Benangmerahdasi.com -Benang merah Daasi Fiqih Udkiyah (serba- serbi Qurban)
Hallo benang Merah
WA : 081384451265
Pertanyaan:
Bolehkah orang yang berqurban atau wakilnya menjual sebagian daging atau kulit hewan Qurban dan bolehkah menjadikannya sebagai upah tukang jagal ?
Jawaban:
Imam Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf al-Nawawi di dalam kitabnya (al-Majmu' Syarh al-Muhaddzab) mengungkapkan bahwa penjelasan Imam Syafi'i dan sahabat-sahabatnya menyatakan bahwa tidak diperbolehkan menjual sesuatu dari hadiah dan qurban, baik bersetatus nadzar atau sunah, baik daging, lemak, kulit, tanduk, bulu dan lain sebagainya. Dan tidak boleh menjadikan kulit juga yang lain sebagai upah tukang jagal.
Orang yang berqurban atau pemberi hadiah harus mensedekahkannya atau ia (boleh) mengambil bagian yang dapat dimanfaa'atkan seperti kulit untuk dijadikan wadah air, timba, tapak kaki (Muzah) dan lain sebagainya.
Imam al-Haramain menceritakan bahwa penulis kitab ''al-Taqrib'' menceritakan sebuah pendapat yang langka yang menyatakan kebolehan menjual kulit dan mensedekahkannya berupa nilai nominal serta didistribusikan ditempat pendistribusian qurban.
Baca juga: Jenis Hewan yang sah untuk di Kurbankan
Pendapat yang shahih yang populer yang dipaparkan oleh Imam Syafi'i dan diperkuat oleh mayoritas ulama' menyatakan bahwa penjualan semacam ini tidak diperbolehkan sebagaimana tidak diperbolehkan menjual untuk dirinya sendiri dan menjual daging serta lemak. Sahabat kami berkata ''tidak ada perbedaan tentang batalnya menjualan antara menjual sesuatu yang bermanfa'at dirumah dan yang lain".
Dan sunnah mensedekahkan keranjang serta tali pengikatnya, namun hal itu tidaklah wajib. Hal ini dipaparkan oleh Imam al-Bandaniji dan yang lain.
Imam Taqiyuddin al-Hishni di dalam kitabnya (Kifayah al-Akhyar) juga menjelaskan bahwa tempat (bagian) hewan kurban yang bermanfa'at tidak boleh di jual bahkan kulitnya, dan tidak boleh menjadikannya sebagai upah tukang jagal walaupun bersetatus (kurban) sunah.
Orang yang berkurban harus mensedekahkan dan ia boleh mengambil bagian yang bermanfa'at yakni tapak kaki, sepatu, timba atau yang lain dan tidak boleh menjadikannya sebagai upah. Sedang tanduk adalah sebagaimana kulit.
Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa diperbolehkan menjual dan mensedekahkan nilai nominalnya lalu dipergunakan untuk membeli sesuatu yang bermanfaat di rumah. Hal ini dianalogikan dengan daging.
Syaikh Sulaiman al-Jamal di dalam kitabnya (Hasyiyah al-Jamal) juga mengingatkan bahwa wakil adalah orang yang terpercaya, karena ia merupakan kepanjangan tangan orang yang mewakilkannya dalam kekuasaan dan pendistribusian, maka kekuasaan laksana orang yang diwakilkan.
Imam Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Syirazi: Abu Ishaq di dalam kitabnya (al-Muhaddzab) juga mengingatkan bawha wakil tidak memiliki wewenang dalam pendistribusian kecuali berdasar izin orang yang mewakilkan, baik (izin) melalui ucapan atau convensi, karena pendistribusian adalah berdasar izin.
Syaikh Ibrahim al-Baijuri di dalam kitabnya (Hasyiyah al- Baijury) juga menambahkan bahwa keharaman menjadikan sebagai upah tukang jagal karena searti dengangan menjual. Jika ia diberi namun tidak sebagai upah melainkan sedekah, maka hal itu tidaklah haram. Ia boleh menghadiahkannya dan menjadikannya wadah air atau tapak kaki dan lain sebagainya seperti menjadikan sebagai tudung tutup kepala, ia juga boleh meminjamkannya namun mensedekahkannya lebih utama.
Hal ini di dalam kontek kurban sunah. Sedang kurban yang bersetatus wajib harus disedekahkan beserta kulitnya, sebagaimana uraian di dalam kitab "al-Majmu''. Adapun tanduk adalah sebagaimana kulit dalam hal yang telah di paparkan.
Dari pemaparan tersebut di atas dan mengacu pada pendapat Ilmuan dari kalangan madzhab Syafi'i, dapat di ketahui bahwa tidak diperbolehkan menjual bagian dari hewan kurban termasuk kulitnya, juga tidak boleh menjadikannya sebagai upah tukang jagal, namun jika tidak sebagai upah melainkan sebagai sedekah, maka hal itu tidak dilarang. Ketentuan semacam ini juga berlaku bagi wakil, karena wakil adalah kepanjangan tangan orang yang mewakilkan,
Dasar Pengambilan (1).
واتفقت نصوص الشافعي والاصحاب على انه لا يجوز بيع شئ من الهدي والاضحية نذرا كان أو تطوعا سواء في ذلك اللحم والشحم والجلد والقرن والصوف وغيره ولا يجوز جعل الجلد وغيره اجرة للجزار بل يتصدق به المضحي والمهدي أو يتخذ منه ما ينتفع بعينه كسقاء أو دلو أو خف وغير ذلك * وحكى امام الحرمين ان صاحب التقريب حكى قولا غريبا انه يجوز بيع الجلد والتصدق بثمنه ويصرف مصرف الاضحية فيجب التشريك فيه كالانتفاع باللحم * والصحيح المشهور الذي تظاهرت عليه نصوص الشافعي وقطع به الجمهور انه لا يجوز هذا البيع كما لا يجوز بيعه لاخذ ثمنه لنفسه وكما لا يجوز بيع اللحم والشحم * قال اصحابنا ولا فرق في بطلان البيع بين بيعه بشئ ينتفع به في البيت وغيره والله أعلم * ويستحب أن يتصدق بجلالها ونعالها التى قلدتها ولا يلزمه ذلك صرح به البندنيجي وغيره والله أعلم . المجموع شرح المهذب - (ج 8 / ص 419
Dasar Pengambilan (2)
واعلم أن موضع الأضحية الانتفاع فلا يجوز بيعها بل ولا بيع جلدها ولا يجوز جعله أجرة للجزار وإن كانت تطوعا بل يتصدق به المضحي أو يتخذ منه ما ينتفع به من خف أو نعل أو دلو أو غيره ولا يؤجره والقرن كالجلد وعند أبي حنيفة رحمه الله أنه يجوز بيعه ويتصدق بثمنه وأن يشتري بعينه ما ينتفع به في البيت لنا القياس على اللحم وعن صاحب التقريب حكاية قول غريب أنه يجوز بيع الجلد ويصرف ثمنه مصرف الأضحية والله أعلم. كفاية الأخيار - (ج 1 / ص 533
Dasar Pengambilan (3)
قوله والوكيل أمين أي لأنه نائب عن الموكل في اليد والتصرف فكانت يده كيده ولأن الوكالة عقد إرفاق ومعونة والضمان مناف لذلك ا ه سم. حاشية الجمل على المنهج لشيخ الإسلام زكريا الأنصاري - (ج 6 / ص 704
Dasar Ppengambilan (4)
ولا يملك الوكيل من التصرف إلا ما يقتضيه إذن الموكل من جهة النطق أو من جهة العرف لان تصرفه بالإذن فلا يملك إلا ما يقتضيه الإذن والإذن يعرف بالنطق وبالعرف. المهذب - (ج 1 / ص 350
Dasar Pengambilan (5)
(قوله ويحرم ايضا جعله اجرة للجزار) اى لانه في معنى البيع فان اعطاه له لا على انه اجرة بل صدقة لم يحرم وله اهداؤه وجعله سقاء او خفا او نحو ذلك كجعله فروة وله اعارته والتصدق به افضل وهذا في اضحية التطوع اه. واما الواجبة فيجب التصدق بجلدها كما في المجموع والقرن مثل الجلد فيما ذكر. . حاشية الشيخ ابراهيم البيجوري-2-566-567
Daftar Pustaka:
1. Al-Majmu' Syarh al-Muhaddzab. Vlll/419
2. Kifayah al-Akhyar. l/553
3. Hasyiyah al-Jamal. Vl/704
4. Al-Muhaddzab. l/350
4. Al-Muhaddzab. l/350
5. Hasyiyah al-Baijury. ll/566-567
Post a Comment