daripadanya. Di samping seorang sufi, Abu Yazid Al Busthami juga adalah pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang santri yang juga memiliki murid yang banyak.

Santri itu juga menjadi kyai bagi jamaahnya sendiri. Karena telah memiliki murid, santri ini selalu memakai pakaian yang menunjukkan kesalihannya, seperti baju putih, serban, dan wewangian tertentu.

Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Abu Yazid, “Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan.”

Abu Yazid menjawab, “Sekiranya kau beribadat selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir punz debu mukasyafah dalam hidupmu.”
Murid itu heran, “Mengapa, ya Tuan Guru?”
“Karena kau tertutup oleh dirimu,” jawab Abu Yazid.
“Bisakah kau obati aku agar hijab itu tersingkap?” pinta sang murid.
“Bisa,” ucap Abu Yazid, “tapi kau takkan melakukannya.”
“Tentu saja akan aku lakukan,” sanggah murid itu.
“Baiklah kalau begitu,” kata Abu Yazid, “sekarang tanggalkan pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan compang-camping.

Gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, “Hai anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang.” Lalu datangilah tempat di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan juga pada mereka, “Siapa yang mau menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!”

“Subhanallah, masya Allah, lailahailallah,” kata murid itu terkejut.
Abu Yazid berkata, “Jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau berubah dari mukmin menjadi kafir.”

Murid itu keheranan, “Mengapa bisa begitu?”
Abu Yazid menjawab, “Karena kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu. Ketika kau katakan: Tuhan mahasuci, seakan-akan kau mensucikan Tuhan padahal kau menonjolkan kesucian dirimu.” “Kalau begitu,” murid itu kembali meminta, “berilah saya nasihat lain.”
Abu Yazid menjawab, “Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu melakukannya!”


Cerita ini mengandung pelajaran yang amat berharga. Abu Yazid mengajarkan bahwa orang yang sering beribadat mudah terkena penyakit ujub dan takabur. “Hati-hatilah kalian dengan ujub,” pesan Iblis.

Dahulu, Iblis beribadat ribuan tahun kepada Allah. Tetapi karena takaburnya terhadap Adam, Tuhan menjatuhkan Iblis ke derajat yang serendah-rendahnya. Takabur dapat terjadi karena amal atau kedudukan kita. Kita sering merasa menjadi orang yang penting dan mulia. Abu Yazid menyuruh kita menjadi orang hina agar ego dan keinginan kita untuk menonjol dan dihormati segera hancur, yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan kerendah-hatian. Hanya dengan itu kita bisa mencapai hadirat Allah swt. Orang-orang yang suka mengaji juga dapat jatuh kepada ujub. Mereka merasa telah memiliki ilmu yang banyak.

Suatu hari, seseorang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, “Ya Rasulallah, aku rasa aku telah banyak mengetahui syariat Islam. Apakah ada hal lain yang dapat kupegang teguh?” Nabi menjawab, : ”Katakanlah: Tuhanku Allah, kemudian ber-istiqamah-lah kamu.”
Ujub seringkali terjadi di kalangan orang yang banyak beribadat. Orang sering merasa ibadat yang ia lakukan sudah lebih dari cukup sehingga ia menuntut Tuhan agar membayar pahala amal yang ia lakukan. Ia menganggap ibadat sebagai investasi.

Orang yang gemar beribadat cenderung jatuh pada perasaan tinggi diri. Ibadat dijadikan cara untuk meningkatkan statusnya di tengah masyarakat. Orang itu akan amat tersinggung bila tidak diberikan tempat yang memadai statusnya. Sebagai seorang ahli ibadat dan ahli dzikir, ia ingin disambut dalam setiap majelis dan diberi tempat duduk yang paling utama.

Tulisan ini saya tutup dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad-nya;
Suatu hari, di depan Rasulullah saw Abu Bakar menceritakan seorang sahabat yang amat rajin ibadatnya. Ketekunannya menakjubkan semua orang. Tapi Rasulullah tak memberikan komentar apa-apa. Para sahabat keheranan. Mereka bertanya-tanya, mengapa Nabi tak menyuruh sahabat yang lain agar mengikuti sahabat ahli ibadat itu.

Tiba-tiba orang yang dibicarakan itu lewat di hadapan majelis Nabi. Ia kemudian duduk di tempat itu tanpa mengucapkan salam. Abu Bakar berkata kepada Nabi, “Itulah orang yang tadi kita bicarakan, ya Rasulallah.”
Nabi hanya berkata, “Aku lihat ada bekas sentuhan setan di wajahnya.”
Nabi lalu mendekati orang itu dan bertanya, “Bukankah kalau kamu datang di satu majelis kamu merasa bahwa kamulah orang yang paling salih di majelis itu?” Sahabat yang ditanya menjawab, “Allahumma, na’am. Ya Allah, memang begitulah aku.” Orang itu lalu pergi meninggalkan majelis Nabi.

Setelah itu Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, “Siapa di antara kalian yang mau membunuh orang itu?” “Aku,” jawab Abu Bakar.
Abu Bakar lalu pergi tapi tak berapa lama ia kembali lagi, “Ya Rasulallah, bagaimana mungkin aku membunuhnya? Ia sedang ruku’.”

Nabi tetap bertanya, “Siapa yang mau membunuh orang itu?” Umar bin Khaththab menjawab, “Aku.” Tapi seperti juga Abu Bakar, ia kembali tanpa membunuh orang itu, “Bagaimana mungkin aku bunuh orang yang sedang bersujud dan meratakan dahinya di atas tanah?
” Nabi masih bertanya,
“Siapa yang akan membunuh orang itu?” Imam Ali bangkit, “Aku.” Ia lalu keluar dengan membawa pedang dan kembali dengan pedang yang masih bersih, tidak berlumuran darah, “Ia telah pergi, ya Rasulullah.” Nabi kemudian bersabda, “Sekiranya engkau bunuh dia. Umatku takkan pecah sepeninggalku….”

Dari kisah ini pun kita dapat mengambil hikmah:
Selama di tengah-tengah kita masih terdapat orang yang merasa dirinya paling salih, paling berilmu, dan paling benar dalam pendapatnya, pastilah terjadi perpecahan di kalangan kaum muslimin.

Nabi memberikan pelajaran bagi umatnya bahwa perasaan ujub akan amal salih yang dimiliki adalah penyebab perpecahan di tengah orang Islam. Ujub menjadi penghalang naiknya manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Penawarnya hanya satu, belajarlah menghinakan diri kita. Seperti yang dinasihatkan Abu Yazid Al-Busthami kepada santrinya.

By: AL MAJNUNI MUROKAB

DASI Dagelan Santri Indonesia

Kisah Maulana Jalaludin Rumi dan Botol Araknya

January 22, 2018

Kisah Maulana Jalaludin Rumi yang di suruh membeli arak oleh Syams Tabrizi


Kisah Maulana Jalaludin Rumi dan Botol Araknya
Kisah Maulana Jalaludin Rumi dan Botol Araknya

Benangmerahdasi 
-Rumi dan Botol Minumannya

Suatu malam, Maulana Jalaluddin Rumi mengundang Syams Tabrizi ke rumahnya. Sang Mursyid Syamsuddin pun menerima undangan itu dan datang ke kediaman Maulana. Setelah semua hidangan makan malam siap, Syams berkata pada Rumi;

“Apakah kau bisa menyediakan minuman untukku?”. (yang dimaksud : arak / khamr)
Maulana kaget mendengarnya, “memangnya anda juga minum?’.

“Iya”, jawab Syams.
Maulana masih terkejut,”maaf, saya tidak mengetahui hal ini”.
“Sekarang kau sudah tahu. Maka sediakanlah”.
“Di waktu malam seperti ini, dari mana aku bisa mendapatkan arak?”.
“Perintahkan salah satu pembantumu untuk membelinya”.
“Kehormatanku di hadapan para pembantuku akan hilang”.
“Kalau begitu, kau sendiri pergilah keluar untuk membeli minuman”.
“Seluruh kota mengenalku. Bagaimana bisa aku keluar membeli minuman?”.
“Kalau kau memang muridku, kau harus menyediakan apa yang aku inginkan. Tanpa minum, malam ini aku tidak akan makan, tidak akan berbincang, dan tidak bisa tidur”.

Karena kecintaan pada Syams, akhirnya Maulana memakai jubahnya, menyembunyikan botol di balik jubah itu dan berjalan ke arah pemukiman kaum Nasrani.
Sampai sebelum ia masuk ke pemukiman tersebut, tidak ada yang berpikir macam-macam terhadapnya, namun begitu ia masuk ke pemukiman kaum Nasrani, beberapa orang terkejut dan akhirnya menguntitnya dari belakang.
Baca Juga: Kisah pencuri telur burung di zaman Nabi Sulaiam A.S

Mereka melihat Rumi masuk ke sebuah kedai arak. Ia terlihat mengisikan botol minuman kemudian ia sembunyikan lagi di balik jubah lalu keluar.
Setelah itu ia diikuti terus oleh orang-orang yang jumlahnya bertambah banyak. Hingga sampailah Maulana di depan masjid tempat ia menjadi imam bagi masyarakat kota.

Tiba-tiba salah seorang yang mengikutinya tadi berteriak; “Ya ayyuhan naas, Syeikh Jalaluddin yang setiap hari jadi imam shalat kalian baru saja pergi ke perkampungan Nasrani dan membeli minuman!!!”.
Orang itu berkata begitu sambil menyingkap jubah Maulana. Khalayak melihat botol yang dipegang Maulana. “Orang yang mengaku ahli zuhud dan kalian menjadi pengikutnya ini membeli arak dan akan dibawa pulang!!!”, orang itu menambahi siarannya.

Orang-orang bergantian meludahi muka Maulana dan memukulinya hingga serban yang ada di kepalanya lengser ke leher.
Melihat Rumi yang hanya diam saja tanpa melakukan pembelaan, orang-orang semakin yakin bahwa selama ini mereka ditipu oleh kebohongan Rumi tentang zuhud dan takwa yang diajarkannya. Mereka tidak kasihan lagi untuk terus menghajar Rumi hingga ada juga yang berniat membunuhnya.

Tiba-tiba terdengarlah suara Syams Tabrizi; “Wahai orang-orang tak tahu malu. Kalian telah menuduh seorang alim dan faqih dengan tuduhan minum khamr, ketahuilah bahwa yang ada di botol itu adalah cuka untuk bahan masakan. Seseorang dari mereka masih mengelak;
“Ini bukan cuka, ini arak”. Syams mengambil botol dan membuka tutupnya.

Dia meneteskan isi botol di tangan orang-orang agar menciumnya. Mereka terkejut karena yang ada di botol itu memang cuka. Mereka memukuli kepala mereka sendiri dan bersimpuh di kaki Maulana. Mereka berdesakan untuk meminta maaf dan menciumi tangan Maulana hingga pelan-pelan mereka pergi satu demi satu.

Rumi berkata pada Syams, “Malam ini kau membuatku terjerumus dalam masalah besar sampai aku harus menodai kehormatan dan nama baikku sendiri. Apa maksud semua ini?”.
“Agar kau mengerti bahwa wibawa yang kau banggakan ini hanya khayalan semata.

Kau pikir penghormatan orang-orang awam seperti mereka ini sesuatu yang abadi? Padahal kau lihat sendiri, hanya karena dugaan satu botol minuman saja semua penghormatan itu sirna dan mereka jadi meludahimu, memukuli kepalamu dan hampir saja membunuhmu. Inilah kebanggaan yang selama ini kau perjuangkan dan akhirnya lenyap dalam sesaat.

Maka bersandarlah pada yang tidak tergoyahkan oleh waktu dan tidak terpatahkan oleh perubahan zaman.

Walllahu 'Alam Bishawaf

( Dari kumpulan kisah Maulana Jalaluddin rumi )

By. AL MAJNUNI MUROKAB

DASI Dagelan Santri Indonesia
 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes