Berbicara saat Berwuhu atau Mandi Jinabat


BenangmerahDasi - Fiqih bab thoharoh [masih tentang boleh dan tidaknya]

Fiqih bab thoharoh
No: 00202
Hallo Benangmerah
WA:081384451265

DESKRIPSI
Di kisahkan dalam salah satu pesantren putri Mamba'ul Ulum Ketika sudah masuk waktu sholat dzuhur semua Santri Putri yang tidak berhalangan [menstruasi] mengambil wudhu,saking asyiknya mengikuti kajian Kitab Qurrotul Ayyun yang dibawakan oleh gus M Akmaluddin putra mbah yai Fathur El-Rozy pengasuh pondok mamba'ul ulum,beberapa Santri Putri asyik ngobrol sambil berwudhu.

PERTANYAAN
APAKAH BATAL, DALAM BERWUDHU ATAU MANDI JINABAT SAMBIL BICARA..?

JAWABAN
Tidak batal. Berbicara saat mandi wajib tidak membatalkan mandi junub. Sama dengan berbicara saat sedang wudhu..

Imam Nawawi dalam Al-Majmuk 1/490 - 491 ketika menuturkan tentang sunnahnya wudhu menyatakan:

وأن لا يتكلم فيه لغير حاجة.
وقد نقل القاضي عياض في شرح صحيح مسلم : أن العلماء كرهوا الكلام في الوضوء والغسل , وهذا الذي نقله من الكراهة محمول على ترك الأولى , وإلا فلم يثبت فيه نهي ، فلا يسمى مكروها إلا بمعنى ترك الأولى

Artinya:
Dan hendaknya orang yang berwudhu tidak berbicara kecuali ada perlunya. Qadhi Iyadh menyatakan dalam Syarah Muslim: "Ulama memakruhkan berbicara saat wudhu dan mandi junub." Kemakruhan yang dinukil Qadhi Iyadh ini maksudnya adalah meninggalkan keutamaan. Karena tidak ada larangan yang jelas (dari Quran dan Sunnah). Jadi kata 'makruh' di sini bermakna 'meninggalkan yang lebih utama.'
Baca juga: fiqih tentang make UP saat berwudhu
وأما مكروهاته فالإكثار من صب الماء وكثرة الكلام في غير ذكر الله والزيادة على الثلاثة في المغسول وعلى واحدة في الممسوح على الراجح وإطالة الغرة ومسح الرقبة والمكان الغير الطاهر وكشف العورة والله أعلم

( قوله : على الراجح ) أي من القولين السابقين في قوله وهل تكره الرابعة أو تمنع خلاف ( قوله : وكشف العورة ) أي مع عدم من يطلع عليها ، وأما كشفها مع وجود من يطلع عليها غير الزوجة والأمة فهو حرام لا مكروه فقط .

Hasyiyah Addaasuuqi I/104

“Kemakruhan dalam wudhu (menurut madzhab maliki) :
~ Memakai air berlebih
~ Banyak berbicara selain dzikir
~ Menambah lebih dari tiga kali dalam basuhan dan lebih sekali dalam mengusap menurut pendapat yang kuat
~ Memanjangkan basuhan anggauta wudhu
~ Mengusap leher
~ Berwudhu di tempat yang tidak suci
~ Membuka aurat

Keterangan “Membuka aurat” sepanjang tidak ada orang yang melihatnya, tapi bila ada yang melihat aurat yang terbuka saat wudhu tersebut selain istri dan budak wanita hukumnya menjadi haram
Hasyiyah Addaasuuqi I/104

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes