Tiga Keistimewaan wanita


Benangmerahdasi -Wanita

oleh: kang mastur

sebuah per-empu-an yang mempesona, suwargo nunut, neroko ?

Musim nikah telah berlalu bersamaan dengan berlalunya tahun 1437 H. Telah kita tinggalkan bulan keduabelas (zulhijjah) dengan segala kejadian dan hiruk pikuknya. Dan tentu tuan-tuan banyak menghadiri akad dan pesta (walimah) pada bulan tersebut dengan segala tatacara masing-masing daerah yang kadang ada intermeso mau’idlah hasanah.

Saya mengatakan intermeso karena dulu pernah diajak bapak saya yang ‘fiqh sentris’ ke suatu walimah. Beliau diminta mauidloh, namun hanya singkat kurang dari lima menit. Katanya ; “ walimah itu tempat dan waktu pesta bukan maqam untuk mauidloh”. Jadi kalau sekarang ada mauidloh saya menyebutnya sebagai selingan (intermeso) saja, meskipun sekarang saya sering dipaksa dadakan untuk mengisi intermeso ini. ha hah

Dalam acara ada khuthbah nikah yang sunnah dan intermeso. Hampir pengkhotbah tidak lupa membaca hadits “KHUBBIBA ILAYYA MIN DUNYAKUM TSALATSUN, ANNISA’U WATHTHIBU, WAJUILAT QURROTU AINI FISHSHOLAH” yang dialih bahasakan dengan " disenangkan padaku dari/dalam duniamu tiga; Wnita, Wewangian dan dijadikan penenang hati saya dalam sholat.". Saya tak habis pikir menagapa dalam riwayat tersebut nabi Muhammad saw mendahulukan wanita, tidak sholat dahulu ?

Tentu urutan itu memiliki maksud tersendiri. Nabi saw diistemewakan dengan “jawamiul kalim” (kalam nya mengandung makna yang menyeluruh) juga “wama yanthiqu anil hawa” (seluruh perkataannya adalah wahyu) , dari sinilah saya masih menganggap bahwa dawuh-dawuhnya juga mukjizat tidak dapat ditiru dan dipersamakan dengan perkataan manusia biasa. Urutannya pun mengandung pesan tertentu, mengapa didahulukan penyebutan wanita.
Bacaan dan ngalamun saya mengatakan ada beberapa hal yang dipesankan dari pendahuluan kata “annisa” tersebut. Diantaranya ;

Pertama; Wanita adalah bagian dari laki laki."min dlil’i adam” (dari tulang rusuk) riwayat Ibn Umar dan Syaikhon, “kholaqo lakum min anfusikum azwajan” (alQur’an). Mengenal bagian termasuk upaya mengenal keseluruhan. Mengenal wanita adalah bagian mengenali diri kita. Padahal “ man arofa nafsahu arafa rabbahu “ (siapa mengenal dirinya maka mengenal Tuhannya”. Dus mengenal wanita dengan segala seluk- beluknya adalah termasuk jalan untuk mengenal Tuhan. Saya tidak mengatakan, bergaullah dengan banyak wanita maka kalian akan lebih mengenal tuhan. Tida, saya tidak berkesimpulan begitu.

Kedua ; Jika wanita (dalam hal ini istri) adalah bagian kita (suami) maka baik buruknya adalah juga baik buruknya kita (suami). sebagaimana kewajiban diri untuk memperbaiki diri sendiri demikian juga kita wajib mendidik dan membimbing istri-istri kita. Kesabaran tingkat tinggi perlu dimiliki oleh suami dalam menghadapi istri.

Ketiga; Tingkat kewajiban menjaga diri kita sama dengan kewajiban menjaga harga diri istri. Sebagaimana kita diharamkan menyakiti diri sendiri demikian juga pada istri baik fisik maupun pshycis. Dalam hal ini Muasyarah bilma’ruf adalah merupakan perlakuan yang harus dilaksanakan.

Dus,, menyakiti istri berarti juga menyakiti diri sendiri.
Keempat; Wanita adalah sosok, jisim. “kebanyakan” dari kita pertamakali menyukainya dari jisimnya. Disini kita diberi isyarat maqom awal adalah cinta zatulloh, kedua adalah sifatulloh yang diungkapkan dengan Thib (bau wewangian) dan selanjutnya adalah asma Alloh yang disini diisyaratkan dengan Sholat.

Kelima; Suwargo nunut, artinya bagian adalah tanggungan keseluruhan. Jika keseluruhannya dalam hal ini laki-laki/suaminya sholeh dan diberi anugerah sorga maka otomatis istri yang merupakan bagiannya akan mengikuti. Tapi jika istri sholikhah laki2nya fajir ? apakah neraka katut ?.
Ada sedikit jawaban, bisa juga pernikahannya hanya karena dunia belaka, bagiannya hanya merupakan bagian di dunia saja, suatu pengecualian. Sebab pernikahan bermacam 3. Pernikahan karena dunia saja yaitu muslim yang menikahi kitabiyyat. Pernikahan karena ahirat saja sebagaimana Nabi saw denan Siti Saudah ra. Dan pernikahan dunia akherat. Jika wanitanya shalihah dan laki2 fajir maka neraka tidak akan katut. Tengok antara Asiah ra dan suaminya Fir’aun.
Dari kehidupan tokoh-tokoh besar Islam dapat dilihat, mereka lebih dekat, lebih sayang dan lebih mengerti pada wanita terutama istri2nya.
Wallohu A’lam
Selamat Tahun Baru Hijriyyah 1438

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes