oleh: mbah yai ubaidillah
Syaikh Jabir yang mulia
Bagaimana seseorang bisa memaafkan pada gerombolan yang telah merepotkan dan mencuri tunggangannya di padang pasir, gersang. Dan bahkan menasihati untuk segera bertaubat. Itulah syaikh Jabir sehingga masyhur di seantero dunia maya. Alangkah mulianya.
Jauh dipedalaman pelosok, kyai guruku jika ada pencuri terong, lombok atau singkong tanamannya beliau merunduk takut kalau terlihat malingnya. Khawatir jika barang curiannya tidak maksimal. Jika terpaksa diketahui malingnya beliaupun sepulang dari tegalannya mengunduh panenan untuk diantarkàn ke rumah maling tersebut.
Bahkan sedih dan duka ketika barangnya hilang bukan karena hilangnya, tapi keraguan barangkali barang tersebut hasil dari perbuatan kharam beliau. Kyaiku sehari tidak mau makan minum meski tak berpuasa, setelah kambing piaraannya diambil maling. Beliau lalu memanggil santrinya dan bertanya dengan gaya interogasi ; " Dimana saja engkau merumputkan kambing itu ?. Di tanah siapa ? di lahan siapa,,, bla bla bla " . Barangkali rumput itu diambil dari lahan milik orang lain yang belum diketahui ridlonya.
Atau barangkali kehilangan itu shodaqoh yang dipaksakan ?. Sungguh keterlaluluan mungkin kyaiku, beliau tega mengusir menantunya gara-gara memberi rajah tegalan hingga pencuri yang mengambil panenannya tidak bisaa bergerak meninggalkan tegalan.
Akibatnya ; kalautoh kelahiran anak bisa diatur waktunya maka ketika anak2 orang yang pernah mencuri itu mau lahir pasti minta saran kepada kyaiku sebaiknya kapan anak kami keluar dari rakhim ibunya.
Mereka, guru2ku, kyaiku adalah viral di medsos para malaikat. Rakhimahumulloh wanafaana biulumihim fiddarain wajmakna maahum fi jannatik.
Post a Comment