Kajian Ta'liimul Muta'aliim, Ilmu yang Fardlu di Pelajari


Benangmerahdasi -Kajian Ta'liimul Muta'aliim

No  : 005
Hari: Selasa
Oleh: Umy Nana Syarif


بسم الله الرحمن الرحيم، 
الحمد لله، 
والشكر لله، 
ونعمة الله ، 
ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم،

Ilmu yang fardlu kifayah dan ilmu yang Haram di pelajari.


~وأما حفظ ما يقع في بعض الأحايين ففرض على سبيل الكفاية، إذا قام البعض فى بلدة سقط عن الباقين، فإن لم يكن في البلدة من يقوم به اشتركوا جميعا فى المأثم.

Adapun mempelajari ilmu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu itu hukumnya fardlu kifayah.

Ada dua macam fardlu yang dikenal dalam hukum islam, yaitu: Fardlu 'Ain dan Fardlu Kifayah. Yang pertama adalah perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap orang mukallaf. Sedang yang kedua adalah perbuatan yang harus di lakukan oleh salah satu dari sejumlah orang mukallaf, jika tidak ada satupun yang melakukannya maka semua menanggung dosa, dan jika salah satu melakukan maka telah cukup untuk semuanya. Yang pertama sering di sebut Fardlu Individual dan yang kedua Fardlu kolektif. Jika dalam satu daerah telah terdapat orang yang mengetahuinya maka cukuplah bagai yang lain, tetapi kalau sama sekali tidak ada yang mengetahunya maka seluruh penduduk menanggung dosa:

~فيجب على الإمام أن يأمرهم بذلك، ويجبر أهل البلدة على ذلك.

Karena itu wajib bagi sang imam (pemimpin) memerintahkan masyarakat disitu, bahkan memaksa mereka untuk mempelajari ilmu tersebut.

~فقيل بأن علم ما يقع على نفسه في جميع الأحوال بمنزلة الطعام، لا بد لكل واحد من ذلك؛

Ada dikatakan, bahwa mempelajari ilmu yang dibutuhkan diri sendiri pada setiap saat itu ibarat makan, dalam arti harus dilakukan oleh setiap orang.

~وعلم ما يقع في الأحايين بمنزلة الدواء يحتاج إليه في بعض الأوقات.

Dan bahwa mempelajari ilmu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu itu ibarat obat, dalam arti diberlakukan pada waktu tertentu saja.

~وعلم النجوم بمنزلة المرض فتعلمه حرام، لأنه يضر ولا ينفع، والهرب عن قضاء الله تعالى وقدره غير ممكن.

Adapun ilmu nujum untuk meramalkan penyakit adalah haram dipelajari, karena berbahaya dan tidak bermanfaat, lagi pula tidak mungkin seorang dapat menghindar dari taqdir Allah SWT.

~؛ فينبغي لكل مسلم أن يشتغل في جميع أوقاته بذكر الله تعالى والدعاء والتضرع وقراءة القرآن والصدقات والدافعة للبلاء؛

Maka sebaiknya bagi segenap muslim menggunakan seluruh waktunya untuk berdzikir kepada Allah, berdo'a, mendekatkan diri, membaca Al Qur'an dan banyak menebar shodaqoh yang menjadi perisai dari mara bahaya.
Kata ينبغي akan banyak sekali dipakai dalam kitab ini. Al Fairuzabadi dalam kamus Lisanul Arab memberi makna تيسر و تسهل  (merasa enteng dan mudah). Sedang pemakaian kata tersebut dalam Al Qur'an mengandung makna يصلح، يسهل (patut, gampang), Sebagaimana dalam surat Maryam ayat 92, Al Furaan ayat 18, Asy- Syu'ara' ayat 211, Yaasiin ayat 40 dan 69, sedang dalam kitab ini, pemakaian kata tersebut mengadung arti yang sama dengan penekanan untuk di laksanakan, karena itu dalam penerjemah digunakan kata "Dianjurkan". "Sebaiknya", Hendaknya" dan semisalnya, Wallahu A'lam.

~؛ ويسأل الله تعالى العفو والعافية في الدنيا والآخرة ليصونه الله تعالى عن البلاء 'الآفات، فإن من رزق الدعاء لم يحرم الإجابة.

Dan sebaiknya pula selalu memohon kepada Allah akan ampunan dan kesejahteraan didunia sampai akhirat.
Tidak sedikit hadits Nabi yang mengajarkan do'a seperti ini, antara lain riwayat Imam Nasa'i dari Abu Bakat Shiddiq Ra, juga riwayat Baihaqi dan Imam Ahmad, sebagaimana dituturkan oleh Al Ghifari sebagai berikut:

اللهم إني أسألك العفو والعافية والمعافات وحسن اليقين في الدنيا والآخرة. 

(Ya Allah, sungguh aku memohon kehadirat-MU Ampunan, kesehatan, kesejahteraan dan keyakinan yang bagus di dunia dan akhirat),  (Ihya Ulumudin, op, cit, hal 323)
Agar Allah berkenan melindungi dari setiap bencana dan afat, karena orang yang dianugerahi do'a tentu tidak terhalangi kabulnya.

~؛ فإن كان البلاء مقدرا يصيبه لا محالة، ولكن ييسر الله عليه ويرزقه الصبر ببركة الدعاء.

Meskipun bencana itu telah ditaqdirkan menimpa, tapi atas Do'a yang dipanjatkan maka Allah meringankan deritanya dan menganugerahkan ketabahan/kesabaran.

~اللهم، إلا إذا تعلم من النجوم قدر ما يعرف به القبلة وأوقات الصلاة فيجوز ذلك

Baca juga: kajian Ta'liimul Muta'aliim (belajar akhlak)
Oh ya, kecuali jika mempelajari ilmu nujum tadi sebatas untuk mengerahui arah kiblat dan waktu sholat, maka Diperbolehkan. Di atas ditegaskan larangan mempelajari Ilmu nujum, tentu dalam pengertian ilmu peramalan, dan aplikasi ilmu ini secara ekstrim memang dapat merusak iman seseorang, karena seakan mendahului takdir Allah, Sedang disini diperbolehkan mempelajari ilmu nujum, tentu dalam pengertian semacam ilmu falak dan astronomi modern. Ilmu ini didasarkan pada kesimpulan-kesimpulan empirik yang tersusun secara ilmiah akademik, dan disamping berguna untuk mengetahui arah mata angin serta posisi suatu tempat, juga untuk memperkirakan bakal terjadinya sesuatu berdasarkan fenomena alam, misalnya kapan terjadi musim kemarau, dimana akan turun hujan dan sebagainya.

~وأما تعلم علم الطب فيجوز، لأنه سبب من الأسباب، فيجوز تعلمه كسائر الأسباب، وقد تداوى النبي صلى الله عليه وسلم.

Ada pun mempelajari ilmu pengobatan (kedokteran, ketabiban) itu diperbolehkan, Ilmu ini merupakan salah satu prasarana/penyebab (kesembuhan), dan ia boleh di pelajari sebagaimana penyebab-penyebab yang lain, bahkan Nabi SAW sendiri pernah melakukan berobat. Banyak hadits yang menyatakan Nabi SAW berkenan berobat, bahkan beliau memerintahkannya, yaitu dalam hadits sebagai berikut:

"يا عباد الله تداووا "_رواه الإمام أحمد والترمذي والدارمى وابن ماجه. 

(Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian!"- Hadits riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Ada Darimi dan Imam Ibnu Majah.

~وقد حكي عن الشافعي رحمة الله عليه أنه قال :"العلم علمان، علم الفقه للأديان وعلم الطب للابدان، وما وراء ذلك بلغة مجلس.

Dihikayatkan bahwa Imam Syafi'i Ra.
Beliau ialah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i dari silsilah Quraisy, Imam Madzhab Syafi'i salah satu dari madzhab empat yang mu'tabar. Sebagian besar para ulama mengikuti Madzhab beliau, baik ahli fiqih, hadits, tafsir, bahkan para mutashawwifin, dan tidak ketinggalan mayoritas muslimin di Indonesia juga bermadzhab Syafi'i. Beliau juga dinyatakan sebagai penemu ulama segenerasi dengan Imam Syafi'i, beliau adalah ujud dari hadits Nabi yang menyatakan bakal lahir orang alim keturunan Quraisy yang ilmunya memenuhi hamparan bumi.

(عالم قريش يملأ طباق الأرض علما ) 

Beliau lahir di 150 H, dan wafat di Mesir tahun 205H/ 920 M. Pernah berkata: ''Ilmu ada dua macam, pertama Ilmu Fiqih untuk mengetahui agama-agama dan kedua Ilmu pengobatan untuk mengetahui kondisi badan, selebihnya adalah pelengkap majelis.

Pernyataan Asy-Syafi'i seperti ini juga dikutip oleh Imam Asy-Syaukani dalam Al Fawaid hal. 881 dengan redaksi tanpa sambungan lanjutnya,

Alhamdulillah,
Semoga bermanfaat
Semangat belajar menjadi anak sholeh-sholihah

Selasa wage 26 September 2017
Pondok Pesantren Nurul Huda Seragen








Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes