Penjelasan Tentang Taubatnya Pendosa Sebelum Sakaratul Maut


Benangmerahdasi.com -Aqidah Nahdliyah (Tentang taubatnya pendosa sebelum sakaratul maut)

Aqidah Nahdliyah
No; 00260
Hallo Benangmerah
wa: 081384451265

Pertanyaan:
Pada saat sakartulmaut, seorang pelacur membaca kalimat syahadat, apakah ia bisa masuk surga?

Jawaban:
Imam Muslim bin al Hujjaj, Abu al Hasan al Qusyairi al Nasuaburi di dalam kitabnya (Shahih Muslim) menyebutkan sebuah hadits yang menyatakan: Telah bercerita kepadakau Zuhair bin Harb, dan Ahmad bn Khirasy, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami (Zuhair bin Harb) dan (Ahmad bin Khirasy) keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami (Abd ash -Shamad bin Abd al Warits) telah menceritakan kepada (bapakku) dia berkata, telah menceritakan kepada kami (Husain al -Mmu'allim) dari (Ibnu Buraidah) bahwa (Yahya bin Ya'mar) telah menceritakan kepadanya, bahwa (Abu al-Aswad ad-Dailami) telah meceritakan kepada, bahwa (Abu Dzar) telah menceritakan kepadanya, dia berkata, ''Aku mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang tidur, dan beliau saat itu memakai jubah putih. Kemudian saat aku mendatanginya (lagi), beliau masih tidur, kemudian ketika aku mendatanginya lagi beliau telah bangun, Aku lantas duduk dengan menghadap ke arahnya, beliay lantas bersabda:''Tidaklah seorang hamba mengatakan, 'Tidak ada tuhan(yang berhak di sembah) selain Allah" kemudian ia meninggal dengan berpegang teguh pada hal tersebut, melainkan ia pasti masuk surga."Aku bertanya ,''Walaupun ia berzina dan mencuri."Beliau menjawab: ''Walaupun ia berzina dan mencuri,''Aku bertanya, ''Walaupun ia berzina dan mencuri. 'Tiga kali.
Kemudian pada kalimat keempatnya beliau berkata: ''Meskipun Abu Dzar kurang setuju."

Dalam mengomentari hadits tersebut di atas, Imam Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syafar al Nawawi di dalam kitabnya (Syarh Nawawi 'Ala Muslim) menyatakan bahwa hukum Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (tersebut) adalah atas orang yang meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah (musyrik) dengan masuk neraka, Sedang orang yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah denga masuk surga. Semua orang muslim telah sepakat bahwa orang musyrik, masuk kedalam neraka dan kekal didalamnya, tidak ada perbedaan orang yahudi dan nashrani, juga antara penyembah brahala dan jenis kekufuran yang lain (dan seterusnya). Sedang masuknya orang yang meninggal tidak dalam menyekutukan Allah kedalam surga adalah suatu hal yang telah di pastikan, namun jika ia tidak memiliki dosa besar, dan jika ia memiliku dosa besar, maka ia berada di bawah kehendak nya (Allah).

Jika ia dima'afkan, maka ia akan masuk surga, jika tidak maka ia akan di siksa kemudian dikeluarkan dari neraka dan dikekalkan di dalam surga(wallahu a'alam).

Adapun Sabda Nabi ''walaupun ia berzina dan mencuri'' adalah hujah bagi ahlus sunah bahwa sesungguhnya orang-orang yang memiliki dosa besar tidak dipastikan masuk neraka, sesungguhnya jika mereka masuk neraka, mereka akan di keluarkan dan diahiri denga kekal di dalam surga.

Dalam kitab yang sama, Imam Nawawi menegaskan bawha orang yang memiliki (dosa) kema'siatan yang besar, dan ia meninggal sebelum bertobat, maka ia berada didalam kehendak Allah. Jika Allah menghendaki, ia akan di ampuni dan dimasukkan ke dalam surga dan menjadikannya sebagaimana pembagian yang pertama. Dan jika Allah menghendaki, ia akan di siksa dengan kadar yang di kehendakinya, lali di masukkan ke surga.

Maka tidak ada seorangpun yang meninggal dalam keadaan meng-esa-kan Allah kekal di neraka walaupun ia melakukan kema'siatan, sebagaimana orang yang meninggal dalam keadaan kufur tidak akan masuk surga  walaupun ia telah melakukan kebajikan. Ini merupakan sebuah ringkasan yang telah di sepakati oleh madzab yang benar yang berkaitan dengan masalah ini.

Dari pemaparan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pelaku kema'siatan yang pada sa'at sekarat maut  mengucapkan dua kalimah syahadat, pada akhirnya ia akan masuk kedalam surga dan kekal di dalamnya, Wallahu a'lam bis shawab.

Dasar pengambilan (1) Oleh al -Ustadz Ibnu Malik:

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ خِرَاشٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنِي حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، أَنَّ يَحْيَى بْنَ يَعْمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا الْأَسْوَدِ الدِّيلِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا ذَرٍّ حَدَّثَهُ، قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ نَائِمٌ عَلَيْهِ ثَوْبٌ أَبْيَضُ، ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَإِذَا هُوَ نَائِمٌ، ثُمَّ أَتَيْتُهُ وَقَدِ اسْتَيْقَظَ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: " مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ " قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: «وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ» قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: «وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ» ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ فِي الرَّابِعَةِ: «عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرٍّ» قَالَ: فَخَرَجَ أَبُو ذَرٍّ وَهُوَ يَقُولُ: وَإِنْ رَغِمَ أَنْفُ أَبِي ذَرٍّ . صحيح مسلم (1/ 95)
Dasar pengambilan (2) oleh al -Ustadz Tamam Reyadi:

وَأَمَّا حُكْمُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِدُخُولِ النَّارِ وَمَنْ مَاتَ غَيْرَ مُشْرِكٍ بِدُخُولِهِ الْجَنَّةَ فقد فَقَدْ أَجْمَعَ عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ فَأَمَّا دُخُولُ الْمُشْرِكِ النَّارَ فَهُوَ عَلَى عُمُومِهِ فَيَدْخُلُهَا وَيَخْلُدُ فِيهَا وَلَا فَرْقَ فِيهِ بَيْنَ الْكِتَابِيِّ الْيَهُودِيِّ وَالنَّصْرَانِيِّ وَبَيْنَ عَبَدَةِ الْأَوْثَانِ وَسَائِرِ الْكَفَرَةِ .........الى ان قال وَأَمَّا دُخُولُ مَنْ مَاتَ غَيْرَ مُشْرِكٍ الْجَنَّةَ فَهُوَ مَقْطُوعٌ لَهُ بِهِ لَكِنْ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبَ كَبِيرَةٍ مَاتَ مُصِرًّا عَلَيْهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ أَوَّلًا وَإِنْ كَانَ صَاحِبَ كَبِيرَةٍ مَاتَ مُصِرًّا عَلَيْهَا فَهُوَ تَحْتَ الْمَشِيئَةِ فَإِنْ عُفِيَ عَنْهُ دَخَلَ أَوَّلًا وَإِلَّا عُذِّبَ ثُمَّ أُخْرِجَ مِنَ النَّارِ وَخُلِّدَ فِي الْجَنَّةِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ وَأَمَّا قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ فَهُوَ حُجَّةٌ لِمَذْهَبِ أَهْلِ السَّنَةِ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَبَائِرِ لَا يُقْطَعُ لَهُمْ بِالنَّارِ وَأَنَّهُمْ إِنْ دَخَلُوهَا أُخْرِجُوا مِنْهَا وَخُتِمَ لَهُمْ بِالْخُلُودِ فِي الْجَنَّةِ وَقَدْ تَقَدَّمَ هَذَا كُلُّهُ مَبْسُوطًا والله أعلم . شرح النووي على مسلم (2/ (97(

Dasar pengambilan (3) Oleh al-Ustadz Tamam Reyadi:

وَأَمَّا مَنْ كَانَتْ لَهُ مَعْصِيَةٌ كَبِيرَةٌ وَمَاتَ مِنْ غَيْرِ تَوْبَةٍ فَهُوَ فِي مَشِيئَةِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ أَوَّلًا وَجَعَلَهُ كَالْقِسْمِ الْأَوَّلِ وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ الْقَدْرَ الَّذِي يُرِيدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى ثُمَّ يُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ فَلَا يَخْلُدُ فِي النَّارِ أَحَدٌ مَاتَ عَلَى التَّوْحِيدِ وَلَوْ عَمِلَ مِنَ الْمَعَاصِي مَا عَمِلَ كَمَا أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَحَدٌ مَاتَ عَلَى الْكُفْرِ وَلَوْ عَمِلَ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ مَا عَمِلَ هَذَا مُخْتَصَرٌ جَامِعٌ لِمَذْهَبِ أَهْلِ الْحَقِّ فِي هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ .
شرح النووي على مسلم (1/ 217)

Daftar Pustaka:
1. Shahih Muslim. lll/372
2.Syarh Nawawi'Ala Muslim. ll/97
3. Syarh Nawawi 'Ala Muslim. 1/217

Sumber:
MTTM (majelis taklim tanah merah Madura)



Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes