Serba-Serbi Bakar Kemenyan


Benangmerahdasi -Serba-serdi bakar kemenyan

PERTANYAAN
BAGAIMANA HUKUM BAKAR KEMENYAN/ DUPA PADA MALAM JUM'AT DAN EVEN-EVEN TERTENTU..?

JAWABAN:
Oleh JTM

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ “

Imam Abu Zakariya  Muhyiddin bin Yahya bin Syaraf  al- Nawawi di dalam kitabnya (Syarh al Nawawi 'Ala al Muslim) menyebutkan sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Iman Muslim yang menyatakan bahwa Ibnu Umar '' beristijmar'' dengan kayu garu tanpa campuran. atau dengan kafur yang di campur dengan kayu garu, kemudian beliau berkata . '' Demikian Rasullullah shallallahu 'alaihi wa salam 'beristijmar'
al Nawawi menjelaskan bahwa ''istijmar'' adalah menggunakan wewangian dengan melakukan  penguapan  (dengan cara di bakar) dan seterusnya .

Beliau juga menyatakan bahwa hadits tersebut mengindikasikan anjuran memakai wewangian bagi laki-laki sebagaimana di anjurkan bagi perempuan, namun ajuran bagi laki-laki untuk memakainya adalah sesuatu yang dapat memunculkan aroma dan tidak menampakan warna.
Sedang ketika perempuan hendak keluar menuju masjid atau yang lain, Maka makruh baginya memakai setiap wewangian.
Anjurakan lebih ditekankan  bagi laki-laki untuk memakainya  oada hari jum'at dan hari raya ketika hendak menghandiri perkumpulan orang-orang muslim, majelis dzikir, (majelis) ilmu, dan ketika hendak bersama istri.

Dalam sebuah literatur (Bulgah al Thuilab) di jelasakan bahwa membakar kemenyan/ dupa ketika berdzikir dan lain sebagainya, seperti membaca al Qura'an, dan majelis ilmu adalah mendapatkan legimentasi dari hadits Nabi yang menyatakan bahwa beliau mencintai aroma wangi dan wewangian, dan beliau sering memakainya, beliau juga bersabda ''yang aku suka dari dunia kalian adalah wanita dan wewangian, dan aku menjadikannya sebagai penenang dan penyejuk di dalam shalat''

Dari pemaparan tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa hukum membakar kemenyan/dupa pada malam jum'at atau even-even tertentu seperti majelis dzikir dan lain sebagainya adalah boleh dan di anjurkan.

Wallahu a'alam bis shawab.

dasar pengambilan;

(1) : ( كان بن عمر اذا استجمر استجمر بألوة غير مطراة أو بكافور يطرحه مع الألوة ثم قال هكذا كان يستجمر رسول الله صلى الله عليه و سلم ) الاستجمار هنا استعمال الطيب والتبخر به ......... الى ان قال ففي هذا الحديث استحباب الطيب للرجال كما هو مستحب للنساء لكن يستحب للرجال من الطيب ما ظهر ريحه وخفي لونه وأما المرأة فاذا أرادت الخروج إلى المسجد أو غيره كره لها كل طيب له ريح ويتأكد استحبابه للرجال يوم الجمعة والعيد عند حضور مجامع المسلمين ومجالس الذكر والعلم وعند ارادتة معاشرة زوجته ونحو ذلك والله أعلمشرح النووي على مسلم - (ج 15 /10 )
: مسألة ج : إخراق البخور عند ذكر الله تعالى ونحوه كقراءة القرأن ومجلس العلم له أصل في السنة من حيث أن النبي صلى الله عليه وسلم يحب الريح الطيب الحسن ويحب الطيب ويستعملها كثيرا ويخض عليهما ويقول أحب إلي من دنياكم النساء والطيب وجعلت قرة عين في الصلاة. إهـ . بلغة الطلاب 54-53

Daftar pustaka;

1. Syarh al Nawawi 'Ala al Muuslim. XV/ 102. Bulghah al Thaullab.  LIII/ 53-54





Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes