Kajian Tasawuf Tentang Ilmu Lahiri dan Iradah |
Kitab: Kimi'aussa'adah
Karangan: Imam Ghazali
Nomor: 020
====================
بسم الله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع سنته واكتفى آثاره وبعد:
Logika kita mengatakan bahwa seorang manusia tidak mungkin menempati dua tempat pada saat yang bersamaan. Penetapan ini berlaku pada setiap orang tanpa terkecuali.
Maka dapat dimengerti bahwa kemampuan indera(penglihatan)tidak akan pernah menjangkau seluruh manusia kecuali terhadap orang-orang tertentu saja(sebatas yang terjangkau oleh keterbatasan penglihatannya).
Maka kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap manusia secara keseluruhan, melampaui apa yang dapat terjangkau oleh panca Indra. Begitulah, jika sekiranya anda memahami hal ini, maka pemahaman anda terhadap ilmu yang bersifat teoritis akan lebih jelas dan menonjol terhadap ilmu lahiri, yaitu yang menyangkut segala yang dapat dinalar.
Baca Juga: Kajian Tasawuf Tentang keistimewaan hati manusiaAdapun iradah, jika ia mengetahui dampak sesuatu perkara dan cara pemecahannya dengan akalnya, maka akan timbullah keinginan kuat dalam dirinya untuk mewujudkan kemaslahatan, dan mendeteksi sebab-sebabnya serta memiliki kemauan untuk memperoleh kemaslahatan tersebut. Itu bukanlah keinginan(iradah)nafsu dan bukan pula keinginan binatang.
Bahkan ia adalah kebalikan si nafsu. Nafsu menghindari operasi dan bekam misalnya, sedangkan akal bahkan menghendaki, mencarinya dan tidak segan-segan mengeluarkan harta untuk keperluan tersebut. Nafsu mempunyai kecendrungan kearah kelezatan makanan ketika sedang sakit, sementara akal justru menjahuinya. Yang demikian ini tidak datang dari nafsu.
Bersambung..
Senin 8 Januari 2018
Aba Abror Al Muqoddam
DASI Dagelan Santri Indonesia
Post a Comment