Konsep Perningkahan


Benangmerahdasi.com -Konsep perningkahan 
sabrang mowo damar panuluh[putra cak nun]

Jumat sore, di sela-sela menunggu kedatangan tim
dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ke sekolah, saya sempat berdiskusi dengan rekan-rekan guru muda (muda disini dapat diartikan sebagai guru yang belum menikah, masih sendiri, bahasa gaulnya jomblo, hehe).

Semakin sore obrolan semakin seru dan sampailah pada topik "pernikahan".
Alhasil, salah seorang teman memberikan nasihat begini:
Rabi iku dudu mencari bahagia, lha kuwi konsep salah kuwi, rabi kok mencari bahagia…
Sopo sing wis rabi golek bahagia..?

Tak jamin kecewa kowe… Makanya ada konsep bahwa kawin di lima tahun pertama di jamin goyah… nanti setelah lewat lima tahun stabil, karena konsep rabi golek bahagia…!
Ketika sebelum rabi kamu harus menemukan bahagia dalam dirimu sendiri, kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri. Dan ketika kowe rabi urusannya adalah membagi dan memberi kebahagiaan.
Lagi-lagi kita tertipu oleh peribahasa “Badai pasti berlalu”, kan ngono kalimate..? Do lali, nek hari yang cerah ki yo berlalu..podo wae…tok pikir badai berlalu njuk entek ra ono badai neh? Yo ono kok mestine…urip kok… Iki sing jomblo bahaya, njuk do wegah rabi iki…”

(Sabrang Mowo Damar Panuluh, "Noe" Letto)
Nasihat itu nampaknya memang sangat benar. Konsep pernikahan dalam Islam sakinah, mawaddah, warrahmah. Perlu persiapan mental, spiritual, dan material untuk menjalani biduk rumah tangga dalam sebuah ikatan pernikahan.

Setidaknya perlu 5F untuk menjalani keluarga baru, yaitu
#Fikir, #Fisik, #Finansial, dan #Future (masa depan). Menikah jangan mengajak pasangan untuk hidup menderita, tetapi harus lebih membahagiakannya. Ehm, ah nampaknya ini nasihat untuk diri sendiri. Sudah sudah... Lanjut aktivitas, memulai jalan baru menuju kebahagiaan itu... Salam...

jum'at menjelang magrib
05 junie 2011

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © benangmerahdasi.com. Designed by OddThemes & VineThemes