Fiqih Tentang Memanjangkan Celana


Benang merah Dasi - Fiqih tentang memanjangkan celana

APAKAH BENAR MEMAKAI CELANA/ SARUNG DI BAWAH MATA KAKI (ISBHAL) ITU HARAM SEHINGGA WAJIB MEMAKAI CELANA CINGKRANG..?"


Pada dasarnya ...

LARANGAN ISBAL itu jelas, Namun larangan itu tidaklah mutlak seperti yang di tudingkan saudara kita, keharaman jika pemakai sarun/celana di bawah mata kaki itu bertujuan sombong (KHULAYA').

Mari kita simak kajian para Ulama' yang memang ahli Muhaddits tentang ISBAL:

Iman Ibnu Hajar Melarang Isbal jika ada unsur sombong.


ويحرم وهو كبيره إسبال شيء من ثيابه ولو عمامة خيلاء في غير حرب فإن أسبل ثوبه لحاجة كستر ساق قبيح من غير خيلاء أبيح ما لم يرد التدليس على النساء ومثله قصيرة اتخذت رجلين من خشب فلم تعرف ويكره أن يكون ثوب الرجل إلى فوق نصف ساقه وتحت كعبه بلا حاجة لا يكره ما بين ذلك.

Imam Mawardi dalam kitab Al-Inshof juz 1 hal : 473
Mengatakan:

ويكره زيادته إلى تحت كعبيه بلا حاجة على الصحيح من الروايتين وعنه ما تحتهما في النار وذكر الناظم من لم يخف خيلاء لم يكره والأولى: تركه هذا
Dan makruh melebihi sampai bawah mata kaki, tanpa ada hajat menurut pendapat yang shohih..si nadzim menyebutkan jika tidak takut sombong maka TIDAK MAKRUH''

Ibnu Taimiyyah  dalam hal ini bertaqlid dengan pendapat al- Qodhi yang membolehkan ISBAL  jika tanpa khuyala    (sombong): 


وقال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله في شرح العمدة  ص٣٦١ :

(فأما إن كان على غير وجه الخيلاء بل كان على علة أو حاجة أو لم يقصد الخيلاء والتزين بطول الثوب ولا غير ذلك فعنه أنه لا 
بأس به وهو اختيار القاضي وغيره .

Ibnu Tamiyyah berkata dalam kitab Sayrh Umadah;
  ''Adapun jika tidak dengan khuyala (sombong) akan teteapi karena ada alasan atau hajat atau tidak bermakud sombong  dan berhias dengan pakaian panjang dan lainya, maka tidaklah mengapa  dan ini ikhtiyarnya al- Qodhi dan selainya''.

Imam syafi'I sendiri memiliki pendapat lain yang di nukil oleh Iman Nawawi dalam kitab majmu'nya berikut:

لا يجوز السدل في الصلاة ولا في غيرها للخيلاء ، فأما السدل لغير الخيلاء في الصلاة فهو خفيف ؛ لقوله صلى الله عليه وسلم لأبي بكر رضى الله عنه وقال له : إن إزاري يسقط من أحد شقي . فقال لهلست منهم.
''Tidak boleh sadl atau isbal di dalam sholat maupun diluar sholat jika karena sombong. Adapun sadl bukan karena sombong di dalam sholat maka itu dalah Khofif / ringan karena hadits Nabi S.A.W kepada Abu Bakar yang berkata:

 '' Wahai Rosul, sesungguhnya pakainku menyeret ke bumi''.  Maka Nabi menjawab;  ''Kamu bukan karena sombong''.

Hadits dari Ibnu Umar yang di riwayatkan dalam shohih MUSLIM berikut;


من جر إزاره لا يريد بذلك إلا المخيلة فإن الله لا ينظر إليه يوم القيامة.
''Barangsiapa  yang menyeret srungnya, tidak berbuat itu selain sifat sombong, maka allah tidak akan melihatnya di hari kiamat ''. (HR. Muslim).

AL-HASIL
Nash ini sangatlah jelas bahwa ISBAL.(memakai celana / sarung di bawah mata kaki) hukumnya  ''TIDAK HARAM'' Kecuali karena melakukannya  dengan sifat sombong.

dilihat dari sisi yang lain 


TAHQIQUL AQWAL TENTANG MASALAH ISBAL

Jadi begini, setelah saya cek ke kitab masing-masing para ulama, ternyata para ulama' kita telah sepakat mengatakan HARAM jika isbal itu di sertai sifat sombong. Nanti khilafiyahnya adalah ketika orang yang melakukan isbal tapi tidak di sertai  dengan sifat sombong.
Nah, dalam masalah ini para ulama' terbagi menjadi 3 kelompok-kelompok.

    pertama mengatakan isbal hukumnya adalah haram mutlaq.
Baik dia  sombong atau tidak sombong. ini adalah pendapat Al- Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani, ibnul Arobiy, Syaikh Bin Bazz dan Syaikh Al- Utsaimin.

    kedua mengatakan bahwa isbal hukumya makruh.
Dan ini adalah pendapat Al-Imam Ibnu Qudamah daN Al- imam Ibnu Abdil Barr

   ketiga mengatakan bahwa isbal hukumnya mubah atau boleh.
Ini adalah pendapat Al-Imam Abu Hanifah, Al-imam Ahmad Bin Hanbal, Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah dan Al- imam    Asy- Syaukani.

 1. Kita mulai dari  kelompok pertama yaitu ulama'-ulama' yang mengatakan isbal itu Haram secara mutlaq: 

Al-Imam Ibnu Hajar Al-Asqolaniy berkata  dalam kitab fathul bari juz 10 halaman 264 sebagai berikut:

وحاصله أن الإسبال يستلزم جر الثوب وجر الثوب يستلزم الخيلاء ولو لم يقصد اللابس الخيلاء

terjemah; dan hasilnya adalah bahwa isbal itu menyebabkan terseretnya  pakaian dan menyeret pakaian itu menyebabkan sombong. walaupun orang yang berpakaian itu tidak bermaksud demikian. Ibnul Arobi berkata dalam kitab fathul bari yang di nukili oleh Al- Imam Ibnu Hajar Al-Asqolaniy pada juz 10 halaman 264:


قال بن العربي لا يجوز للرجل أن يجاوز بثوبه كعبه ويقول لا أجره خيلاء لأن النهي قد تناوله لفظا ولا يجوز لمن تناوله اللفظ حكما أن يقول لا أمتثله لأن تلك العلة ليست في فإنها دعوى غير مسلمة بل إطالته ذيله دالة على تكبره اه ملخصا وحاصله أن الإسبال يستلزم جر الثوب وجر الثوب يستلزم الخيلاء ولو لم يقصد اللابس الخيلاء

terjemah; bekata Ibnu Arobi'' tidak boleh bagi seorang laki-laki memanjangkan pakaiannya sampai mata-kaki sambil mengatakannya saya tidak memanjangkanya karena sombong. karena larangan itu mencakup lafadz yang di ucapkan, dan hasilnya adalah bahwa isbal itu menyebabkan terseretnya pakaian itu menyebabkan sombong. Walaupun orang yang berpakaian itu tidak bermaksud demikian.
 Syaikh Bin Bazz berpendapat di dalam majalatul buhuts Al- Islamiyah juz 33 halaman 133:

 
والأحاديث في هذا المعنى كثيرة ، وهي تدل على تحريم الإسبال مطلقا ، ولو زعم صاحبه أنه لم يرد التكبر والخيلاء ؛ لأن ذلك وسيلة للتكبر ، ولما في ذلك من الإسراف وتعريض الملابس للنجاسات والأوساخ ، أما إن قصد بذلك التكبر فالأمر أشد والإثم أكبر

terjemah: hadits-hadits dalam hal ini sangat banyak sekali. dan semuanya menunjukan haramnya isbal secara mutlaq. Walaupun yang bersangkutan tidak berniat sombong atau takabbur. Karena hal itu bisa menyebabkan sebagai wasilah takabbur. Dan adanya sifat berlebih-lebihan dan bisa kena najis atau kotoran. Adapun bagi yang benar-benar berniat  sombong maka sudah jelas lebih berat dosanya. Syaikh Al- Utsaimin berpendapat dalam kitab Syarhul Mumti' juz 2 halaman 154:


وأما المحرَّم لوصفه: فكالثوب الذي فيه إسبال، فهذا رَجُل عليه ثوب مباح من قُطْنٍ، ولكنَّه أنزله إلى أسفلَ من الكعبين، فنقول: إن هذا محرَّم لوَصْفه؛ فلا تصحُّ الصَّلاة فيه؛ لأنه غير مأذونٍ فيه، وهو عاصٍ بِلُبْسه، فيبطل حُكمه شرعاً، ومن عَمِلَ عملاً ليس عليه أمرُنا فهو رَدٌّ

terjemah; Adapun sesuatu yang haram karena sifatnya adalah seperti pakaian isbal.seseorang laki- laki yang menurunkan pakaiannya sampai kedua mata kaki  maka hal ini termasuk perbuatan yang haram di lakukan barang. Barang siapa yang mengamalkan sesuatu amaln yang bukan dari agama maka itu tertolak.


2. Kemudian kelompok yang kedua yang mengatakan isbal itu makruh di antaranya: Al-Imam Asy- Syafi'iy berkata dalam kitab Fathul baari yang di nukili oleh Al-Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani juz 10 halaman 263:


وقال النووي الإسبال تحت الكعبين للخيلاء فإن كان لغيرها فهو مكروه وهكذا نص الشافعي على الفرق بين الجر للخيلاء ولغير الخيلاء قال والمستحب أن يكون الإزار إلى نصف الساق والجائز بلا كراهة ما تحته إلى الكعبين وما نزل عن الكعبين ممنوع منع تحريم إن كان للخيلاء وإلا فمنع تنزيه لأن الأحاديث الواردة في الزجر عن الإسبال مطلقة فيجب تقييدها بالإسبال للخيلاء انتهى والنص الذي أشار إليه ذكره البويطي في مختصره عن الشافعي

terjemah: Imam nawawi berkata: isbal dibawah mata-kaki bagi yang sombong. namun jika tidak sombong maka hukumnya makruh. ini juag nash dari Imam Syafi'iy dan di anjurkan pakaian itu sampai  batas betis. Dan di perbolehkan menurunkannya sampai kedua mata kaki dan ada yang di bawah mata kaki maka itu di larang jika karena sombong maka makruh. Karena hadits yang melarang isbal sifatnya mutlaq. Maka harus ditaqyid dengan hadits muqoyyad.  Al- Imam An-Nawawi berkata dalam kitab Al- Minhaj Syarah Shohih Muslim juz 14 halaman 62;


أن الإسبال يكون في الإزار والقميص والعمامة وأنه لايجوز إسباله تحت الكعبين إن كان للخيلاء فإن كان لغيرها فهومكروه وظواهر الأحاديث في تقييدها بالجر خيلاء تدل على أن التحريم مخصوص بالخيلاء وهكذا نص الشافعى على الفرق كماذكرنا وأجمع العلماء على جواز الإسبال للنساء وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم الإذن لهن في إرخاء ذيولهن ذراعا والله أعلم وأما القدر المستحب فيما ينزل إليه طرف القميص والإزار فنصف الساقين كما فى حديث بن عمر المذكور وفي حديث أبي سعيد إزارة المؤمن إلى أنصاف ساقيه لاجناح عليه فيما بينه وبين الكعبين ما أسفل من ذلك فهو في النار فالمستحب نصف الساقين. والجائز بلا كراهة ماتحته إلى الكعبين فما نزل عن الكعبين فهو ممنوع فإن كان للخيلاء فهو ممنوع منع تحريم والافمنع تنزيه وأما الأحاديث المطلقة بأن ماتحت الكعبين في النار فالمراد بها ما كان للخيلاء لأنه مطلق فوجب حمله على المقيد والله أعلم

terjemah: sesungguhnya isbal ada pada sarung, baju dan imamah. dan tidak boleh isbal sampai di bawah kedua mata kaki jika karena sombong maka hukumnya makruh. dan dzohir hadits mutlaq itu harus di khususkan makanya dengan hadits maqoyyad . Inilah nash dari Imam Syafi'iy pada ulama sepakat bolehnya isbak bagi seorang wanita karena nabi telah mengizinkan bagi wanita. Dan di anjurkan pakaian itu sampai batas betis , dan di perbolehkan menurunkannya  sampai kedua mata kaki .dan apa yang ada di bawah mata-kaki maka itu di larang jika karena sombong. jika tidak sombong maka makruh, karena hadits ancaman neraka adalah khusus bagi yang sombong dan haditsnya mutlaq. Maka wajib di pahami maknanya dengan hadits yang muqoyyad.


Al-Imam Ibnu Qudamah berkata dalam kitab Al- Mughni juz 1 halaman 418;


ويكره إسبال القميص والإزار والسراويل؛ لأن النبي - صلى الله عليه وسلم - أمر برفع الإزار. فإن فعل ذلك على وجه الخيلاء حرم، لأن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: «من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه» . متفق عليه

terjemah: dan di makruhkan isbal pakaian, sarung dan celana karena Nabi memerintahkan untuk menaikkan pakaian. jika di lakukan karena sombong maka haram. Karena Nabi mengatakan barang siapa memanjangkan pakaian sombong maka allah tidak akan melihatnya . Al-Imam Ibnu Abdil Barr berkata dalam kitab fathul barri yan di nukili oleh Al-Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani juz 10 halaman 263:

 
قال ابن عبد البر : مفهومه أن الجر لغير الخيلاء لا يلحقه الوعيد إلا أن جر القميص وغيره من الثياب مذموم على كل حال

terjemah; Ibnu Abdil Barr berkata: '' maksudnya adalah bahwa isbal tanpa sombong tidak termasuk didalamnya ancaman neraka. Akan tetapi hal itu termasuk perbuatan tercela.


3.   Selanjutanya kelompok yang ketiga yang mengatakan  isbal itu boleh atau mubah: Al-Imam  Abu Hanifah berkata  dalam kitab Al- Adab Asy- Syari'iyahyang dinukili oleh Ibnu Mufilih juz 3 halaman 521:


قال صاحب المحيط من الحنفية وروي أن أبا حنيفة - رحمه الله - ارتدى برداء ثمين قيمته أربعمائة دينار وكان يجره على الأرض فقيل له أولسنا نهينا عن هذا؟ فقال إنما ذلك لذوي الخيلاء ولسنا منهم، واختار الشيخ تقي الدين - رحمه الله - عدم تحريمه ولم يتعرض لكراهة ولا عدمها

terjemah : berkata sohibul muhit dari kalangan hanafiyah dan di riwayatkan bahwa Abu hanifah memanjangkan selendangnya. dan menyeretnya sampai mengenai ketanah kemudian di tanya bukankah kita di larang..? beliau menjawab "larangan itu bagi orang yang sombong dan kita bukan orang yang sombong. Begitu juga dengan Ibu Taimiyah  memilih pendapat  tiadak adanya keharaman dan tidak menganggapnya makruh.
 Al- Imam Ahmad Bin Hanbal berkata dalam  kitab Al-Adab Asy- Syari'iyah yang di nukili oleh Ibnu Mufih juz 3 halaman 521:


:وقال في رواية حنبل: جر الإزار إذا لم يرد الخيلاء فلا بأس به وهذا ظاهر كلام غير واحد من الأصحاب - رحمهم الله


terjemaj: berkata Imam Ahmad" Menyeret pakaiana jika tidak sombong maka tidak apa-apa. dan ini pendapat Ashab Hanabilah .
 Syaikuh Islam Ibnu Tamiyah berkata dalam kitab Syarh Umadah Al- Fiqh juz 1 halaman 361:

 
ويكره إسبال القميص ونحوه إسبال الرداء وإسبال السراويل والإزار ونحوهما إذا كان على وجه الخيلاء وأطلق جماعة من أصحابنا لفظ الكراهة وصرح غير واحد منهم بان ذلك حرام وهذا هو المذهب بلا تردد. قال أبو عبد الله ( أحمد بن حنبل )لم احدث عن فلان كان سراويله شراك نعله وقال ما أسفل من الكعبين في النار والسراويل بمنزلة الإزار لا يجر شيئا من ثيابه. فأما أن كان على غير وجه الخيلاء بل كان على علة أو حاجة أو لم يقصد الخيلاء والتزين بطول الثوب ولا غير ذلك فعنه أنه لا بأس به وهو اختيار القاضي وغيره وقال في رواية حنبل جر الإزار وإرسال الرداء في الصلاة إذا لم يرد الخيلاء لا بأس به

Terjemah; dimakruhkan isbal pakaian, selendang, celana dan sarung jika karena sombong. ada juga yang mengatakan makruh dan ada juga yang mengatakan haram. dan ini adalah madzhab  hanbali. Berkata Imam Ahmad "seorang yang memanjangkan kaianya  sampai di bawah mata kaki adalah di neraka. Namun jika karena tidak sombong maka tidak apa-apa dan ini juga pendapat Al-qodhi. Dan juga Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah oleh Ibnu Mufilih juz 3 halaman 521:


واختار الشيخ تقي الدين - رحمه الله - عدم تحريمه ولم يتعرض لكراهة ولا عدمها

terjemah: dan Syaikhus Islam Ibnu Tamiyah memilih pendapat tidak adanya keharaman dan tidak mengagapnya makruh.

 Al-Imam Asy-Syaukani berkata dalam kitab Nailul Author juz 2 halaman 132-133:

وقد عرفت ما في حديث الباب من قوله - صلى الله عليه وسلم - لأبي بكر: " إنك لست ممن يفعل ذلك خيلاء " وهو تصريح بأن مناط التحريم الخيلاء، وأن الإسبال قد يكون للخيلاء، وقد يكون لغيره فلا بد من حمل قوله " فإنها المخيلة " في حديث جابر بن علي أنه خرج مخرج الغالب، فيكون الوعيد المذكور في حديث الباب متوجها إلى من فعل ذلك اختيالا، والقول بأن كل إسبال من المخيلة أخذا بظاهر حديث جابر ترده الضرورة، فإن كل أحد يعلم أن من الناس من يسبل إزاره مع عدم خطور الخيلاء بباله، ويرده ما تقدم من قوله - صلى الله عليه وسلم - لأبي بكر لما عرفت

terjemah; Aku telah tahu tentang hadits tersebut (sesunguhnya kamu bukan termasuk orang yang berbuat sombong) menunjukan bahwa illat keharaman adalah sifat sombong. karena juga isbal  kadang karena sombong dan kadang juga bukan karena sombong. maka ancaman neraka adalah bagi orang yang sombong. adapun yang mengatakan isbal itu semuanya karena sombong maka pendapat ini di tentang oleh hadits Abu Bakar.


Dalil - dalil tentang isbal:

Hadits yang umum atau mutlaq diantaranya:


:َعنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ


Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda: '' Apa saja yang melebihi dua mata kaki dari kain sarung, maka tempatnya di neraka, Hadits yang muqoyyah diantaranya:


عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنْ الْخُيَلَاءِ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلَاءَ

Dari salim, dari ayahnya, Bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:  " Barang siapa yang menjulurkan pakaiannya  dengan sombong maka allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat nanti. " Abu Bakar berkata. '' Wahai Rasulallah, sesunguhnya aku salah seorang yang celaka, kainku turun, sehingga aku selalu memeganginya . ''Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda ; '' Sesunguhnya kamu bukan termasuk orang yang melakukan nya karena kesombongan dan sebenarnya masih banyak lagi dalil-dalilnya.

Intinya para ulama kita berselisih pendapat tentang cara memahami hadits  dan cara metode yang di gunakan dalam mengambil kesimpulan hukum.


ada yang menggunakan kaidah ushul " Al- Mutalaq mahmul 'Alaa AL- Muqoyyad'' dan ada juga yang lebih mengutamakan pakai hadits yang mutaq dari pada muqoyyad.

Lebih jelasnya baca saja di kitab aslinya maka akan kita temukan hujjah-hujjah atau dalil-dalil serta al;asan-alasan yang di gunakan oleh masing-masing ulama'
 Intinya memang masalah isbal ini adalah masalah khilafiyah yang di dalamnya terdapat ijtihad -ijtihad para ulama dalam memahami nash hadits  dan pengambilan hukum  (istinbat).

Kalau ada ungkapan "ternyata isbal haram'' kata siapa?? ya jawabnya adalah kata ulama'  kelompok pertama tadi.

Dan jika ada ungkapan, " ternyata isbal boleh" kata siapa ?? ya kata ulama kelompok ketiga tadi.



silahkan kita menjalankan yang menjadi keyakinan yang menurut kita adalah benar dengan merujuk pada aqwal para ulama kita tanpa ada sikap pengingkaran terhadap yang lain.

semoga Allah Ta'ala memberikan pahala dan di nilai sebagai upaya taqarrub bagi siapa saja yang menaikan pakaiannya di atas mata kaki atau setengah betis , tanpa harus diiringi sikap merasa palaing benar, keras, dan justru sombong karena merasa sudah menjalankan sunah.


  

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes